Semangat jangan terharu!!
_________________________________________Di cafe skenario sudah ada Naqeeb dengan mobilnya berisikan 6 kardus coklat.
"Wah banyak banget!!" Seru Biya.
"Dari chat pertama kita bertiga juga sudah saya print untuk di masukkan kedalam kardus, barang-barang yang di beri si kembar juga sudah saya susun rapi. Birkan semuanya jadi kenangan tak peduli apa yang terjadi di dalamnya" ujar Naqeeb panjang lebar.
Ketiganya pun memindahkan kotak-kotak itu di 3 lemari yang sudah mereka pesan ke pemilik cafe.
Biya, Uja dan Naqeeb membuka atribut tersembunyi mereka satu-persatu di meja pojok cafe yang senantiasa menjadi tempat tongkrongan mereka.
Earphone dan pulpen yang di buat Naqeeb ia masukkan kedalam sebuah kotak mini berwarna hitam.
"Permisi kak" sapa Biya yang kini tengah berada di dekat pelayan yang selalu mengucapkan selamat datang tiap kali mereka datang bahkan ia menciptakan sebuah sapaan pada anak-anak remaja itu.
"Eh adek toh, kenapa?"tanyanya.
"Boleh minta tolong?" Tanya Biya.
"Boleh-boleh, minta tolong apa ya?" Tanya pelayan itu.
"Fotoin kita bertiga di meja pojok situ, buat jadi kenang-kenangan" ucap Biya, pelayan itu mengangguk lalu meraih camera analog dari Biya.
Ckrek!!.
Naqeeb berlari ke sekitar Thamrin city mencari tempat print foto, lalu mendapati satu tempat cuci foto di ujung jalan.
"Hah... Hah...." Deru nafasnya terdengar memburu.
"Permisi pak hah.... Hah..." Ucapnya dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
"Eh masnya mau ngapain ya?" Tanya mas-mas print.
"Mau cetak foto" ucap Naqeeb yang sudah bisa menormalkan deru nafasnya.
Sekitar 5 menit berlalu Naqeeb kembali berlari kearah Monas.
Sesampainya di cafe ia mendapati Biya yang tengah menyelesaikan mengetik ceritanya itu.
"Duh endingnya mau aku gimanain ya?" Gumam Biya.
"Guys!! Nih sama-sama satu terus yang tiganya lagi mau saya tempel di pintu lemari kita" ucap Naqeeb.
Biya dan Uja menerima selembar-selembar foto yang di berikan Naqeeb.
"Lucu banget!!" Pekik Biya kegirangan.
"Wah!! Kirim versi filenya ya nanti!!" Seru Uja.
"Saya mau naik lagi ke atas, kotak tadi mana?" Tanya Naqeeb.
Biya menyodorkan kotak yang ia simpan di sisi kirinya sedari tadi. "Ini sepertinya bagus deh kalo di sini" gumam Biya sambil mencocokkan di laptopnya.
Ia mencoba menggunting latar foto itu lalu menempelnya dengan full plester transparan di bagian bawah keyboardnya.
"Wah cantik, bi!!" Seru Uja melihat apa yang di buat oleh Biya.
------------------------------------------------------------
Sesampainya di rumah Biya menemukan Irsyad yang membereskan barang-barangnya.
"Loh syad mau kemana?" Tanya Biya.
"Kak, kakek meninggal...." Ucapnya sambil berbalik menunjukkan matanya yang sudah membengkak.
Biya yang mendengar itu seketika terdiam.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK GENIUS [REVISI]
Random"selamanya bukan hanya tentang cinta apalagi uang tapi otak,etika, dan iman pengujiannya lebih dari apapun" Biya, nama panggilannya. Peraturan pemerintah membuat gadis itu harus di pindahkan ke sekolah khusus anak-anak dengan IQ di atas rata-rata, n...