Semangat puasanya!
_________________________________________Sore ini Biya berniat masuk mengaji sore, dimana banyak anak-anak SD hingga TK yang masuk.
"Eh Biya, tumben masuk sore?" Tanya ummi Najla.
Biya tersenyum, lalu menyalami tanga ummi Najla. "Bosen nunggu Maghrib mi, jadi Biya datang cepat sekalian sholat di sini nanti" ucapnya.
"Duuuh kak Rasya nya masih di kampus, kalo kamu mau bisa bantu ummi ngajarin adek-adeknya tidak?" Ujar ummi Najla.
Biya lantas mendekat kearah anak-anak itu lalu duduk di hadapan mereka. "Kalo gitu ini bagi dua ya ummi?" Tanya Biya.
"Kamu ajari adik-adikmu yang perempuan saja biar tidak terlalu sulit, Bira yang laki-laki ummi yang ajari" jawab ummi Najla sambil memisahkan anak-anak itu.
2 jam berlalu, anak-anak itu baru saja di pulangkan sedangkan ummi Najla sudah kembali ke dalam rumah karena tidak enak badan.
Biya pun membaca buku-buku yang tersimpan rapi di rak pojok.
"Assalamu'alaikum."
Biya yang mendengar suara seseorang di luar pun keluar untuk melihat. "Wa'alaikumussalam" jawabnya.
Di depan rumah terlihat seorang laki-laki tengah membelakanginya menggunakan gamis abu-abu kecoklatan.
Laki-laki itu lantas berbalik. Biya terperangah saat melihat siapa laki-laki itu.
"Loh Bi? Kamu sedang apa di sini" tanya laki-laki itu. "Seharusnya aku yang nanya kamu ngapain kesini?."
"Ini rumahnya Abah Atur kan?" Tanya laki-laki itu lagi, Biya mengangguk. "Saya ingin bertemu bang Ari" ucapnya.
"Ustadz Ari? Ia sedang tidak ada di sini" ucap Biya.
"Saya akan menunggu" ucapnya laluasuk begitu saja ke rumah Abah Atur.
"Ummi sedang tidur jangan ribut!" Teriak Biya dari bangunan TPQ.
Gadis itu pun kembali ke dalam untuk moroja'ah surah Al Mulk.
Adzan pertanda waktu Maghrib tiba terdengar nyaring. Membangunkan Biya dari tidurnya.
Astagfirullah! Kenapa aku bisa ketiduran!? -Biya.
Biya berjalan kearah keran depan TPQ untuk wudhu, setelah wudhu ia mendapati Ustadz Ari dan Abah Atur baru saja keluar dari rumah.
Lah terus yang adzan? -Biya.
"Eh Biya, tumben sekali sholat di sini" sapa ustadz Ari yang lebih ke nyindir sih karena Biya memang pernah menolak sholat di TPQ katanya sih keburu tadz, nanti kalo yang imam-in adek -adek itu kan nambah ruet!.
Biya terkekeh, lalu menyalami Abah dan ustadz dengan melapisi tangannya menggunakan mukenah.
"Lah tadz yang adzan siapa? Kalo ustadz sama Abah di sini" Tanya Biya.
"Sepupu saya yang pernah di ceritakan Rasya kalo ngga salah dia cerita ke kalian dia Hafidzah Gontor, dia berkunjung kemari untuk membantu menyimak hafalan yang tengah dalam fase pengulangan. Kalo gitu kamu naiknya bareng Rasya aja daripada nanti sendiri cewek di atas " jelas ustad Ari. Biya pun mengangguk lalu bergeser ke samping sambil menundukkan kepalanya memberi jalan ustadz Ari dan Abah Atur.
"Siapa? Oh si Ghiffari udah ketemu dong tadi sore sama ustadz kan ya?" Gumam Biya sambil mengenakan mukenah nya.
"Assalamu'alaikum, hai Biya" sapa ustadzah Rasya yang baru saja datang.
Biya pun menjawab salam dari ustadzah tempatnya mengaji itu, lalu melangkah menaiki tangga bersama.
Saat Biya menginjakkan kakinya di tangga terakhir ia mengedarkan pandangannya dan tak sengaja matanya bertemu dengan mata orang yang begitu familiar ia lihat. Gadis itu langsung saja membuang muka memtuskan pandangan begitupun sebaliknya laki-laki itu ikut memutuskan pandangannya.
Setelah sholat berjama'ah Jauza datang bersama Irsyad dan Ronald. Kedua orang itu mengerutkan keningnya melihat orang yang tengah duduk di samping Abah dan ustadz Ari.
Jauza duduk di dekat sahabatnya itu, lalu berbisik pada Biya. "Biya ini teh serius mau nanya."
Namun pertanyaan Uja terpotong oleh suara mic yang di nyalakn ustadzah Rasya.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakathu" salam Abah Atur.
Remaja-remaja yang mengisi ruangan itu seketika menoleh sambil menjawab salam Abah.
"Perkenalkan yang di sebelah Abah adalah adik sepupu ustadz Ari dan ustadzah Rasya namanya Elffazi Atarja, kalian mau panggil apa aja boleh katanya" ujar Abah Atur.
"El akan menyimak kalian yang sedang dalam fase moroja'ah bersama ustadzah Rasya. Biya, Jauza, Irsyad dan Ronald bisa di simak sama El ya" ucap Abah.
Biya dan Uja kompak mengangkat tangannya. "Maaf bah, apa tidak bisa Biya di simak ustadzah Rasya saja?" Tanyanya.
Uja menyetujui perkataan Biya dengan anggukan. "Iya Abah Uja juga mau di simak ustadzah Rasya saja" ucapnya.
"Baiklah jika begitu kavin dan Ali bisa di simak El ya" ucap Abah beralih ke dua remaja laki-laki di pojokan yang juga tengah dalam fase moroja'ah.
Sepulang mengaji Uja mentraktir Biya sobak alias sosis bakar di depan TPQ.
"Baru tau gue kalo dia adalah orang yang di ceritain ustadzah Rasya awal-awal gue masuk" ucapnya.
"Jadi nama indonesia-nya Naqeeb Elffazi Atarja" gumam Uja yang masih bisa di dengar oleh Biya.
5 menit berlalu terlihat Irsyad keluar bersama Ronald. "Syad! Maman!" Panggil Biya.
"Pulang duluan ya, ja. Hati-hati bawa motornya. Assalamu'alaikum" pamit Biya sembari menepuk pundak Uja.
------------------------------------------------------------
Pagi ini sudah turun hujan sejak habis subuh tadi, koridor kelas yang becek sudah menjadi ciri khas SMAGERSA bila hujan turun.
Anak-anak yang mewakili cerdas cermat sudah jalan sejak tadi, namun anak lomba debat sedari tadi menunggu mobil sewaan sekolah yang tak datang-datang.
"Pak bentar lagi loh ini acaranya mulai" keluh Royco.
"Tau pak lama banget" timpal Tanu.
"Hadeh-hadeh temen kalian yang satunya aja belum dateng gimana mau berangkat. Nomernya juga ngga aktif" seru pak Subroto.
Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa masuk ke lab sejarah.
"Permisi pak, maaf saya terlambat Grabcarnya kelamaan" ucap Jauza.
Pak Subroto pun hanya mengangguk, lalu ia mendapat telfon dari orang tak di kenal.
Setelah 1 menit menerima panggilan pak Subroto kembali ke ruangan lab. "Anak-anak ayo kita jalan. Mobilnya sudah di depan" ucap pak Subroto.
Uja berjalan di paling belakang dengan Tanu, namun Tanu fokus dengan handphonenya, Uja mendengus kesal akibat Tanu yang mengabaikannya sedari tadi.
"Jalan di depan Sono!" Suruh Uja pada Tanu.
Tanu menatap sinis kearah Uja karena sedari tadi gadis itu tak henti-hentinya berbicara. Ia pun memilih berjalan terlebih dahulu dari gadis itu.
Saat mereka melewati ruangan cctv ada tiga orang dengan gelagat aneh yang di tangkap mata Uja.
Mereka siapa? -Uja.
Saat ketiga orang itu sadar gerombolan Uja lewat mereka bergegas pergi namun salah satu di antara mereka masuk kedalam ruangan cctv.
Jangan-jangan mereka salah satu dari partner kakak
_________________________________________15 April 2022/13 Ramadhan 1443
1000 word of the story's
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK GENIUS [REVISI]
De Todo"selamanya bukan hanya tentang cinta apalagi uang tapi otak,etika, dan iman pengujiannya lebih dari apapun" Biya, nama panggilannya. Peraturan pemerintah membuat gadis itu harus di pindahkan ke sekolah khusus anak-anak dengan IQ di atas rata-rata, n...