CHAPTER 2

265 18 0
                                    

Assalamu'alaikum

Dari awal sudah ku peringatkan lembar demi lembar soal ualangan akan ku beri bumbu kebingungan.

Maaf bila banyak typo yang bertebaran karena cerita ini belum di revisi.
_________________________________________

"BUNDAAAA BIYA BERANGKAT YAA!!." Gadis itu meraih roti bakar yang terlihat baru saja matang di atas meja dengan selai coklat dan toping keju.

Suara langkah kaki turun dengan tergesa-gesa terdengar dari arah tangga.

"Yaampun ga kepagian bi?." Ternyata bunda, Biya kira ayah karena sejak selesai sholat subuh ia tak melihat ayahnya.

"Ada yang mau Biya urus dulu bunda, makanya Biya berangkat pagi" gadis itu meraih tangan sang bunda lalu menciumnya dan bergegas ke arah pintu utama.

Dengan roti bakar yang masih terkunyah Biya meraih sepatu dan kaos kakinya yang berada di rak sepatu dekat pintu, "ayah mana Bun? Kok Biya ngga liat ayah sejak selesai sholat?" Tanyanya.

"I don't know, kayaknya sih di luar manasin mobil" ucap bunda asal.

Biya menggeleng heran dengan jawaban bundanya itu awalnya bilang ngga tau malah jadi ke kayaknya.

"Assalamu'alaikum.."

Baru aja di cariin eh nongol.

"Ayo cepat berangkat, ayah mau nongki bentar sama bestie-bestie ayah di cafe mang sabrul."

"Warkop yah, warkop bukan cafe" ucap Biya menekan kata warkop dan cafe.

------------------------------------------------------------

Jam 6:15 Biya sampai di sekolah barunya, sekolah yang akan mengawali petualangan-petualangan yang kalo kata Biya sih ajaib.

Disinilah Biya sekarang di dalam perpustakaan SMA GERBANG BANGSA!.

Gadis itu mendekat ke arah rak yang bertuliskan sejarah terbangunnya SMAGERSA.

Biya memang ahli dalam Matematika tapi jangan salah ia juga tertarik dengan sejarah, bahkan nilai sejarahnya sama dengan nilai Matematikanya.

Saat gadis itu tengah asyik membaca buku yang ia ambil di rak tersebut yang berjudul the "beginning of the SMAGERSA" tiba-tiba dari arah samping kirinya tak sengaja tubuhnya di tabrak oleh seseorang.

Bruk!!.

"Astagfirullahaladzim..." lirih Biya. Biya pun menoleh kearah orang yang menabraknya, sibuk merapikan buku-buku yang berceceran.

"Ah maaf gw ngga sengaja." Yang menabraknya seorang gadis dengan rambut sebahu berwarna coklat.

Biya melihat yang di bawa gadis di depannya sebuah surat dan format yang sama dengannya.

Ia pun memberanikan diri untuk bertanya, "apa kamu juga murid pindahan?."

Gadis yang baru saja menabraknya pun menoleh sambil berdiri membersihkan roknya, lalu mengangguk.

Gadis itu tiba-tiba saja melontarkan kalimat yang membuat Biya terkejut bukan main, "Lo pasti nerima pindah karena penasaran juga kan?."

Ternyata bukan aku aja -Biya.

Biya hanya membalas dengan senyum ramah.

"Gimana kalo kita ngobrol bentar?" Ujar gadis di depan Biya.

"Di taman belakang sekolah ini" setuju Biya.

Dibawah pohon daunnya rimbun lebat buahnya serta bunganya, mereka duduk di kursi taman itu.

DARK GENIUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang