Semangat!!
_________________________________________Pukul 14:20 Wita Biya, Irsyad dan Ronald baru saja menginjakkan kakinya di bandara Zainuddin Abdul Madjid Lombok.
Setibanya mereka di sana mereka mendapati ribuan orang berkumpul di depan informan.
"Ngapain tuh?" Tanya Ronald.
"Mana aku tau, bentar ya kalian ke pinggir aja dulu. Aku mau liat ada apa sebenarnya" ucap Biya.
Ronald mengangguk, lalu menarik lengan Irsyad dan kopernya. Biya menarik kopernya mendekat kearah informan.
"Permisi maaf ini ada apa ya?" Tanya Biya pada seorang ibu-ibu.
"Itu nak salah satu pesawat Lion air yang terbang dari Jakarta jam 10:42 tadi jatuh di perairan selat Bali" ucap ibu-ibu itu.
"Pesawat itu kan..." Gumam Biya.
Biya tiba-tiba melakukan sujud syukur di depan orang banyak itu.
"Makasih ya Allah, masih menjaga kami" ucapnya setelah sujud syukur.
Ia segera berbalik, lalu mencari keberadaan Ronald dan Irsyad.
Kedua orang itu tengah menunggu di dekat mobil krab yang sudah mereka pesan.
Biya berlari kearah mereka. "Sepertinya kita di akan di kira meninggal!" Tukasnya panik.
Irsyad mengangkat sebelah alisnya. "Maksud kakak?" Tanyanya.
"Pesawat awal kita jatuh di perairan selat Bali" ucapnya, lalu segera menelfon Uja.
Sedangkan di Jakarta, Uja tengah berkumpul dengan Naqeeb sehabis mencari nama Biya di deretan 200 nama orang yang naik.
Suara dering ponsel Uja membuyarkan lamunan mereka. "Loh?" Ucap Uja.
Naqeeb menoleh. "Assalamu'alaikum Jauza!! Pasti pada ngira kami naik pesawat itu ya?" Ucapnya.
Uja dan Naqeeb melotot mendengar suara Biya.
"Wa'alaikumussalam, ini beneran Biya?"tanyanya.
"Iya, Alhamdulillah Allah punya rencana dengan aku yang di buat telat datang" ucapnya di sebrang dengan kekehan khasnya.
"Ya Allah bi, kita semua panik! Untung aja bang Dzafri belum ngasih tau bunda kalian!" Tukasnya bersamaan dengan bernafas lega.
"Yasudah aku matiin ya udah di tunggu dari tadi sama supirnya" ucap Biya.
------------------------------------------------------------
Sesampainya di rumah yang terlihat bersih namun sunyi itu Biya tersenyum lebar.
"Lama ya ngga kesini lagi" gumamnya, saat ia hendak membuka gerbang tiga orang gadis remaja seumurannya memanggil dari arah barat.
"Biyaaaa!!" Teriak mereka bersamaan sambil berlari kearahnya. "Kalian masuk duluan aja" ucap Biya.
Irsyad dan Ronald memasuki pekarangan rumah itu. "Aaaaa... kangen banget udah hampir empat tahun kita ngga ketemu" ucap salah satu dari mereka.
Biya terkekeh membalas pelukan ketiga teman kecil nya itu. Syaika, Arnika dan Mayra. "Aku ngga bakal lama deh kayaknya di sini tapi aku usahain selesai perpisahan sekolah main ke Lombok buat libura" ucap Biya.
"Yaaah... Emang mau balik kapan rencananya?" Tanya Mayra.
"Aku tinggal di sini dua mingguan terus balik ke Jakarta buat merima hasil lulus dan ngga nya" ucap Biya.
"Masuk yuk" ajak Biya.
"Duh... Kita mau ada acara bentar di sekolah nanti malam aja gimana?" Tawar Syaika.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK GENIUS [REVISI]
De Todo"selamanya bukan hanya tentang cinta apalagi uang tapi otak,etika, dan iman pengujiannya lebih dari apapun" Biya, nama panggilannya. Peraturan pemerintah membuat gadis itu harus di pindahkan ke sekolah khusus anak-anak dengan IQ di atas rata-rata, n...