EXTRA PART!

73 3 0
                                    

"Neraca nanti sore temenin ke makam Papa mama gue ya"

"Emang om Nqeeb udah balikin motor lo?"

"Baru tadi pagi ayah balikin motor plus kartu ATM"

"Sip! Nanti gue kerumah lo abis ashar, semoga nyokap ngga bawel ya"

"Gue mintain izin ke Tante Jauza"

"Permisi aden-aden ganteng" sapa bibik kantin sembari menyerahkan pesanan mereka.

Keduanya menghentikan percakapan, teralihkan dengan bakso yang masih hangat itu.

Drrrk

Kedua laki-laki itu menoleh, mendapati gadis perempuan dengan hijab perseginya.

"Bifa! Lo ya buat orang repot Mulu!" Tukas gadis itu duduk diantara kedua laki-laki yang tengah berada di sana.

Salah seorang dari remaja laki-laki itu mengangkat alisnya sebelah. "Salah apalagi gue?" Tanyanya.

Gadis itu menyerahkan lembaran ujian Minggu kemarin. "Nilai Lo ngga ngotak! Bokap lo pinter kok anaknya kek ngga pernah belajar!?"

Bifa tak mengindahkan perkataan gadis itu, ia malah kembali fokus menghabiskan baksonya.

"Qirafta... Lo bisa pergi sekarang, Lo tau sendirikan Bifa gimana?"ujar Neraca.

Gadis remaja yang di panggil Qirafta itu beralih menoleh kearah Neraca. "Lo juga ca! Lo sebagai temennya kasih tau dong! Ini malah gue yang kena amuk Bu Firza!"

"Chill Qirafta, nanti gue omelin sekarang mending lo cabut kita mau selesein makan"

"Awas ya lo Fa!" Gadis itu beranjak dari duduknya meninggalkan kedua remaja itu ke salah satu stand makanan.

"Dia bandingin gue sama ayah ca?" Ucap Bifa menahan kesal.

Neraca menggeleng. "Inget Fa mau nilai lo jelek om Nqeeb ga bakal marah, dia selalu hargain keputusan lo. Jangan melenceng lagi otak lo kek kemarin"

Selesai sarapan bel jam pertama sudah berdering nyaring, Bifa beranjak lalu membayar sarapan mereka.

Jam pertama Bifa adalah matematika ilmu yang menyenangkan untuk mengawali pagi seninmu yang indah smiriwing splanded. Sedangkan jam pertama Neraca adalah ekonomi yang kata orang ribet tapi bagi Neraca mudah fantastis sampai Alaska.

Kelas kedua laki-laki ini berbeda, Bifa kelas XII IPA 4 sedangkan Neraca kelas XII IPS 7. Memang si Bifa anak IPA tapi ngga suka pelajaran anak IPA, satu-satunya jadi alasan kuatnya masuk IPA karena ngga suka pelajaran yang ada ASEAN-ASEAN nya, berbeda dengan Neraca yang males banyak ngitung kalo di IPA padahal di IPS juga bakal ketemu ekonomi.

Neraca memegang bahu Bifa. "Ketemu jam istirahat fa! Jangan sampe lo buat tuan putrinya om Dzafri ngeluarin jurus drakulanya, jangan sampe nangis takutnya bang Rifkan labrak lo lagi kan berabe" ujar Neraca sebelum minggalkan Bifa yang akan naik ke lantai 2.

***

"Assalamu'alaikum, ayah!" Sapa Bifa yang main nyelonong masuk ruang kerja laki-laki umur 30an, pemilik kantor penerbit buku itu.

"Wa'alaikumussalam, udah sholat?" Tanya ayah Bifa--Naqeeb.

"Udah. Aku mau izin ke makam Papa sama mama, ngga apa-apa kan?"

Naqeeb seketika mengalihkan fokusnya pada satu-satunya anak yang ia rawat sejak masih balita itu.

"Sure. Bagaimana kalau ayah ikut?"

DARK GENIUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang