CHAPTER 16

130 7 0
                                    

Waw ada apenih di chapter 16!?

_________________________________________

Jaga pandanganmu Zaza, agar hafalanmu tak sia-sia.

Hanya kalimat itu yang sangat sering berulangkali terlintas dan terdengar di kepala gadis itu.

Sepertinya ia yang dulu telah hilang dari dirinya karena hal ini.

"Munafik!! Kamu benar-benar munafik mas, saat keluargaku datang mengapa kamu seolah-olah kita keluarga bahagia hiks... Dan hiks... Kenapa saat hiks... Keluargamu malah sebaliknya hiks...."

Drap...
Drap...
Drap....

Gadis itu mendengar semuanya dari awal.

------------------------------------------------------------

"So schedule kita?" Seru Fauza.

Naqeeb mengetik sesuatu pada layar ponsel yang menampilkan halaman kode-kode milik Fauza.

"Modal yang saya maksud memang uang, namun ke geniusannya yang saya maksud lebih ke pemikiran Biya bukan hanya lebih memang pemikiran kita sama persis" ucapnya sembari jari-jari tangannya yang dengan lihai tengah menggambar sesuatu di ponselnya.

Naqeeb memperlihatkan hasil gambarannya pada dua orang di depannya.

Uja dan Biya mengernyitkan dahinya. "Komik?" Ucap Uja. Laki-laki itu pun mengangguk mantap.

Biya meraih handphone Naqeeb, lalu memperhatikan dengan seksama.

"Ini perkiraan mu tentang awal dia kan?" Pasti Biya, yang dibalas anggukan oleh Naqeeb.

Uja meraih pulpen miliknya, lalu menulis beberapa nama disana.

Gadis itu menunjukkan pada kedua temannya. "Aku rasa di antara mereka adalah impostornya, terkecuali wali kelas kita sih" ujarnya.

Di kertas itu tertulis nama-nama guru SMA gerbang bangsa, namun tanpa wali kelas mereka.

"Kita pastiin dulu, gw ngga mau masuk penjara tuduhan tanpa bukti" katanya.

-----------------------------------------------------------

"Eummm..."

"Bi boleh minta tolong ngga?..." lirih Fauza.

Lorong yang tadinya ramai entah mengapa sekarang tiba-tiba sepi karena bell sekolah pelajaran pertama hari ini sudah berbunyi sejak 3 menit lalu.

Jam pertama kelas XII IPA 1 Unggulan adalah pelajaran olahraga, Pak Rezky selaku guru olahraga memberi mereka 5 menit untuk ganti baju.

Biya menoleh melihat Fauza yang berjalan sambil menunduk dengan kedua tangannya yang memainkan ujung baju olahraga nya.

"Bantu gw buat jadi diri gw yang dulu" ucapnya.

Biya yang mendengar perkataan temannya yang agak tomboy itu mengerutkan alisnya.

"Gw yang dulu bukan kayak gw yang sekarang" gumamnya, lalu berlalu lebih dulu kelapangan.

Gadis yang kini tengah menatap temannya itu di buat bingung bertanya-tanya.

"Baiklah anak-anak, hari ini kita akan membahas lagi permainan bola volley, untuk yang mengikuti ekskul dan sudah dipilih ikut pertandingan tiga hari lagi silahkan latihan di lapangan indoor" ujar pak Rezky.

Anak-anak ekskul volley ball yang dan peserta pertandingan yang berada di kelas IXX IPA 1U tak banyak l, hanya ada 5 orang sekiranya.

Mereka pun keluar barusan berjalan masuk ke gedung ekskul di sebelah gedung Bahasa.

DARK GENIUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang