Intinya semangat!
_________________________________________"Kedepan bentar, syad" ucap Biya sambil merapikan hijabnya.
"Irsyad pamit, mau ke sekolah bentar" Lalu bersalaman pada Biya dengan salaman ala-ala mereka kalo kata Biya sih salaman tuyul.
Beberapa menit kemudian setelah Biya dan Reyska menarik uang di ATM sekitar Rp 20.000.000, awalnya tadi saat Biya mengecek saldo ia benar-benar terkejut dengan jumlah uang yang ada pada kartu ATM itu yang sampai tiga digit.
"Kamu dapet surat sama ATM ini dimana, Reyska?" Tanya Biya yang sedari tadi ingin menanyakan hal ini lebih jelas lagi.
Reyska tampak sedang mengingat-ingat sesuatu. "Sore itu aku ngga sengaja denger obrolan papa sama tamunya, intinya mereka curiga kalo kakak sama abangku ninggalin sesuatu yang bisa membocorkan rencana mereka. Nah aku ngga tau sesuatu itu apa, di akhir pembicaraan mereka orang itu nyuruh bokap buat geledah kamar kakak dan abang. Aku langsung lari ke kamar Abang buat nyari-nyari hal yang mungkin sengaja Abang selip atau apalah, setelah beberapa menit aku nemuin ini di lemari tempat biasanya aku nitip barang-barang yang ngga di bolehin beli sama mama. tapi pas ke kamar kakak ngga ada apa-apa." critanya panjang lebar.
Biya merespon dengan anggukan, lalu melihat jam tangan yang selalu ia gunakan, jam sudah menunjukkan pukul 17:23. Biya mengelus rambut Reyska lalu berkata "lebih baik sekarang Reyska pulang dulu, percayain ke kita-kita InsyaAllah berhasil. takutnya kamu dicariin."
"Oke kak!. Aku bakal berdo'a semoga kakak sama temen-temen kakak cepet-cepet tau mereka siapa dan nemuin siapa di balik bunuh dirinya kakak dan abang. Rey tau, mereka ngga akan pernah ngelakuin sesuatu tanpa sebab." Ucap gadis itu lalu melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.
Saat mobil Reyska tak terlihat lagi di halaman rumahnya, Biya pun berbalik melangkah masuk kedalam rumah.
Terlihat di ruang tamu, bunda yang tengah menunggu ayah pulang sambil menonton sinetron kesayangannya.
Biya menggeleng, lalu kembali berjalan kearah tangga. "Assalamu'alaikum bunda."
"Wa'alaikumussalam" balas bunda tanpa mengalihkan sedikit pun arah pandangnya dari layar televisi itu.
------------------------------------------------------------
Biya dan Uja dengan cepat menyelesaikan hafalannya, lalu lebih memilih langsung pulang.
Malam ini Uja tak memarkirkan motornya di halaman TPQ membuat Biya sedikit mengernyitkan alisnya.
"Motor gw di halaman rumah lo. Tadinya mau jalan bareng tapi kata bunda lo, lo udah duluan. Jadi gw tinggalin aja di rumah lo" ujar Uja menjelaskan sebelum Biya bertanya.
Biya pun hanya mengangguk. "Ja, Reyska tadi sore ke rumah" ucapnya memberitahu pada sahabatnya itu.
Uja yang mendengar itu memberhentikan langkahnya sambil menoleh kearah samping.
"Aku ceritain di rumah. Ayo nanti di cari bunda kalo lama pulang." Ucap gadis itu sembari menarik tangan Jauza.
Tepat saat sampai rumah bunda tengah menyiapkan makanan di meja makan. Irsyad sepertinya belum pulang padahal ia lebih dulu beranjak dari tempat ngaji.
Uja yang sedari tadi di suruh untuk ikut makan namun bersikeras untuk tak ikut kini sudah menempatkan diri di samping Biya.
"Nginep aja, Ja" ucap Biya sembari mengisi piring mereka satu-persatu.
"Ngga ada temen ummi di rumah" tolak Uja dengan sedikit senyum yang menimbulkan pertanyaan di benak Biya.
Setelah makan malam Biya mengajak Uja untuk duduk-duduk di teras belakang rumah, untuk menceritakan kejadian Reyska tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK GENIUS [REVISI]
De Todo"selamanya bukan hanya tentang cinta apalagi uang tapi otak,etika, dan iman pengujiannya lebih dari apapun" Biya, nama panggilannya. Peraturan pemerintah membuat gadis itu harus di pindahkan ke sekolah khusus anak-anak dengan IQ di atas rata-rata, n...