CHAPTER 41

67 5 0
                                        

Sekali lagi cerita ini belum di revisi jadi bila ada kesalahan mohon di maafkan TwT.
_________________________________________

Wanita paruh baya yang duduk di depannya itu tak kuasa menahan lagi, air itu mengalir dari kelopak matanya.

"Kamu di apakan oleh anak itu sampai kamu ngelantur kaya gini?" Tanya mama.

Zahra mengelak dengan menggeleng lalu berkata. "Ngga, ma. Uja ngga bilang apa-apa kok sama Zahra, Zahra baru sadar aja dari akhir SMA pikiran Zahra udah ngga bener!" tukas Zahra.

Wanita paruh baya di sebrang tempat duduknya itu menunduk tak bisa berkata apa-apa. "Kalo mama kesel sama papa bukan berarti mama harus nuntut kita biar lebih dari kebisaan anak hasil poligaminya itu!!" Ujar Zahra lagi.

"Mama bisa cerai dengan papa sekarang juga!. Zahra sama Uja ngga bakal nahan-nahan mama lagi!." Tukasnya lalu berdiri dari tempat duduknya karena sedari tadi polwan di belakangnya sudah menunggunya untuk segera kembali ke dalam sel.

"Yang terakhir, nanti malam Uja akan ada khatam hafalan Qur'an muroja'ah nya" lirih gadis itu lalu berjalan kearah polwan di belakangnya dengan air matanya yang keluar bercucuran.

Punggung Zahra sudah tak nampak lagi di Indra penglihatan wanita itu lantas ia keluar dari kantor polisi, entah mau kemana.

------------------------------------------------------------

Jam 15:00 Uja pulang lomba tepat dengan jam pulang sekolah, ia segera kekelas mengambil tasnya.

"Ja!!" Panggil Naqeeb di ujung koridor kelas XII IPS.

Naqeeb berlari kearah Jauza. "Naon?" Tanya Uja yang melihat Naqeeb, Reyhan, Ekal, Royco dan Tanu.

"Ke RS bentar yuk jenguk om Alfarzi" ucap Reyhan.

"Reinda sama Kei mana?" Tanyanya.

Mereka udah kemarin. "Nah yang bakal pergi sekarang cuma Lo, Reyhan sama Naqeeb" ucap Royco.

"Cie yang bakal khataman" goda Tanu.

"Banyak omong lo, yaudah ayo buru gue sibuk hari ini" ucap Uja. "Dih sok sibuk lu!" tukas Royco.

------------------------------------------------------------

"Syad bawa pulang bunda istirahat nanti baru kesini lagi" ucap Biya.

Irsyad mengangguk lalu mengiring bunda keluar ruangan ayah. Biya menatap kepergian keduanya ia kembali melihat ayah yang biasanya selalu tertawa lepas di teras belakang rumah melihat Irsyad yang merengek kambingnya yang bernama Syahruk Khan itu di potong saja.

30 menit berlalu hingga Biya terlelap sambil menggenggam tangan ayahnya.

Tok!! Tok!! Tok!!

Suara ketukan pintu dari luar kian membangunkan Biya. "Masuk" ucapnya dengan suara khas bangun tidur. 3 orang muncul dari balik pintu.

"Eh." Ketiganya tersenyum kearah Biya. "Assalamu'alaikum Biyaaaa" pekik Reyhan dan uja tanpa sadar.

"Wa'alaikumussalam, btw ini tuh di rumah sakit bukan di rumah kalian" tegur Biya.

Kedua orang itu nyengir tanpa rasa bersalah. Naqeeb manaruh bawaan mereka di atas lemari kecil dekat ranjang pasien.

"Ngapain kalian repot-repot bawa buah sama roti  sebanyak ini, orang pasiennya aja belum mau bangun" ucapnya diiringi dengan kekehan.

Deg!!

Seketika ketiga remaja itu terdiam. "Sorry, Bi. Kita ngga bermaksud" ucap Uja.

"Ngga apa-apa, ayo duduk dulu" ucap Biya sambil membawa teman-temannya duduk di sofa.

"Gimana dengan mereka?" Tanya Biya. Naqeeb menghela nafas berat. "Alhamdulillah tadi siang sudah sidang, hampir aja kita terpojok karena pengacara dari pihak mereka cukup handal juga" ujar Naqeeb.

Biya mengangguk, Biya kini terlihat lebih kurus dari yang biasanya. "Semangat Bi, nanti kamu khataman. Makannya yang teratur ayah kamu juga pasti sedih jika melihat kamu seperti ini" ujar Naqeeb lagi, lalu membuang pandangannya.

"Makasih, untuk sekarang aku mungkin belum bisa kumpul kaya biasa bareng kalian ngga apa-apa?" Tanya Biya, ketiga temannya pun mengangguk. "Maafin manten bokap gue, dia aja ngejahatin nyokap karena masih punya perasaan sama sahabatnya dulu" ujar Reyhan.

"Assalamu'alaikum..." Salam bunda yang baru datang lagi bersama Irsyad.

"Wa'alaikumussalam" jawab mereka.

Reyhan terlihat mengernyitkan alisnya saat melihat siapa yang datang. "Eum... Sebelumnya maaf aku mau nanya Tante boleh" ucap Reyhan.

Bunda Biya pun menoleh kearah remaja yang duduk di sofa bersama Naqeeb, ia tak pernah melihat laki-laki itu. "Boleh" ucapnya.

"Apa nama Tante Handazka Afgihra?" Tanya Reyhan. Bunda Biya menaikkan satu alisnya. "Iya, maaf kamu siapa ya? Kok ngga pernah saya lihat?" Tanya bunda balik.

"Aku Reyhan Kusuma james anaknya Kendra Wilkinson James selaku dalang tiga kasus yang di gali tiga anak berprestasi di sekolah kami" ujarnya memperkenalkan diri.

Bunda tampak terkejut. "Bagaimana keadaan mama mu nak?" Tanyanya, Reyhan tersenyum getir. "Papa bersahabat bertiga, satu diantara nya perempuan dan kedua sahabatnya saling cinta dan menikah, tanpa tahu bagaimana terobsesinya papa dengan sahabat perempuannya itu Handazka Afgihra" ujar Reyhan.

Biya dan Naqeeb terkejut bukan main. "Bunda ngga cerita ke anak-anak bunda karena tak mau ikut memikirkannya. Bunda sudah menyelesaikannya sebelum menikah, bunda sudah menolak Kendra hingga ia menikah dengan sahabat bunda, namun kelanjutan hubungan mereka bunda tak tahu" ucapnya.

"Dia sangking terobsesinya samatante dia nyakitin mama, Tan. Dia awalnya ngga mau ngelepas mama sampai aku ke rumah utama setelah mama dan papa pisah rumah buat bujuk papa tandatangan kertas kosong" ucapnya.

"Sebenarnya aku tau rencana ini seja awal tapi apa yang aku dengar beda dengan apa yang aku lihat. Kata papa waktu itu ia ingin malas dendam pada sahabat laki-lakinya dengan merenggut semua miliknya, tapi kenap malah sekolah yang dia rusak. Kini sekolah di mata netizen benar-benar sudah rusak" lanjut Reyhan.

Deg!

"Jangan-jangan..."

Seisi ruangan menoleh kearah Irsyad yang tiba-tiba bersuara. "Ngga bang, yang abang denger bener kok" ujarnya.

Biya dan bunda mengernyitkan dahinya. "Kak, om Andra bukannya ikut terseret saat melihat berita penangkapan kemarin?" Tanya Irsyad, Biya mengangguk.

"Tapi kenapa kemarin dia bisa kesini?" Tanya Irsyad.

"Dia ditangkap setelah pulang dari sini syad!" seru Biya. Irsyad mengangguk, lalu menunjukkan sebuah video pada mereka.

"Awalnya aku nemuin obat di kamar ayah dan bunda, itu aku kira obat mag ayah karena taukan ayah suka kumpulin pilnya di clip? Tapi aku inisiatif buat liat cctv karena ngerasa ada yang ngga beres masa ayah tiba-tiba pingsan gitu pas aku ke dapur ngambil air" Ucap Irsyad.

"Ini kan..." Biya beranjak dari ruangan itu, lalu kerah ruangan dokter.

"Permisi, dok" ucapnya saat memasuki ruangan dokter Ardi yang menangani ayahnya.

"Loh, nak Biya baru saja saya akan keruangan ayahnya."

"Apa ada yang terlewat saat pengecekkan?" Tanyanya.

"Saya terlambat menyadari ada sebuah racun yang menggerogoti salah satu anggota tubuh bagian dalam bapak" ucapnya menjelaskan.

Seketika tubuh Biya lemas. Suara alarm pemanggil dokter di ruangan dokter Ardi terdengar nyaring.

"Ruangan ayahmu Biya, cepat berdiri mari kesana" ujarnya, lalu membereskan beberapa alatnya berlari kearah ruangan ayah Biya. Biya
_________________________________________

21 April 2022/19 Ramadhan 1443
1000 word of the story's

DARK GENIUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang