Selamat membaca dan jangan lupa bingung ^^
_________________________________________Dzafri yang melihat respon adiknya mengambil alih tab berwarna silver itu.
"Ck kalian ngelawan orang-orang yang sudah berpengalaman!" Bisiknya namun dengan sangat jelas terdengar di telinga mereka."Memang, mereka memang udah sangat berpengalaman. Berdasarkan beberapa hal yang sudah di cari tahu oleh ketua OSIS, dua orang diantara mereka hacker serta 1 orang yang benar-benar genius jadi otak mereka dalam kata lain ketua himpunan itu" jelas Naqeeb dengan suara pelan saat menyadari situai cafe sangat ramai.
"Dan karena itu juga ketua OSIS sangat berhati-hati menghubungi kalian dan memilih menggunakan HT agar tak di curigai" lanjutnya.
Biya mengambil alih tabnya dan membuka aplikasi Instagram disana.
"Akun Mading?" Ucap Uja saat melihat Biya mengetik nama akun Mading tapi seperti lambe sekolah elit itu.
Gadis berhijab dengan seragam sekolah ditutupi Hoodie hitam milik abangnya itu menekan sebuah link di bio Mading.
Deg.
Seketika Biya tersenyum, dugaannya ternyata benar.
"What kok gw baru nyadar" bisik Uja.
Biya kembali ke beranda tab lalu menekan sebuah aplikasi bertutupkan game, yang sama sekali Abangnya tak menyadarinya.
"Bi itu aplikasi apa? Kok Abang ngga tau" ucap Dzafri.
"Buka ponsel kalian lalu aktifkan mode jangan ganggu, setelahnya tugas Uja aku hanya tau sampai sini" ujarnya.
"Oh, i know."
Fauza membuka kunci handphone miliknya lalu menyerahkan ke Biya sedangkan ia mengambil alih tab milik Biya.
Gadis itu mengotak-atik sesuatu dengan kilat lewat aplikasi itu. Belum 1 menit gadis itu pun mengangguk, lalu menoleh kearah Biya.
"Ghif, aktifkan mode jangan ganggu mu. Aku tau kamu malah membuka intagram!" Ucapnya.
"Bi ini sebenarnya kita mau ngapain?" Ujar Dzafri tidak yakin dengan rencana adiknya.
"Aman bang, gw ngerti apa yang mau dilakuin Biya" ucap Uja.
"Saya juga ngga percaya kamu Fauza." Sekali ngomong memang pedes.
Biya memberikan handphone milik Uja. "Udah aku terima tuh buka aja kameranya."
"Kalian juga terima itu ada pemberitahuan kan?."
Kedua laki-laki di depannya pun mengangguk dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Uja.
Biya membuka kembali aplikasi berwarna pelangi itu, lalu menekan website yang berada di bio akun Mading sekolah yang di kelola resmi ketua OSIS dan anggota nya.
"Aku baru sadar saat mengingat websitenya yang terlihat sengaja di ganti judulnya" ucap Biya.
"Permisi, empat capuccino dan satunya topping ice cream vanilla." Orang itu pun meletakkan pesana mereka di sana.
Pelayan itu pun pergi setelah mengantar pesanan mereka.
Terdengar Dzafri menghela nafas panjang sambil mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja.
"Dia ngga denger kita kan?."
Di layar handphone mereka terlihat Biya tengah memasukkan identitas nya untuk membuka website itu.
Fauza memang sengaja membagi screen tab Biya ke handphone mereka semua, aplikasi tadi adalah aplikasi buatan Fauza 3 hari lalu.
Dan....
"Buka! Sepertinya Reinda sudah terhubung, Uja coba aktifkan HT kemungkinan besar yang megang Reinda."
"Jangan. Kita harus tetep hati-hati bang, di sekitar sini banyak cctv walaupun sekarang kita tak bisa di jangkau, tapi jangan remehkan alat lain yang besarnya bisa saja tak terlihat" ujar Naqeeb.
Uja dan Biya pun menyetujui, perkataan laki-laki itu ada benarnya. "Bang, Abang mau ikut turun tangan masalah ini?" Tanya Biya hati-hati.
Dzafri yang mendapat pertanyaan seperti itu dari adiknya membalas dengan bahasa tubuh yaitu menggeleng secara langsung. "Abang ngga bakal ikut campur urusan kalian bertiga tapi Abang cuma mau ngawasin aja."
Ketiga remaja yang kini masih menggunakan seragam sekolah bertutupkan jaket dan Hoodie pun menatap datar saudara kandung Biya itu.
------------------------------------------------------------Setelah beberapa menit berlalu bang Dzafri keluar kini tiga orang itu masih berkutat dengan pencariannya,Biya yang sedari tadi mencari informasi di Internet karena petunjuk dari website itu masih kurang jelas, Naqeeb dengan lihai menulis beberapa perkiraan dan mencari tau siapa saja orang-orang yang telah ketua OSIS rangkum yang ada di buku frasa milik perpustakaan, sedangkan Uja tengah mencoba mengehack beberapa situs ilegal untuk mencoba memberi virus.
Gadis dengan hijab abu meraih capuccino toping ice cream vanilla miliknya dan menyeruput tanpa mengalihkan pandangannya dari layar tab.
"Saya dengar dari Reyhan, pernah ada yang mencari tau soal ini dan orang itu tak lain adalah teman ketua OSIS dan Reyhan" ucap Naqeeb tiba-tiba.
Kedua gadis itu seketika menoleh kearahnya. "Kapan kamu tau ghiff?" Tanya Biya.
"Dia laki-laki, dia orang yang rasa ingin tahunya begitu besar dan dia banyak tau tentang hal ini" bisik Naqeeb.
Naqeeb mengeluarkan sebuah map dari tasnya lalu menyerahkan pada kedua gadis di depannya.
"Saya sudah baca dan mencari informasi dari internet, namun informasi di internet tentang dia sama sekali tidak ada kalau memang ada pasti sudah di hapus tapi kalo memang dihapus. Itu sangat menakjubkan, bersih tanpa sisa!" Bisiknya dengan menekan akhir kalimatnya.
Uja meraih tab silver Biya, ia membuka chrome dan mengetikkan sesuatu di sana seketika terlihat beberapa link, lalu Uja menekan link ke 10 dari tampilan-tampilan link di sana.
Ia menekankan beberapa kode disana. "Bantu gw liat dari hp kalian, Biya pake hp gw. Takutnya ada yang gw lewatin" serunya.
Setelah 2 menit berlalu Uja mengotak-atik kode yang ia buat.
Klik!.
Di layar itu terpampang jelas semua berita yang terhapus tahun kemarin, berdasarkan data yang di berikan ketos dan waketos dengan perantara Naqeeb kejadian itu setahun lalu tepatnya saat mereka menduduki kelas XI.
Ketiganya menscroll sampai habis namun nihil, sama sekali tak ada berita tentang tiga siswa yang mencurigai atau memberontak pada SMA Gerbang Bangsa itu.
"Benar bukan apa yang saya bilang? Waketos kemarin membantu saya membuka situs yang kamu obrak-abrik ini ja" ujarnya.
"Kira-kira siapa yang mungkin di antara mereka?" Bisik Biya.
"Mereka mungkin banyak Bi, tapi coba kamu lihat dari pemimpinnya. Yang sudah pasti pinter, cerdas, dan licik. Namun apa bisa melakukan banyak hal tanpa modal yang terus ia cari menggunakan ke geniusannya?" Jelas Naqeeb panjang lebar dengan suara yang benar-benar berbisik.
Biya menatap kearah Uja dengan ekspresi terkejut sedangkan Uja menaikkan alisnya tidak mengerti.
"Modalnya uang dan terus ia cari menggunakan ke geniusannya? Maksud Lo..." gumam Uja yang masih bisa terdengar oleh mereka.
"Menyiapkan sesuatu?" Lanjutnya.
Biya menggeleng. "Aku rasa tidak, tetapi dia teliti. Dia akan menutupi bahwa ia bisa semuanya dengan pura-pura pintar karena perjuangan."
Naqeeb menoleh kearah Biya, yang tadinya mendongak langsung menundukkan kepalanya. Sedangkan Fauza, menghela nafas lalu mendongak.
Aku jadi teringat dia...
_________________________________________23 march 2022/20 Sya'ban 1443
1000 word of the story's

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK GENIUS [REVISI]
Aléatoire"selamanya bukan hanya tentang cinta apalagi uang tapi otak,etika, dan iman pengujiannya lebih dari apapun" Biya, nama panggilannya. Peraturan pemerintah membuat gadis itu harus di pindahkan ke sekolah khusus anak-anak dengan IQ di atas rata-rata, n...