BABY BOY 6

21.2K 1.5K 83
                                    

Pagi pagi sekali Aiko sudah berada disekolah, ia duduk bersandar menghadap jendela sesekali jari lentiknya itu mengetuk meja berirama. Matanya yang tajam tidak berhenti mengamati suasana sekolah yang sekarang sudah mulai dipenuhi oleh murid-murid lainnya.

Pandangannya teralihkan ketika Alexa duduk didepannya dengan tatapan menuntut. Ia melirik Juni yang masih berdiri tak jauh dari tempat Alexa duduk, ia juga menatapnya dengan tatapan yang sama seperti Alexa.

Aiko mengerutkan keningnya, "Apa?"

"Apa kau bilang? Seharusnya kami yang bertanya apa kau gila?!" Tanya Alexa sedikit emosi ia tidak percaya dengan rumor yang beredar bahwa temannya yang gila memiliki kekasih.

"Maksudmu?" Tanya Aiko yang belum paham, ia melirik Juni meminta penjelasan.

Juni menarik nafasnya panjang, "Apa kau sekarang menjadi pasangan kekasih bersama pria bernama Liam itu?" Tanyanya memperjelas.

Ahh Aiko ingat ternyata kejadian kemarin berdampak besar, seperti sekolah sedang heboh sekarang. Ia harus tau siapa yang menyebarkan berita itu, ingin berkenalan dan memuji betapa cepatnya dia menyebarkan berita.

"Tidak maksudku belum," jawab Aiko tidak membuat dua wanita itu puas.

"Jelaskan Aiko!" Geram Alexa.

"Kemarin dia menyatakan perasaannya padaku, aku belum menerimanya. Tapi sesuatu yang menarik terjadi, kami bertemu lagi di kafe kebetulan ada Diandra. Dan yah aku bilang saja Liam adalah kekasih ku," jelas Aiko.

"Kenapa kau mengatakan Liam adalah kekasih mu?" Tanya Juni.

"Karena Diandra menyukai Liam, aku suka melihat wajah masamnya yang terlihat jelek itu," jawab Aiko yang diakhiri kekehan.

Alexa sedikit menyipitkan matanya, ia agak curiga.

"Bilang saja kau memang menyukai Liam dan bonusnya kau bisa mengganggu Diandra," ucap Alexa tepat sasaran.

Aiko tersenyum dan sedikit mengangguk, membenarkan ucapan teman karibnya.

"Tapi kau juga harus hati hati Aiko," kata Juni memperingati, "Kau tau kan Liam memiliki reputasi yang bagus dan banyak sekali orang yang menyukai dirinya berbeda dengan mu. Ditambah Diandra adik mu itu bisa saja dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Liam." Lanjutnya.

Aiko mengerti dengan maksud Juni, ia mengangguk dan tersenyum mengiyakan.

Tiba tiba handphone Aiko berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Dia mengerutkan keningnya, kenapa kakaknya mengajak dia bertemu di rooftop sekolah. Atau mungkin dia sudah dapat aduan dari adik tercintanya.

"Hey, aku akan bertemu Dilan kalian tunggu disini," kata Aiko memotong pembicaraan antara Alexa dan Juni.

"Ya, pergilah." Jawab Alexa.

Tanpa berlama-lama Aiko pergi menuju rooftop, kadang ia kesal dengan Dilan kenapa pria itu tidak membicarakannya lewat telepon atau pesan. Ia lelah harus pergi ke rooftop setiap kali pria itu ingin membicarakan sesuatu kepadanya.

"Ada apa?" Tanyanya saat sudah sampai di rooftop, dilihat ada Dilan dan Diandra yang sudah menunggu dirinya disana.

"Ada apa kau bilang? Setelah kau membuat Diandra bersedih dengan tanpa dosanya kau bertanya ada apa?!" Teriak Dilan penuh emosi.

"Kau pikir aku tau suasana hati Diandra? Satu rumah pun tidak jadi tidak salah kan jika aku bertanya ada apa," terang Aiko.

Dilan menjambak rambutnya sendiri, terlihat ia sangat frustasi dengan sikap acuh adiknya.

Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang