Liam menunduk ketika Aiko memakai jaket hitam milik gadis itu, malam ini— malam dimana Aiko akan pergi ketempat Teril untuk menyelamatkan Diandra. Sebenarnya Liam masih kesal, karena gadisnya itu tidak mau mendengarkan perkataannya.
"Aiko benar benar akan pergi?" Tanya Liam, wajahnya terlihat murung.
Aiko berbalik ketika ia sudah selesai dengan kegiatannya mengikat rambut, rambutnya ia ikat sebagian menambah kesan maskulin cocok dengan wajahnya yang tegas.
"Iya," jawab gadis itu seadanya.
Liam berdiri mendekatkan dirinya kepada Aiko, tangan mungil pria itu menarik ujung jaket gadisnya.
"Aku khawatir Aiko," ucap Liam pelan, membuat Aiko memutar badannya menatap kekasihnya yang lebih pendek itu.
"Aku tahu," ujarnya meraih kedua pipi pria itu agar menatapnya.
"Tapi aku akan baik baik saja Liam," lanjutnya.
"Jangan berbohong," Liam berucap dengan suara yang bergetar, matanya sudah berkilau karena air mata.
"Tidak, aku tidak berbohong," kata gadis itu.
Kemudian ia mendekatkan wajahnya, mengecup singkat bibir manis milik Liam.
"Lagi," pinta Liam menarik tubuh Aiko, ia berjinjit lalu kembali mencium kekasihnya. Aiko tersenyum samar dalam ciuman itu, menarik pinggang sempit milik prianya dan menarik kepala pria itu agar ciuman mereka lebih dalam.
"Ekhem!"
Joshua berdiri dengan kedua tangan terlipat, merasa aneh dan kesal karena sepupunya itu masih sempat berciuman dikala sepupunya akan pergi ketempat berbahaya. Yang lebih membuatnya kesal adalah, karena ia belum pernah merasakan mencium seseorang, sudah dikatakan meski wajah dan sikapnya mencerminkan anak kurang ajar Joshua sebenarnya tidak lebih dari anak polos yang terkotori.
"Kau keberatan?" Tanya Aiko agak kesal, karena sepupunya itu mengganggu acara mencium Liam yang menurutnya sangat memabukkan. Sedangkan Liam, ia langsung menyembunyikan wajahnya di dada Aiko sembari memeluk gadisnya erat karena malu, terlihat dari kuping pria itu yang memerah.
"Cepat, seperti orang bernama Ran itu sudah ada diparkiran," ucap Joshua.
"Darimana kau tahu?" Tanya Aiko.
"Tadi ada seorang pria berjas datang kemari, dan menyuruhku untuk segera memanggil mu," jawab Joshua acuh kemudian ia pergi.
Aiko mendorong pelan tubuh Liam agar pria itu sedikit melonggarkan pelukannya, mata tajamnya menatap mata bulat milik Liam.
"Nanti kau harus diam tunggu bersama kakek dan yang lainnya. Jangan nekat, aku akan kembali dengan selamat," ucap Aiko karena ia tahu jika kekasihnya itu agak nekat.
Seperti perjanjian sebelumnya, keluarga Aiko dan teman temannya akan menunggu dengan menyiapkan tenaga medis. Sedangkan Aiko dan Ran akan pergi ke markas Teril.
"Akhirnya kau datang juga," sambut Ran.
Wanita itu bersandar di samping mobilnya, dengan rokok yang ada ditangannya. Dibelakang gadis itu cukup banyak orang orang berbadan besar yang memakai jas diam tanpa ekspresi.
"Ngomong ngomong siapa pria cantik dibelakang mu?" Tanya Ran tersenyum.
Liam yang berada dibelakang Aiko, langsung menyembunyikan dirinya. Ia merasa takut dengan aura wanita gagah didepannya itu.
"Dia kekasihku," jawab Aiko agak sinis, tidak suka dengan nada bicara Ran yang seperti ingin memangsa Liam.
"Ah sayang sekali," ujar Ran seperti kehilangan sesuatu, lalu tak lama ia tertawa memandang Aiko yang menatapnya sinis. Ia mengerti, gadis didepannya itu pasti sangat agresif jika menyangkut sesuatu tentang kekasihnya, tipe tipe pasangan setia Ran mengerti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Teen Fiction[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...