Aiko terdiam diruangan gelap yang ditemani dengan segelas air, ia memegang kepalanya mengingat bagaimana awal ia bisa bertemu dengan Nick
....
Nick pria yang Aiko temui di bar, saat pertama kali Aiko datang ketempat itu ia bertemu dengan Nick, pria yang tersenyum kearahnya. Sama seperti sekarang Aiko tidak terlalu menyukai orang yang tidak dikenal mendekatinya."Hay kau baru disini?" Tanya Nick duduk disebelah Aiko.
Gadis itu tidak menjawab ia sibuk dengan minumannya, lagi pula untuk apa ia menjawab.
"Dilihat dari cara kau minum dan duduk aku tau kau orang baru," ujar pria itu lagi.
"Ya ampun!" Pekik Nick tertahan, membuat Aiko mengalihkan perhatiannya.
"Ada apa?" Tanya gadis itu.
"Kau ini merusak tanganmu sendiri," alih alih menjawab Nick pria itu marah ketika melihat tangan Aiko yang penuh dengan goresan.
Sedangkan Aiko melihat tangannya dan menutupi luka itu sebisa mungkin.
"Bukan urusanmu," ujar Aiko tidak suka.
"Hey dengar asal kau tau banyak orang yang ingin memiliki kulit bagus seperti mu, tapi kau malah merusaknya," omel Nick.
"Aku sudah bilang itu bukan urusanmu," ujar Aiko ketus.
Jika diingat-ingat dulu Aiko tidak menyukai Nick yang bersikap seolah mengenalnya, tapi ketika mereka sering bertemu di bar bahkan di arena balap ia mulai menerima kehadiran pria aneh itu.
"Kau sudah menunggu lama?" Tanya Nick yang melihat Aiko menunggunya.
"Tidak juga," jawab Aiko seadanya tentu saja dengan kebohongan.
"Bagus ayo pergi ada kafe yang baru buka, aku ingin kesana," ujar Nick mengajak Aiko.
"Pake helm dulu," perintah Aiko.
Setelah itu mereka pergi menuju tempat yang Nick inginkan.
Dimata Aiko, Nick memang tidak lebih dari pria aneh yang sok kenal dengannya. Pria pendek dengan wajah tampan dan cantik sekaligus, tapi pria itu lebih menyukai wajah cantiknya.
Nick juga adalah pria tidak peduli dengan komentar orang lain tentang dirinya, meski bersikap feminim dan kekanak-kanakan dia tidak pernah mendapatkan bullyan dari orang lain. Tentu saja karena ia yang menjadi pembully, agak kasar tapi secara tidak sadar pria itu melakukannya.
"Nick," panggil Aiko pelan, ketika pria itu dengan semangat memotret makanan yang mereka pesan.
"Ya?"
"Jika aku mengatakan bahwa aku menyukaimu bagaimana?" Tanya Aiko membuat Nick terdiam cukup lama, pria itu tertawa sambil mengibaskan tangannya.
"Aku tidak menyukai wanita Aiko, dan kau terlalu muda untukku," jawab Nick masih dengan tawanya.
Aiko tau Nick adalah seorang homoseksual, ia tidak masalah karena perlakuan Nick sebagai homoseksual tidak pernah mengganggu hidupnya. Tapi, apa salah jika Aiko menyukai pria yang bahkan tidak menyukai wanita.
"Aku bisa bersikap seperti seorang pria jika kau mau," ujar Aiko dengan kekehan ringannya.
"Yang benar saja Aiko, mau sampai kapanpun aku tidak akan pernah mencintaimu lagi pula kita hanya teman, kan," ucap Nick merasa bahwa yang dikatakan oleh Aiko hanya candaan semata, pria itu tidak tau jika Aiko merasakan nyeri di dadanya.
Gadis itu tersenyum kecut, "Ya kau memang benar, dan sampai kapanpun kau hanya akan menjadi temanku Nick," ujar Aiko dengan senyum palsu yang ia terbitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Teen Fiction[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...