"Lepaskan aku Dimas sialan!" Teriak Diandra kepada Dimas yang berada dihadapannya.
Pria itu menatap malas Diandra, tangannya bergerak tenang mengupas kulit apel dengan pisau. Ia tidak peduli dengan teriakan dari Diandra.
"Aku bilang-"
"Sstt berisik! Aku akan membebaskan mu kalau aku mau. Jadi tunggu saja," ucap Dimas agak kesal, ia merasa kupingnya sakit karena terus menerus mendengar teriakan dari Diandra.
"Bajingan lepaskan aku!" Kesal Diandra, kemudian ia terdiam ketika Dimas membanting pisau yang pria itu pegang.
"Kau membuatku marah Diandra," ucap Dimas pelan, kemudian ia berjalan perlahan menuju gadis itu lalu tanpa ampun ia menampar pipi Diandra sampai bibirnya robek akibat tamparan itu.
"Aku akan membawamu kepada ayah, dan sebentar lagi kau akan merasakan kesulitan," ujar Dimas berjongkok dihadapan Diandra yang mematung.
Gadis itu syok atas tamparan tadi, bagaimana bisa ia seorang gadis yang diperlakukan baik oleh keluarganya mendapatkan tamparan dari pria menyebalkan seperti Dimas.
Lalu tanpa pengetahuan Diandra tangan Dimas bergerak nakal, menyentuh area privasi milik gadis itu. Sampai suatu ketika Diandra merasakan sesuatu masuk kedalam tubuhnya, arahnya dari bawah.
Gadis terdiam, mencerna kejadian yang baru terjadi kepadanya. Matanya yang memerah bergerak kaku melihat ke bawah, tangan pria itu bergerak pelan membuatnya tersadar, sekarang ini ia sedang dilecehkan. Tanpa menunggu waktu, kakinya yang terasa pegal menendang rahang keras Dimas dengan sekuat tenaga, lalu gadis itu berteriak. Suaranya melengking, membuat siapa saja mendengarnya merasa tidak nyaman, matanya yang memerah melotot tajam serta rambut panjangnya yang kusut menambah kengerian dari gadis itu.
Hanya dengan melihat wajahnya sekarang, semua orang tahu bahwa Diandra mulai mendapatkan karmanya.
"Bajingan! Berisik kau!" Teriak Dimas tidak mau kalah lalu tangannya terangkat bersiap menampar kembali gadis itu, dan tamparan kali ini membuat Diandra tidak sadarkan diri.
....
"Aku bilang menunduk!" Teriak Diandra.Orang orang yang tidak bisa melawan, hanya bisa menuruti apa yang Diandra katakan. Orang orang itu tak lebih dari murid yang tertindas yang tidak bisa melawan, dan mereka tahu siapa Diandra seorang gadis yang pintar berakting dan pintar memanfaatkan kekuasaan keluarganya.
Pernah suatu waktu, mereka mencoba melawan tapi akhirnya mereka yang kalah karena kelicikan gadis itu. Para guru menganggap Diandra lah korbannya, meski suatu hari Diandra pelakunya gadis itu tidak pernah dihukum karena keluarganya yang selalu ada dibelakang gadis itu.
"Aw," gadis berkacamata meringis ketika tas berat milik Diandra mengenai kepalanya.
"Kenapa kau menyebalkan sih? Kau jelek sekali lagi! Sana operasi!" Caci Diandra.
Kemudian setelah ia puas, menindas orang orang yang menurutnya lebih rendah darinya ia berjalan dengan angkuh. Namun, langkahnya terhenti ketika salah satu dari orang yang ia tindas menyumpahi dirinya.
"Aku bersumpah kau akan mendapatkan yang lebih dari ini Diandra sialan!" Teriak orang itu begitu lantang dan tegas.
....
"Ah!"Tiba tiba Diandra terbangun, ketika ia merasakan air dingin yang menyentuh kulitnya. Kedua tangannya masih terikat kebelakang, ia menatap sekeliling tempat yang berbeda. Ia ingat mimpinya tadi, tapi ia merasa itu semua bukan mimpi tapi dosa masa lalunya yang menyapa dirinya. Menyebalkan.
"Sudah bangun kau?" Tanya seorang pria botak menatapnya remeh.
"Dasar pria botak buta!" Hina Diandra, gadis itu sepertinya tidak menyadari suasananya yang tengah terjepit. Bisa saja sewaktu waktu ia tewas ditempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Teen Fiction[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...