Sesuai dengan janji Aiko, ia mengijinkan Liam untuk menginap dikediamannya karena kondisi tubuh pria itu sudah membaik.
Sekarang mereka sedang berada di toko swalayan terdekat, sesuai dengan keinginan Liam. Sepasang kekasih itu menggunakan pakaian yang bercorak dinosaurus, awalnya mereka akan menggunakan kostum asli hewan purba itu tapi akhirnya mereka berubah pikiran.
Liam yang sudah tahu rencana Aiko yang ingin mewujudkan impiannya yang tertulis dulu mengubah beberapa rencananya, tidak ada berkemah dan melukis karena menurutnya itu terlalu kekanak-kanakan, ia menggantinya dengan menghabiskan waktu bersama Aiko seharian, membuat kue berfoto bersama lalu membayar orang untuk membuat lukisan dari foto itu. Aiko, gadis itu hanya menuruti semua keinginan Liam.
Aiko yang berada di rak makanan ringan sedang memilih produk mana yang akan ia beli, ia membiarkan Liam mencari makanan yang ia suka. Sampai ia tidak sadar ada seorang pria tua yang berdiri disampingnya.
"Sepertinya kencan mu sangat menyenangkan ya Aiko," ujar pria itu membuat Aiko membeku tiba-tiba.
"Dan sepertinya Hiro tidak bisa mengambil kekasih mu itu ya?" Lanjutnya sambil berpose seperti berpikir, kepala gadis itu berpaling menatap pria yang menyebalkan.
Dia Teril tersenyum membuat Aiko ingin memukul pria itu, ia tidak suka jika kejadian Hiro itu diungkit dihadapannya. Gadis itu mengeraskan rahangnya, mencoba bersabar ia tidak ingin membuat keributan di tempat umum.
"Oh ya soal adikmu bagaimana? Dia sudah ditemukan?" Tanya Teril dengan nada mengejeknya.
"Ah benar sepertinya belum ya? Kan, aku masih mengurungnya," lanjut Teril terkekeh kecil.
Aiko tidak memperdulikan pria tua disampingnya, setelah memilih apa yang akan ia beli ia segera berjalan menjauh dari pria itu. Tapi langkahnya terhenti ketika Teril kembali membuka mulutnya.
"Ibumu atau mungkin mantan kekasihku sekarang sedang mengamuk karena hadiah yang aku berikan," ucap Teril.
"Apa maksudmu?" Tanya Aiko begitu tajam, membuat Teril menyunggingkan senyumnya karena berhasil menarik perhatian gadis itu.
"Aku ini ayah dari adikmu Aiko," kata Teril tersenyum mengejek, pria itu berbalik memunggungi Aiko.
"Dan aku sarankan kau segera menemui ibumu, kau akan senang dengan keadaannya sekarang. Bukankah itu yang kau mau?" Ujar Teril melirik kebelakang dengan ujung matanya, tangannya bergerak untuk menyalakan rokok.
Aiko tidak mengatakan apapun lagi, gadis itu segera berlari mencari Liam sembari membawa troli, matanya menemukan Liam yang terlihat kebingungan dengan es krim yang akan ia pilih.
"Apa kau sudah selesai?" Tanya Aiko dengan nafas memburu.
"Eh?" Liam sedikit terkejut membuatnya tidak menjawab pertanyaan Aiko, pria itu sibuk diam memandang kekasihnya yang terlihat panik itu.
Aiko sedikit menggerutu sebelum tangannya mengambil beberapa es krim secara acak dan menarik kekasihnya menuju kasir.
"Kita pulang jika ada yang terlupa kita datang lagi," ucap Aiko tidak membiarkan Liam berbicara.
Ia tidak tahu kenapa ia merasa harus segera menuju rumah keluarganya, ia merasa dirinya dikejar oleh waktu apalagi ketika handphonenya tidak berhenti berdering, Dilan kakak prianya itu meneleponnya.
"Aiko ada telepon," ucap Liam pelan, ia merasa takut apalagi melihat wajah serius dari kekasihnya.
Aiko tidak menjawab, ia sibuk dengan mobilnya yang ia jalankan dengan kecepatan tinggi.
"Aiko jangan cepat cepat itu bahaya," ujar Liam mengingatkan, dengan gemetar ia meremas sabuk pengaman miliknya.
Aiko melirik Liam, ia merasa bersalah. Tangannya bergerak untuk menggenggam tangan mungil milik Liam yang berkeringat. Liam yang merasakan genggaman itu memandang kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Teen Fiction[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...