Sebaiknya untuk yang sedang makan berhenti dulu, karena ada adegan menjijikkan didalam part ini.
"Hah," tiba tiba Aiko terbangun karena rasa perih di tangannya kirinya, lukanya sedikit mengering. Ia menatap sekitar, ia ingat ia tertidur di balkon tadi malam.
"Uh menyakitkan," ucapnya ketika tubuhnya terasa nyeri. Ia menatap botol kosong dihadapannya dan beberapa puntung rokok yang berbeda ukuran, lilin yang ia gunakan sudah habis dengan langkah gontai ia berjalan untuk membersihkan diri.
Tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat handphonenya yang tergeletak di atas meja. Tangan ringkihnya mengambil benda pipih itu, matanya berkedut ketika ia menyalakan handphonenya, banyak panggilan serta pesan dari teman temannya, terutama Alexa gadis itu marah.
ALEXA
Kau dimana bangsat?!
Liam mencari mu, cepat kesini!
Aiko bajingan jangan macam macam cepat kesini!
Jika aku tau kau melukai dirimu sendiri aku akan membunuhmu!
"Terlambat gadis kecil," gumam Aiko pelan.
Cepat kesini!
JUNI
Kau dimana? Tetap waras Aiko.
Hiro kritis kau cukup hebat memukulnya. Orangtua pria itu datang, tapi kau tidak perlu khawatir semua sudah terkendali.
Soal Liam, itu terserah kepadamu.
RADIT
Kau boleh menghabiskan waktu mu sendiri tapi jangan gegabah, tetap berfikir rasional.
Aku harap kau tidak menghindari Liam nantinya, aku bukan sok tau tapi aku merasa kau akan melakukan itu.
Jangan banyak minum alkohol kau bisa mati.
JOSHUA
Aku tidak akan menelepon kakek, tapi kumohon jangan kehilangan kendali seperti kemarin.
Aku ada dirumah sakit menemani Liam dan keluarganya, dokter bilang keadaan Liam tidak terlalu buruk tapi ia shock karena kejadian tadi.
Liam sempat mencari mu, aku bingung nanti bagaimana saat pria itu sadar dan mencari mu lagi aku harus bagaimana?
Aku akan datang ke apartemen mu.
Jangan berbuat macam-macam, aku khawatir.
Mau aku bawakan sesuatu? Ayo kita bicara sambil makan ya:)
Setelah membaca pesan dari teman temannya telinganya bergerak ketika mendengar bunyi bel apartemennya berbunyi. Jika itu Joshua tidak biasanya pria itu menekan bel.
"Apa?" Tanya Aiko menatap datar pria dihadapannya, ternyata itu Joshua. Suara gadis itu begitu parau, seperti tidak pernah digunakan.
Pria itu menghela nafasnya panjang.
"Kakek dan Alexa bisa marah jika tanganmu seperti ini lagi," ucapnya tidak nyambung, ia menggapai tangan sepupunya yang terluka.
"Belum diobati?" Tanya Joshua, Aiko hanya menggeleng sebagai balasan. Ia tidak punya banyak tenaga bahkan hanya untuk berbicara saja, bibirnya yang dingin terlihat kering dan menempel satu sama lain. Tenggorokannya terasa sakit.
"Biar ku obati," ucap Joshua sambil membawa Aiko kedalam rumah gadis itu.
Joshua pria yang sering terlihat bodoh itu sekarang terlihat serius dan lebih dewasa, dengan cekatan pria itu mengobati tangan sepupunya yang hanya diam seperti patung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Teen Fiction[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...