"Bagaimana kau sudah puas?" Tanya Aiko melirik Liam yang berjalan dengan banyak makanan khas kaki lima di tangannya.
"Belum, makanan ini belum aku makan jadi belum puas," jawab Liam membuat Aiko menghela nafasnya.
Sekarang mereka berada di lapangan yang menyatu dengan taman, tempat dimana banyak orang berolahraga dan pedagang kaki lima yang mencari rupiah disana. Butuh waktu cukup lama untuk Aiko mengikuti Liam yang terus membeli makanan dari gerobak satu ke gerobak lainnya.
"Aiko mau?" Tanya Liam sambil menyodorkan makanan yang dia beli, tentu saja itu uang Aiko.
"Tidak, kau saja," jawab Aiko ia tidak terlalu tertarik.
"Kenapa?" Tanya Liam dengan penuh makanan.
"Aku baru saja sarapan dan ini masih pagi," jawab Aiko seadanya.
"Ya sudah," ujar Liam, "Tapi nanti makan kalau sudah pulang dari sini, tubuh Aiko terlihat kurus," lanjut Liam tanpa melihat lawan bicaranya.
Aiko mendelik, "Meski aku kurus tubuhku kuat. Mau mengujinya?" Ujar Aiko dengan pertanyaan menggoda diakhir kalimatnya, membuat pria itu tidak mengerti.
"Menguji? Menguji apa?" Tanya Liam menatap Aiko.
"Menguji kekuatan tubuhku," jawab Aiko berbisik tepat ditelinga Liam, seketika pipi dan telinga pria itu memerah.
"Maksud Aiko apa?" Tanya Liam lagi, ia menunduk malu.
"Maksudku dengan pergi ke gym bersama, atau melihat aku latihan beladiri bersama kakekku begitu," jawab Aiko sambil terkekeh, jelas jelas ia menggoda mantan kekasihnya.
Liam menatap Aiko sebal, ia mengalihkan pandangannya. Ia malu karena ia berpikir yang aneh aneh, tapi ia juga cukup penasaran dengan kekuatan gadis itu.
"Ngomong ngomong memang berapa kuat tubuh Aiko?" Tanya Liam dengan suara kecil, pandangannya tidak teralihkan dari pemandangan tempat itu ia malu jika menatap Aiko.
Gadis itu tersenyum, menarik kepala Liam untuk menatapnya.
"Kau ingat ketika kita di gudang? Itu salah satu contoh aku kuat untuk menahan tubuhmu," jawab Aiko membuat pipi Liam memerah.
"Jangan diingatkan lagi Aiko," ujarnya malu.
Gadis itu sedikit terkekeh, "Aku hanya menjawab apa yang kau tanyakan," ucap Aiko seadanya.
Liam tidak mengatakan apapun lagi sama dengan Aiko, mereka sibuk dengan pemikirannya masing masing. Liam sedikit melirik Aiko dari sudut matanya, ia bertanya tanya tentang bagaimana hubungan mereka sekarang, Liam sudah mengatakan bahwa dirinya masih mencintai mantan gadisnya ia kira setelah itu Aiko akan mengajaknya kembali bersama. Tapi entah kenapa dari tadi ia melihat tatapan ragu di mata gadis itu, tidak seperti biasanya.
Sedangkan Aiko sibuk dengan apa yang akan terjadi nanti, mulai dari hubungan dengan Liam entah bagaimana tapi ia merasa ragu apalagi ketika Nick mengatakan bahwa pria itu mencintai dirinya, ia yakin Nick tidak akan menyerah dengan mudah. Namun, ia tetap menganggap Nick hanya temannya seperti yang dikatakan oleh pria itu dulu, karena sepenuh hatinya sudah milik Liam. Meski ia belum siap untuk menjalin hubungan kembali, ada sesuatu yang mengganjal.
Lalu bagaimana dengan Teril? Apa yang akan dia lakukan kepada Diandra, meski ia tidak menyukai gadis kecil itu tapi tetap saja mereka saudara kandung, ikatan batin setipis mungkin masih tetap mengikat mereka.
Tanpa sepengetahuan Aiko, Liam pergi untuk membuang sampah. Melihat tatapan gadis itu yang serius, Liam tidak ingin mengganggunya.
"Liam," panggil Aiko pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Подростковая литература[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...