BABY BOY 39 SEASON 2

6.4K 523 62
                                    

"Uh menyebalkan!" Gerutu Alexa di pagi hari.

"Ada apa?" Tanya Aiko tiba tiba.

"Argh kau membuatku terkejut Aiko!" Teriak Alexa kesal, suasana hatinya sedang tidak baik jadi ia mudah sekali marah.

Aiko yang tahu tabiat temannya itu hanya bisa mengangkat bahu tidak peduli.

"Aku tanya ada apa?" Tanya Aiko lagi.

Alexa menghela nafasnya, "Joshua menyatakan perasaannya padaku tadi malam," jawab Alexa pelan.

"Apa?" Tanya Aiko sebisa mungkin menahan tawanya.

"Jangan ditahan tertawa saja bodoh!" Ujar Alexa tambah kesal.

"Tidak, tunggu Joshua menyatakan perasaannya? Hal yang baru," ucap Aiko setelah mengatur ekspresinya kembali menjadi datar.

"Memang sepupumu itu gila! Menyebalkan! Siapa juga yang mau berkencan dengannya!" Alexa terus menggerutu.

"Sepupumu lebih gila dari Joshua," ucap Aiko tidak setuju.

"Dan banyak juga wanita yang ingin berkencan dengan Joshua, jadi persiapkan dirimu jika nanti pria itu berpaling," ucap Juni tiba tiba, ia asik dengan bukunya.

Dahi Alexa berkerut tidak suka, gadis itu melipat kedua tangannya di dada.

"Tidak mungkin!"

Setelah mengatakan itu Alexa pergi meninggalkan Aiko dan Juni.

"Padahal aku yakin dia juga menyukai Joshua tapi gengsinya terlalu tinggi," ujar Juni pelan.

"Ya, mau bagaimana lagi dia Alexa," ucap Aiko sedikit melirik Juni.

....
"Mamah kemarin menelepon mu, kan?" Tanya Dilan memastikan.

Sekarang sudah memasuki jam istirahat, Aiko dan Dilan berada di rooftop karena pria itu ingin membicarakan sesuatu.

"Iya, kau tidak tahu?" Aiko balik bertanya.

"Tahu, hanya saja aku memastikan," jawab Dilan membuat Aiko menatapnya aneh.

"Sudah coba lapor polisi?" Tanya Aiko lagi, ia meneguk minuman isotoniknya.

"Sudah, tapi kau tahu kan kalau Mamah itu tidak sabaran," jawab Dilan melirik Aiko, ada sesuatu yang ingin ia pastikan juga.

"Aku tidak berjanji untuk membantu mencari Diandra," ujar Aiko seperti tahu apa yang ingin Dilan pikirkan.

"Jadi jangan tatap aku seperti itu," lanjutnya sambil memalingkan wajahnya membalas tatapan kakaknya itu.

"Lalu apa teman teman Diandra tahu bahwa gadis itu hilang?" Tanya Aiko lagi, ia masih menatap kakaknya.

"Tidak, karena aku tahu mereka bukan benar benar teman Diandra," jawab Dilan lirih.

"Ngomong ngomong Aiko, bisa berhenti menatapku seperti itu? Lalu kau punya tatapan seperti dari siapa?" Pinta Dilan, ia merasa kurang nyaman dengan tatapan adiknya.

"Tidak tahu, tanya saja kakek," jawab Aiko seenaknya, kemudian gadis itu memalingkan wajahnya.

"Kalau keadaan genting aku akan membantu mencari Diandra," ucap Aiko tenang.

"Kalau begitu aku duluan kak," lanjutnya meninggalkan Dilan yang dibalas anggukan oleh pria itu.

Ia berjalan dengan tatapan kosong, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Entah kenapa dari semalam ia merasa khawatir dengan Liam, firasat buruk itu terus mengganggunya. Ia terus berjalan sampai ia tidak sadar jika ia sudah berada di sisi lapangan. Gadis itu melihat Liam yang sedang membaca buku di sisi lapangan dengan temannya, ia tidak mengerti kenapa pria itu bisa membaca buku di suasana yang begitu ramai dengan cuaca yang cukup panas. Namun, matanya membulat ketika basket yang dimainkan memantul ke arah prianya lalu tanpa diperintah kaki panjangnya berlari kearah Liam untuk menghalau bola tersebut.

Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang