BABY BOY 11

15.4K 1.2K 82
                                    

"Karena warna itu cukup netral untuk ku," ucap Aiko kepada Joshua.

Sekarang ia resmi hidup sendiri, dan ia suka akan fakta itu. Kakeknya dengan baik hati membelikan apartemen yang menurut Aiko mewah. Ia tahu kakeknya memiliki banyak uang, ia seorang tentara veteran meski kakeknya bilang bahwa ia tentara bayaran tapi Aiko tidak terlalu peduli akan hal itu.

"Kalau semua warna putih serem juga dong Aiko, ditambah tidak ada foto atau gambar yang menghiasi dinding. Minimal hiasi dengan sesuatu kek," omel Joshua yang tidak setuju dengan apartemen milik sepupunya itu.

Bagaimana bisa setuju jika apartemen didominasi warna putih, seperti sebuah penjara. Apalagi Joshua menganggap warna putih menyeramkan, karena kebanyakan hantu memakai baju warna putih.

"Kau tidak takut ada hantu hah? Mereka sering memakai baju warna putih sama seperti apartemen milikmu ini," ucap Joshua masih dengan omelannya.

Aiko memutar bola matanya, "Jangan terus mengomel cepat bantu aku bereskan tempat ini,"

"Iya iya, ini aku juga bantu kok."

Aiko menyukai warna apartemennya karena menurut dirinya warna putih itu warna kematian. Ia sedang menunggu waktu yang tepat untuk menjemput kematiannya. Ia juga tau teman temannya tidak suka dengan obsesi Aiko untuk mati, bukan karena ia tidak punya sesuatu untuk bertahan. Ia punya teman temannya yang menjadi alasan untuk hidup, tapi entah kenapa ia sangat ingin mati bukan karena bosan hidup namun ia berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia tidak peduli jika suatu hari dilahirkan kembali menjadi seorang bajak laut jahat atau bandit hutan ia tidak peduli, yang terpenting ia tidak melihat keluarganya.

Ibunya dan Diandra adalah faktor utama ia tidak menyukai keluarganya. Diandra adalah hasil pengkhianatan dari ibunya, dan Diandra juga menjadi alasan kenapa Aiko memiliki satu ginjal serta kehilangan kakaknya yang hebat, Dilan.

Awalnya ia menyalahkan semua orang tidak peduli alasannya apa, tetapi ketika ia beranjak remaja ia sedikit mengerti semuanya memiliki benang merah yang saling berkaitan. Ibunya tidak pernah mendapatkan perhatian dari ayahnya, pria itu terlalu sibuk bekerja pulang pergi tanpa ada kata. Pria itu juga tidak pernah membalas pesan atau mengangkat telepon, menurut dia itu tidak penting. Ibunya seorang wanita biasa ia menikah ia juga ingin dicintai, bukan sekedar kata dihadapan Tuhan dan orangtuanya tapi perlakuan juga ia butuhkan. Kemudian ia bertemu dengan pria yang bisa memberikan apa yang ia butuhkan, sampai ada niatan di hati kecilnya untuk meninggalkan suaminya dan berbahagia bersama orang baru. Ia tau itu adalah kesalahan, tapi ia juga tidak tahan dengan sikap suaminya.

Sampai dimana ayah Aiko tau jikalau istrinya mengandung bayi yang bukan darah dagingnya. Ia marah, pertengkaran pun terdengar bising ditelinga Aiko kecil. Namun, ajaibnya mereka tidak berpisah, mereka menyadari kesalahan satu sama lain. Mereka berbaikan dan ayahnya tidak masalah dengan bayi hasil perselingkuhan itu, semuanya berjalan lancar. Aiko yang baru bisa berbicara dengan lancar takjub melihat bayi kecil yang digendong oleh ibunya, ia langsung jatuh hati. Ia tidak menyadari jika bayi itu yang akan merubah kehidupannya.

Hari itu pun dimulai, dimana Aiko menjadi kambing hitam atas semua kesalahan Diandra, ia harus mengalah pada adiknya apa pun itu. Ayah, ibu dan kakaknya beralih menyayangi Diandra, ia dilupakan.
Sampai ia harus kehilangan satu ginjalnya hanya untuk Diandra, gadis itu sakit tidak ada pendonor. Kakeknya yang selalu ada untuknya, pria tua itu sangat marah ketika mengetahui Aiko harus menjadi pendonor di usia muda ditambah dilakukan secara ilegal. Uang berbicara hukum dapat dibeli.

Hening dan dingin ketika ia terbangun setelah operasi, tidak ada siapa pun ia sendirian. Dengan langkah kecilnya ia berjalan menelusuri lorong rumah sakit, berharap ada orang lain untuk bertanya setidaknya apa ia baik baik saja atau tidak. Sampai ia melihat dan mendengar tawa bahagia dari keluarganya, bukan itu bukan keluarganya itu keluarga Diandra. Tatapan yang awalnya berharap berubah menjadi dingin, obsesinya terhadap kematian dimulai saat ini. Hatinya mulai mati untuk keluarganya, dan ia berharap tidak untuk orang orang yang selalu ada untuknya, seperti kakek atau teman temannya.

Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang