BABY BOY 33

7.7K 725 46
                                    

Sekolah yang awalnya ramai karena rencana bunuh diri Diandra menjadi sepi karena para guru menyuruh para murid untuk kembali ke kelasnya masing masing. Diandra yang diselamatkan oleh Dilan di bawa ke kantor guru untuk bertanggungjawab atas kesalahannya, para guru pun memanggil kedua orangtua gadis itu.

"Aiko Lian?" Panggil salah satu guru yang datang dengan sengaja ke kelas gadis yang ia panggil.

Aiko yang merasa terpanggil mengangkat tangannya.

"Ayo ikut ibu sebentar," ucap guru itu sambil berlalu pergi yang diikuti oleh Aiko.

Mata gadis itu menemukan kakaknya yang berdiri menunduk, pria itu terlihat kacau. Kepala pria itu terangkat ketika matanya tak sengaja melihat Aiko yang berdiri menyender di dinding didepannya, tatapan dingin dari gadis itu tidak berubah membuat dirinya tersenyum kecut.

"Apa aku ini kakak yang tidak berguna Lili?" Tanyanya dengan suara serak.

Aiko menatap tanpa minta pria didepannya, ia sedikit kesal karena mendengar nama itu disebut kembali.

"Akhirnya setelah ribuan purnama kau sadar juga Dilan," jawabannya tanpa minat.

"Aku minta maaf karena tidak bisa menjadi kakak yang berguna untukmu," ucap Dilan menatap Aiko yang tidak menatapnya.

"Hm,"

"Apa kita bisa memulai hubungan kita dari awal? Kakak merindukan Lili," ujarnya pelan ia terlihat putus asa. Ia sedikit khawatir apalagi ibunya yang datang dengan amarah yang membuncah, ia akan disalahkan kembali.

"Tidak, tidak ada untungnya untukku juga," tolak Aiko mentah mentah.

"Bahkan jika aku memohon sambil bersujud padamu?" Tanya Dilan berharap.

"Aku bukan Tuhan dan aku tidak sebaik Tuhan," jawab Aiko.

"Aku tau itu aku mohon, aku bersumpah akan menjadi kakak yang baik untukmu—" ucapan pria itu terpotong ketika guru memanggil mereka berdua untuk masuk.

"Aiko Dilan ayo masuk," potong guru dengan rambut sebahu itu.

"Jangan bicara omong kosong kau membuat gendang telinga ku sakit," ucap Aiko menghina ucapan kakaknya, tanpa menunggu ia segera masuk keruangan.

.....
Aiko terdiam ketika ibunya tidak terima dengan semua yang Diandra lakukan, ia tetap dengan pendiriannya bahwa Diandra anak baik yang patuh. Sedangkan gadis yang sedang dibela itu hanya bisa menangis didalam pelukan ayahnya.

Aiko melirik Dilan yang terlihat gelisah dan takut, ia heran kenapa kakaknya bisa seperti itu.

"Dengar! Diandra tidak mungkin melakukan hal menjijikkan seperti itu! Jangan terus menuduh putriku!" Untuk sekian kalinya ibu Aiko terus membantah.

"Aiko cepat mengaku bahwa itu semua salahmu! Kau yang memfitnah Diandra, cepat mengaku!" Ucap wanita yang disebut ibu itu.

Aiko mengeraskan rahangnya, matanya berkilat marah.

"Disini aku korban dan untuk apa aku harus jadi pelaku hanya untuk melindungi pelaku sebenarnya?" Tanya Aiko tidak percaya.

"Kau—"

Ucapan ibunya terpotong ketika Dilan tiba tiba berdiri melindungi Aiko dengan punggung lebarnya.

"Mah dengar ini bukan salah Aiko, untuk kali ini Dilan mohon jangan menutup mata atas kesalahan Diandra, dia harus belajar bertanggung jawab," terang Dilan sambil memohon kepada ibunya.

Aiko terdiam ia tidak peduli tapi ia terkejut ketika ibunya menampar Dilan dengan begitu keras, kemudian ibunya dengan tidak waras menyerang Dilan yang hanya diam menerima semua pukulan dari wanita yang dia anggap sebagai ibunya.

Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang