Dengan keras gadis bertubuh jangkung itu memukul mahluk yang berniat melukai pria mungil yang terjatuh. Keadaan begitu kacau, mereka dikejar gerombolan mahluk yang memakan manusia. Tidak ada waktu untuk melawan apalagi mereka hanya berdua, dan si gadis jangkung itu sudah terluka cukup parah namun untungnya bukan luka gigitan, jika terkena gigitan mereka bisa berubah menjadi mahluk itu yang lebih dikenal dengan zombie."Cepat kita harus pergi! " Gadis itu berteriak nyaring sebelum membantu pria mungil untuk berdiri.
"Lari! " Perintahnya kacau.
Mereka terus berlari didalam supermarket yang sudah lama tidak terawat, dan dibelakang penuh dengan zombie yang berteriak lapar.
"Ayo! " Ucap gadis jangkung itu menahan pintu gudang supermarket, lalu dengan cepat pria mungil itu berlari dan dengan gerakan cepat pintu tertutup.
"Ini tidak akan bertahan lama, sebisa mungkin kita ambil sesuatu yang berguna di depan mata sembari mencari jalan keluar. Tidak ada waktu untuk benar benar mencari, " Ujar gadis itu dengan nafas yang terputus-putus, ia benar-benar lelah.
Pria itu mengangguk pelan, lalu berjalan mengikuti gadis itu.
"Aiko... " Panggil pria itu pelan dan begitu menggantung.
"Ya? " Nafasnya memburu ia masih lelah dengan peristiwa tadi.
"Apa lebih kita obati luka Aiko terlebih dahulu? " Saran pria mungil itu khawatir, gara-gara dia yang terlalu bergantung dengan gadis bernama Aiko ia menjadi beban bagi gadis itu.
Gadis itu menggeleng pelan sembari memasukkan makanan kaleng yang terlihat di depan matanya.
"Kita tidak punya waktu, saat benar-benar aman aku akan mengobati lukaku. Apa kau terluka? "
Pria itu menekukkan alisnya, hal tadi adalah salah satu sikap Aiko yang ia sukai sekaligus ia benci. Karena secara tidak langsung gadis itu selalu memikirkan orang lain dibanding dirinya sendiri.
"Apa sekali saja kau bisa memikirkan dirimu sendiri? " Tanya pria itu dengan nada yang tinggi mengundang tanda tanya bagi si gadis.
"Aku tahu kau khawatir denganku tapi apa bisa kau memikirkan dirimu sendiri juga Aiko?! " Pria itu benar-benar meninggikan suaranya.
Gadis itu diam lalu berdehem.
"Memikirkan jalan keluar yang aman sama halnya dengan memikirkan diriku sendiri. Jangan tinggikan suaramu aku tidak ingin bertengkar sekarang, itu bukan prioritas! " Diktenya tegas.
"Tapi kau bisa mati sebelum menemukan jalan keluar! " Bentak pria itu keras nafasnya memburu menahan amarah ia tidak tahan melihat gadis miliknya terluka.
"Liam! " Aiko balik membentak pria mungil bernama Liam itu.
Dengan seketika tubuh pria itu menegang, ia memang terkadang bertengkar dengan gadisnya namun disaat-saat seperti ini ia tidak suka jika gadisnya meninggikan suara untuk berbicara padanya.
Aiko yang sepertinya tersadar menggelengkan kepalanya, dan berjalan mendekati pria mungil itu.
"Aku minta maaf ayo kita pergi, " Ajak Aiko dengan tangan yang berniat untuk menggapai tangan milik Liam. Namun, dengan cepat pria kecil itu menepisnya dan berjalan kearah pintu tua berkarat.
"Liam jangan!!! " Teriak Aiko dengan mata yang melotot karena ia tau itu bukan pintu yang aman, dan benar saja segerombolan zombie yang untungnya lebih sedikit dari tadi muncul dan hampir menyerang Liam. Tapi dengan cepat Aiko mengarahkan pistolnya dan menembak zombie itu tepat di kepala.
"Cepat lari! " Teriak Aiko sembari menggapai tangan Liam, mereka berlari kencang dengan pikiran Liam yang masih melayang. Ia shock.
Sedangkan Aiko berlari kencang dengan otak yang berputar memikirkan cara bagaimana mereka lepas dari kejaran zombie biadap itu.
Terlihat rak makanan yang sepertinya bisa Aiko jadikan penghambat bagi para zombie itu, dengan cepat kakinya bergerak menendang rak tersebut hingga jatuh membuat pergerakan zombie menjadi terhambat.
"Cepat naik! " Perintah Aiko, ia sudah siap dengan posisi kuda-kudanya.
"Aku tidak bisa aku tidak mau meninggalkan Aiko! " Tolak Liam.
"Jika kau tidak bergegas kita semua akan mati! Aku akan baik baik saja," Ujar Aiko meyakinkan Liam mata tajamnya menatap Liam mantap.
"Berjanjilah, " Ucap Liam pelan yang mendapatkan anggukan dari Aiko.
Lalu dengan cepat Liam naik ke atas kedua tangan milik Aiko dan sedikit melompat dengan bantuan dari tangan gadis itu. Tepat setelah itu satu zombie menyerang namun dengan lihai Aiko melawan, Liam yang sudah di luar khawatir dan berniat turun untuk membantu karena dari jauh ia melihat segerombolan zombie yang mendekat. Ia tidak mau kehilangan Aiko, saat kakinya bersiap untuk turun sebuah peluru melesat sepuluh sentimeter dari kakinya membuat ia dengan reflek menghindar dan terjatuh kebelakang yang untungnya tempat yang aman.
"Jangan berani kau untuk turun! Cari Joshua dan keluar aku akan menyusul mu nanti! " Ucap Aiko tegas tidak mau dibantah, dan yang ternyata peluru itu berasal dari pistol Aiko.
Sekarang gadis itu berlari mencari jalan keluar setelah merasa bahwa Liam sudah aman, begitu pun dengan Liam yang sudah berada di luar mencari keberadaan Joshua.
....
"Kalian dengar itu? " Tanya seorang pria kecil kepada teman temannya."Sepertinya ada orang yang terkena masalah, " Salah satu dari mereka menimpali.
"Apa perlu kita selidiki? Siapa tau bisa kita jadikan anggota, " Ucap yang lainnya.
Mereka pun mengangguk dan berjalan kearah suara tadi, yaitu suara tembakan.
....
"Liam! Dimana Aiko? Kita harus pergi disini sudah tidak aman! " Ujar Joshua khawatir, lewat drone miliknya ia bisa melihat beberapa zombie yang diluar kawasan supermarket mulai mendekati tempat mereka."Aiko terjebak, kita tidak bisa pergi tanpanya! " Ucap Liam dengan nafas yang memburu, ia masuk kedalam mobil pick up yang dibawa oleh Joshua.
Joshua menggeram, ia frustasi jika mereka terlalu lama disini bisa saja mereka mati. Tapi jika mereka meninggalkan Aiko itu bukan pilihan yang bagus, lagipula Aiko adalah sepupunya.
"Kau naik ayo cari—" Ucapan Joshua terhenti ketika segerombolan zombie tiba-tiba muncul dan sialnya lagi, ada zombie yang sudah bermutasi.
Tubuh zombie itu kurus dan tinggal di kepalanya muncul seperti tentakel yang panjang dan juga tajam dan itu merupakan salah satu zombie yang berbahaya.
"Maaf Liam tapi ini apocalypse! " Ucap Joshua sebelum menginjak pedal gas dengan kencang yang membawa mereka pergi dari tempat itu.
"Kau gila berhenti! " Liam tidak terima jika kekasihnya ditinggalkan begitu saja.
Pria mungil itu bergerak mengganggu Joshua yang sedang mengemudi, tapi tiba-tiba sesuatu membuat mereka terkejut bukan main.
Di belakang mereka terdengar bom yang membuat mereka dengan tiba-tiba berhenti.
"Aiko."
....
Apa ya? Lanjut atau enggak? Atau ganti nama tokohnya jadi tokoh yang baru?
Sejujurnya aku bingung, udah lama gak nulis lagi. Mau nulis lagi sekarang cuma sibuk ahushahsusbsbs(┛✧Д✧))┛
Aku juga awalnya mau bikin akun di trakteer biar bisa up disana, tapi gak ngerti bye😞
Kasih saran dong teman teman semuanya, terimakasih aku mau menghilang lagi🏃♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Teen Fiction[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...