Diandra berjalan dengan riang menuju sekolah, diparkiran ia merasa aneh ketika ia turun dari mobil. Anak-anak sekolah menatapnya begitu sinis, tidak jarang diperjalanan menuju kelasnya ia mendengar seseorang yang mencemoohnya.
"Kak ini ada apa?" Tanya Diandra kepada Dilan yang sedari tadi diam.
"Jangan tanya aku, aku tidak tau," jawab Dilan datar, setelah itu ia meninggalkan adiknya.
Diandra menatap kesal kepergian sang kakak, ia beberapa kali menghentak hentakan kakinya kesal.
"Lihat orang bodoh itu," ucap salah satu siswi yang baru datang bersama temannya.
Diandra yang mendengar itu menatap nyalang pada gadis yang terus mentertawakannya.
"Siapa yang kau maksud orang bodoh itu Mia?" Tanya Diandra terdengar menahan amarahnya.
"Siapa lagi? Ya dirimu," jawab Mia sambil menunjuk Diandra tanpa beban.
"Apa maksud mu hah?!" Tanya Diandra tidak terima, ia mendorong bahu Mia cukup keras, beberapa orang mulai menjadikan mereka pusat perhatian.
"Maksudku? Hey kau pikir rencana kekanak-kanakan dirimu akan berhasil untuk selamanya? Setelah kau memfitnah kakak mu dan mengambil kekasihnya secara paksa!" Ujar Mia mulai meninggikan suaranya, Diandra terkejut ia terdiam sambil berpikir tidak mungkin, kan rencananya diketahui?
"Kenapa diam Diandra? Lihat di forum sekolah jika kau mau tau seberapa busuknya dirimu," ucap Mia kembali membuat Diandra tersadar, dengan tergesa-gesa ia menyalakan handphonenya.
Gadis itu terlihat terkejut, wajahnya yang tadinya bersinar sekarang redup ia berdiri kaku nyaris bergetar ketika semua rencananya diketahui semua orang. Dimulai Dimas yang mengaku jika ia hanya disuruh oleh Diandra, disertai dengan bukti cctv yang memperlihatkan Diandra merobek bajunya sendiri dan Dimas yang hanya diam menunggu perintah selanjutnya. Kemudian ada beberapa orang yang mengaku bahwa dirinya disuruh oleh Diandra untuk mendukung hubungan Diandra dengan Liam.
"Terkejut eh?" Tanya Mia tersenyum remeh ketika Diandra hanya diam saja.
Hal yang membuatnya lebih terkejut adalah kejahatannya yang sudah berlalu, dari dirinya yang pernah mengganggu teman sekelasnya karena temannya itu disukai oleh banyak orang dibanding dirinya. Gadis itu masih terdiam ketika orang orang mulai mencemoohnya, lidahnya kelu, ia bahkan bisa merasakan aliran darahnya yang berhenti membuat bibirnya pucat, ia takut tidak seharusnya seperti ini. Seharusnya ia dicintai, ini pasti gara gara kakak sialannya.
Ia tersadar ia harus membela dirinya.
"Ini pasti bohongan, ini semua hanya fitnah dari Aiko dari kakakku. Ia tidak terima jika ia semakin dibenci, dan lagi ia tidak terima jika akhirnya Liam memilihku jadi ia melakukan ini. Aku anak baik tidak mungkin melakukan hal kotor seperti itu," terangnya menatap semua orang yang memperhatikan dirinya. Tatapan itu, seperti menguliti dirinya hidup hidup.
"Ah!" Ia meringis ketika air yang lumayan dingin dan kotor membasahi sebagian seragamnya.
"Sudah salah masih tetap memfitnah orang, kau tidak tahu malu ya Diandra," ketus salah satu murid yang menjadi pelaku atas siraman kepada Diandra.
"Aku tidak mungkin salah! Aku Diandra Lian tidak mungkin salah!" Teriak gadis itu tidak terima, orang orang semakin menatapnya kesal. Sekarang Diandra tidak lebih dari orang bodoh yang mengaku pintar.
"Apa? Diandra Lian? Kau itu anak haram dari keluarga Lian!" Seru Mia membuat Diandra kembali terkejut.
"Apa kau tidak membaca semua berita tentang mu di forum sekolah Dian?" Tanya seorang gadis disamping Mia yang sedari tadi hanya diam saja. Diandra melirik gadis yang ia tau namanya adalah Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Teen Fiction[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...