BABY BOY 22

10.5K 832 59
                                    

"Ini minum," ujar Joshua sambil menyerahkan satu kaleng soda kepada Aiko.

Sekarang mereka berada di apartemen milik gadis itu, bermain sekaligus menghibur temannya yang sedang patah hati.

"Rasanya aneh," ujar Aiko lemah, Radit pria yang berakal yang anehnya mau menjadi sahabat dari sepupunya yang gila menatapnya heran.

"Aneh apanya?" Tanyanya.

"Entahlah semua berjalan begitu cepat, dimulai dari hubunganku sampai kejadian parkiran dan fitnah dari Diandra," jawab Aiko, dengan tenang ia meminum minuman bersoda itu.

Radit merubah posisi duduknya menatap Aiko, sedangkan yang lainnya sibuk dengan urusan masing-masing. Dari Alexa dan Joshua yang berkelahi gara gara game dan Juni yang sibuk dengan tanaman kaktus miliknya yang dia titipkan kepada Aiko.

"Itu sudah terencana jadi tidak aneh jika berjalan dengan cepat, Diandra juga berhasil memanfaatkan keadaan dimana kau sedang lengah gara gara kisah cintamu," terang Radit.

Aiko tidak bisa berpikir otaknya seperti dipenuhi oleh sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, bahkan dari tatapan matanya saja bisa menjelaskan bahwa sekarang ia tidak bisa menggunakan otaknya.

"Coba jelaskan aku tidak mengerti," pinta Aiko, mata gadis itu dipejamkan berharap otaknya sedikit berkerja.

Pria putih dengan rambut coklat pudar itu menghela nafasnya lelah.

"Pertama kemungkinan dia tau soal pengedaran itu saat kau membawa Liam pulang denganmu. Kau tau, banyak sekali anak anak yang membicarakanmu karena membawa Liam," ujar Radit mulai menerangkan, ia sangat cocok jika menjadi seorang agen karena analisisnya selalu benar ditambah ia sering memperhatikan keadaan sekitarnya.

"Hubungannya dengan Diandra apa?"

"Entahlah dari sifat gadis itu aku berpikir kemungkinan dia mengikuti mu? Jadi dia bisa tau atau dia bertanya soal parkiran lama kepada Dilan? Semua kemungkinan itu bisa saja benar,"

"Dilan? Dia tau apa soal parkiran lama?" Tanya Alexa tiba tiba, ia mengalihkan pandangannya dari game.

"Dia ketua basket bisa saja ada anak-anak yang memberi tahunya soal itu, kau tau tidak hanya kaum hawa yang suka bergosip," jawab Juni, gadis itu duduk dengan tanaman kaktus di pangkuannya.

"Benar yang dikatakan oleh Juni," ucap Radit membenarkan.

Aiko semakin pusing ia tidak peduli sungguh soal parkiran lama, yang akan mendapatkan batunya itu Diandra. Karena ia yakin Teril sudah mulai bergerak untuk memberikan gadis itu pelajaran. Ia tidak peduli, apa pun yang terjadi kepada adiknya itu.

Hanya saja ia tidak mengerti kenapa tiba-tiba Liam bisa dekat bahkan lebih memilih Diandra dibanding dirinya, karena ia yakin tidak secepat itu Liam melupakannya.

"Aku tidak peduli soal parkiran lama hanya saja kenapa warga sekolah bisa berbondong-bondong mendukung hubungan Liam dan Diandra? Karena tidak mungkin satu sekolah membenci ku," ucap Aiko frustasi terlihat dari bagaimana ia menggosok wajahnya kasar.

"Sudah kubilang agar kau jera!" Seru Alexa tidak santai.

"Tapi tidak mungkin sampai berbondong-bondong seperti itu Alexa!" Ujar Aiko agak kesal.

"Bukankah aku sudah bilang Aiko," ucap Radit membuat perhatian Aiko tertuju padanya.

"Diandra berhasil memanfaatkan keadaan sebaik mungkin, setelah keadaan ricuh gara gara parkiran lama dia lebih mudah menggiring opini ditambah citramu yang jelek memudahkan rencana Diandra," lanjut Radit cukup tenang, di keadaan seperti ini ia memang ahli untuk menjadi penengah.

Baby Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang