Aiko memakai jaket parasut hijau tua dengan celana panjang yang cukup longgar membuat kakinya terlihat lebih panjang, ia duduk dengan bersandar pada meja bar ia memperhatikan bagaimana Nick menari mengikuti irama musik yang begitu keras. Rambutnya ia ikat sebagian, tidak ada orang yang menyangka kalau dia seorang wanita diremangnya lampu bar.
"Kau menikmati minumannya?" Tanya Nick, pria itu memakai celana panjang dengan baju pendek yang memperlihatkan perutnya.
"Ya," jawab Aiko seadanya, tatapan gadis itu begitu sayu bisa menggoda siapa saja yang melihatnya.
"Jangan melihatku dengan mata seperti itu, kau membangunkan sesuatu!" Ucap Nick ia agak berteriak karena musik semakin kencang.
Aiko melirik bagian bawah tubuh Nick, ia tersenyum menarik pria itu dalam pelukannya mengelus pelan punggung pria itu.
"Aku tidak tertarik Nick maaf," ucapnya tepat ditelinga Nick.
Pria itu mendengus pelan tidak suka dengan jawaban yang Aiko berikan.
"Masih belum bisa melupakan mantan mu itu?" Tanya Nick memastikan.
"Aku baru putus darinya tadi siang tidak mungkin aku langsung lupa," jawab Aiko jujur.
"Aku hampir melupakan Hiro karena mu sekarang kau harus melupakan Liam karena ku," ujar Nick merapatkan tubuhnya dengan Aiko.
"Aku akan berusaha tapi aku tidak berjanji," kata Aiko, Nick menghela nafas tidak suka.
"Kalau begitu lebih baik kita menari," ajak Nick ia menarik tangan Aiko.
"Biarkan aku menghabiskan minumanku dulu," ujar gadis itu, dengan cepat ia meneguk habis minumannya yang tinggal setengah, Nick menatap minuman yang berwarna kuning itu memperhatikan bagaimana Aiko menghabiskannya, ia menyentuh leher Aiko yang bergerak ketika menelan minuman itu.
"Kau bisa mabuk Aiko," ujar Nick, ia menatap Aiko begitu dalam.
"Aku tau dan itu yang kau mau," imbuh Aiko yang membuat Nick tertawa geli.
Pria itu membawa Aiko menari ditengah banyak orang, Nick menari dengan lihai tidak peduli dengan sekitarnya, sedangkan Aiko hanya berdiri tidak ada niatan untuk dirinya menari sedikit pun.
"Menarilah Aiko!" Ucap Nick yang mendapatkan gelengan dari Aiko. Gadis itu mulai mabuk, pipinya merah matanya lebih sayu dari sebelumnya ia menarik Nick agar lebih dekat dengannya.
"Jangan menjauh," ujarnya menunduk menatap mata Nick.
"Kau mulai mabuk Aiko," ucap Nick yang dijawab deheman oleh gadis itu.
Nick menatap Aiko, gadis pertama dan satu-satunya yang bisa membuatnya tertarik. Pria itu mengalungkan tangannya dileher Aiko menikmati bagaimana gadis itu memeluknya mencium leher putihnya, ia tau Aiko setengah sadar melakukan itu tapi ia menyukainya.
"Aku akan menyewa kamar untuk kita, sebagai gantinya kau harus melayani ku," ujar Nick mengelus leher gadis itu.
Aiko menundukkan kepalanya mencium bibir milik Nick.
"Aku anggap jawabannya iya," ucap pria itu tersenyum senang.
....
Malam ini Liam termenung di kamarnya, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya ia beberapa kali mengecek handphone berharap ada pesan dari Aiko. Ia tidak mengerti kenapa gadis itu tidak menghubunginya atau mencoba membujuknya, meski ia tidak bisa bohong jika dirinya kecewa tapi ia sedikit berharap Aiko tidak akan menyerah dengan hubungan mereka."Liam dibawah ada temanmu," ujar ibunya Liam, ia membuka kamar anaknya yang terlihat gelap hanya lampu tidur yang menyala.
"Teman?" Tanya Liam entah kenapa ia merasa kalau itu adalah Aiko, dengan cepat ia berlari ingin segera menemui orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Teen Fiction[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...