Jika ditanya kapan Liam memiliki perasaan terhadap Aiko ia sendiri tidak tau kapan pastinya. Awalnya ia hanya mengagumi Aiko yang menanggapi kehidupan dengan santai dan sangat baik dalam mengontrol emosinya.
Jika ada kesempatan Liam selalu memperhatikan Aiko dari jauh, wanita yang jarang banyak bicara tetapi memiliki nada tegas dalam ucapannya jika ia mengeluarkan sedikit suaranya.
Dimata Liam, Aiko adalah wanita yang berbeda dari sekian banyak wanita yang pernah ia temui. Wanita yang begitu berkharisma dan memiliki warna sendiri.
Liam sadar setelah sekian lama memperhatikan Aiko dari jauh ia tertarik dengan wanita itu, dan baru kali ia punya kesempatan untuk lebih dekat dengan Aiko. Dan sekarang ia merasa menyesal karena mengungkapkan perasaan dengan terburu buru.
"Uh andai saja aku sedikit bersabar, mungkin dia bisa menjawab iya bukan melarikan diri dan membentak ku," kata Liam dengan sedikit lesu dan kesal disaat yang bersamaan.
"Ketua!" Panggil Diandra dengan suara imut yang dibuat buat, entah apa alasannya tetapi ketika ia melihat Liam ia harus menjadi gadis manis yang baik.
Liam hanya menoleh dan menunggu gadis itu menghampirinya.
"Apa kau ingat setelah pulang sekolah kita ada rapat bersama pengurus OSIS yang lainnya?" Tanya Diandra dengan senyum yang ceria.
"Iya aku ingat," jawab Liam tidak bersemangat.
"Bagus, bagaimana kalau kita pergi ke kafenya bersama?" Tanya Diandra lagi.
Liam mengangguk dan pergi meninggalkan Diandra sendirian di lorong kelas, bukan apa-apa tapi ia tidak punya semangat untuk bertemu dan mengobrol bersama orang lain. Mungkin dia sedang dalam fase menikmati patah hati pertamanya.
•••
"Nah nah bajingan ini muncul juga," seru Alexa semangat sampai sampai ia berdiri dari duduknya.
Aiko tidak menjawab ia langsung duduk disamping Juni dan merebut minum wanita itu.
"Kau benar benar tak tau malu ya," ejek Juni dengan wajah sombongnya itu.
Aiko masih diam sambil merasakan setiap teguk minuman yang ia minum, jus strawberry dengan susu kental manis yang sangat mendominasi. Ia tau jika Juni sangat suka makanan ataupun minuman manis tapi ini terlalu gila untuk dia yang tidak suka manis.
"Aku harap kau menjaga kesehatan mu Juni, kau tidak mungkin kan menghabiskan waktu mu bersama penyakit diabetes?" Tanya Aiko pada temannya itu, orang yang dimaksud hanya menggerutu dan kembali menikmati makanannya.
"Aku ambil motormu, kau boleh gunakan mobilku dulu," kata Aiko kepada Alexa tak lupa ia menyerahkan kunci mobilnya itu.
"Aku tidak akan ikut untuk balapan kali ini, aku ingin tidur," lanjutnya tanpa beban.
Alexa dan Juni saling melempar pandang, mereka tau semenjak kejadian Alexa membuat motor satu satunya Aiko rusak parah wanita itu tidak pernah memberikan barangnya pada orang lain lagi kecuali jika masih dalam pengawasannya.
"Jangan heran, aku memang ingin istirahat kali ini," kata Aiko lagi.
"Kau tidak akan mati kan?" Tanya Alexa penasaran.
"Untuk kali ini tidak, aku hanya ingin istirahat dalam artian memuat ulang tubuh dan jiwaku," jawab Aiko seenaknya tanpa beban.
"Sepertinya kau punya alasan untuk hidup lebih lama lagi ya," sarkas Juni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Teen Fiction[Warning 17+] Aiko itu gadis yang dominan bahkan di hubungannya pun ia menjadi pihak yang dominan. Dia bukan gadis yang suka dimanja tapi ia yang memanjakan pasangannya, ia lebih suka melihat pasangan frustasi dalam pelukannya dan itu yang dirasakan...