Lana membuka pintu rumahnya dan masuk dengan baju yang basah akibat hujan diluar, ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 06.01. Sial ia benar benar terlambat pulang kali ini
"Pasti abang udah pada pulang" ia buru buru membuka sepatunya kemudian berjalan masuk ketika langkahnya terhenti kala menemukan sosok Devan yang berdiri menatap tajam kearahnya
"Ohh masih inget rumah tuan putri" ujar Devan yang kemudian duduk diatas sofa
"Maaf bang tadi Lana ada kegiatan ekskul disekolah jadi pulang telat"
"Nggak papa kok, apa perlu disiapkan teh atau susu untuk tuan putri, cape banget sekolah terus kan atau mau di siapin air hangat untuk tuan putri kita" ucap Devan dengan senyum sinis nya
"Sekali lagi maafin Lana, besok Lana bakal pulang lebih cepet dari kalian berdua Lana janji. Abang laper kan yaudah Lana buatin makanan dulu yah" ucap Lana kemudian melangkah menuju dapur
"Sadar sama hukuman lo,gak usah buat gue ngomong dua kali" Lana menoleh kearah Devan dengan memohon. Tidak ada makanan jika ia melanggar aturan, itulah hukuman yang dimaksud Devan
"Tapi bang Lana belum makan apapun dari kemarin malam, Lana--"
"Lo pikir gue peduli? Mau lo gak makan sebulan kek gue gak peduli sama sekali. Jadi itu bukan urusan gue. Ngerti? Udah pergi sana"
Lana menghela nafasnya sejenak sembari menunduk kemudian tersenyum kecil dan melangkah menuju dapur
...
Setelah menyelesaikan masakannya yang menghabiskan waktu satu jam Lana kemudian menghidangkannya pada kedua kakaknya diatas meja makan, setelah membereskan semuanya didapur ia kemudian berjalan masuk kedalam kamarnya
Krrrr....
Seketika ia memegangi perutnya mencoba mengendalikan dirinya dari rasa lapar. Terbilang sudah hampir 2 hari ia belum makan apapun karna ia terlambat pulang, begitupun hari ini yang membuatnya harus kembali menahan laparnya
Sekolah tidak setiap kali menjadi tempat ia meredakan laparnya, terkadang ia tak memiliki waktu dan uang untuk dapat membeli roti kecil sekalipun. Karna kakaknya yang selalu membatasi uang jajannya yaitu 100 ribu untuk 2 bulan itupun belum lagi untuk membeli bahan makanan jika persediaan habis
Huh
Seketika ide muncul dikepalanya. Benar, ia bisa makan setelah dua saudaranya tertidur, setidaknya makanan untuk mengganjal perutnya malam ini, Ia tersenyum riang. Sembari menunggu, ia akan mandi dan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu
...
21.05 WIB
Lana menyembulkan kepalanya keluar kemudian ia melangkah keluar, mencoba berjalan tanpa membuat suara ketika melihat ruangan yang sudah kosong dan gelap. Dengan langkah pelan ia berjalan menuju dapur
Tangannya terulur membuka lemari pendingin, seingatnya ia sempat menaruh sisa dendeng disana, ia mengernyitkan keningnya kala tak menemukan apapun yang ada dilemari pendingin selain sayur mentah
"Kok gak ada? Apa udah mereka makan ya?" Ucap Lana sembari menghela nafas kecewa
Jikalau pun ia memasak saat ini, mereka pasti akan mendengarnya dari kamar dan hukumannya bisa diperberat
Ia kemudian berdiri dan berjalan kearah lemari makanan lainnya untuk mencari setidaknya roti kecil saja. Namun semuanya...terkunci
Terkunci seakan benar benar melarangnya untuk memakan apapun
KAMU SEDANG MEMBACA
enolA
Teen FictionMenjadi anak bungsu tidaklah serta merta menjadi anak yang paling disayang, anak yang paling dimanja dan anak yang paling dijaga Terkadang ada suatu hal yang mengharuskan semua orang membenci keberadaan diri kita sendiri. Teman, kerabat, orang orang...