🚨Jangan baca nih chapter dulu🚨
Gaes...sebelum masuk ke cerita, aku mau ngasih tau kalian. Kalo seandainya chapter ini ngelompat ke atas, ke chapter 7 atau chapter sebelum 15, itu lampauin aja dulu gaes sampai kalian mentok di chapter 15 nah baru abis itu klen bisa lanjut nih chapter. Maapken😭
Aku juga bingung, padahal udah ku atur tapi ntah kenapa pindah pindah terus gak mau diem ditempat nih chapter. Jadi nanti kalian lanjut baca sesuai chapter. Setelah kalian baca chapter 15 baru kalian lanjut ke chapter ini yah supaya nanti nyambung.
Sekali lagi maaf yah gaes karna kesalahan teknisnya. Okay kembali ke cerita
Jan lupa vote dan komen yah gaes biar tambah semangat aku hihhi😭😘❤️
Lana berlari dengan terburu buru menuju melewati jalanan, hendaknya ia ingin pergi lebih pagi namun siapa sangka tenyata banyak kendala yang terjadi selama perjalanan
Ia berlari sembari melirik jam ditanganya yang sudah menujukan pukul 11.06, ia mendengus kesal sejenak sembari mempercepat langkahnya
Sial, bagaimana bisa ia terlambat datang di hari wisuda saudaranya sendiri, ini hari besar seharusnya ia bahkan harus datang sebelum acara dimulai
Sebenarnya tadinya sang Ayah mengajaknya untuk pergi bersama, namun saat itu ia sedang mengerjakan pekerjaan rumah, seluruh wali diperintah untuk datang lebih awal, mau tidak mau ia harus menolak ajakan ayahnya dan menyuruh mereka untuk pergi duluan
Jarak antara kampus dengan rumahnya memang tidak terlalu jauh, mungkin hanya sekitar 1 km dari rumahnya namun dengan berlari seperti ini mungkin akan memakan waktu sekitar 15 menit
Angin menerpa rambutnya ketika Lana berlari seolah dikejar sekawanan anjing. Ia tidak akan berhenti, Tidak sampai ia tiba di kampus saudaranya
Bruk
Seketika ia terduduk setelah tak sengaja tersandung trotoar jalan, ohh tidak jangan sampai bajunya kotor, ia ingin menunjukkan gaun biru cantik ini pada ayah dan kakaknya
Tanpa memperdulikan apapun ia kembali bangkit dan berlari dengan pikiran untuk segera lekas sampai. Anehnya disepanjang jalan, entah mengapa ia merasa semua orang menatapnya aneh. Apa yang salah dengannya? Apakah gaunnya aneh? Atau dandanannya yang mungkin terlihat berantakan?
"Dek kakinya kenapa" ucap seorang wanita paruh baya yang berdiri didepannya membuat langkahnya terhenti, Lana menatap wanita itu sembari mengatur nafasnya
Ia sejenak terdiam menatap bingung wanita tersebut. Apa maksudnya? Kaki? Ada apa dengan kakinya? Terdiam bingung ketika kemudian ia menunduk, kala matanya sedikit membola dan kaget saat melihat sebuah baret besar di lututnya yang mengeluarkan darah. Tunggu, sejak kapan luka itu ada disana? Sial, sepatunya jadi sedikit kotor ketika darah itu mengalir kebawah
"Ayo obati dulu, ibu punya klinik disebrang situ, kita obati kaki kamu nanti bisa infeksi" ucap ibu tersebut yang kemudian langsung menarik Lana tanpa izin menuju sebuah klinik yang berada disebrang jalan, Lana yang terlihat masih bingung hanya mengikuti langkah wanita paruh baya itu
Tunggu dari mana asalanya luka itu kenapa ia baru sadar? ahh benar, pasti saat jatuh tadi. Tapi, bagaimana bisa? Bagaimana bisa ia tak merasakan apapun pada lututnya? Perih? Tidak. Kenapa ia tak kesakitan? Apakah karna ia terlalu fokus untuk sampai ke kampus hingga tak merasakan perih sedikitpun? Sangat aneh
"Makasih ya buk" ucap Lana tersenyum kemudian berdiri dan menyodorkan sejumlah uang kepada wanita tersebut
"Udah gausah simpen aja uangnya buat jajan kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
enolA
Teen FictionMenjadi anak bungsu tidaklah serta merta menjadi anak yang paling disayang, anak yang paling dimanja dan anak yang paling dijaga Terkadang ada suatu hal yang mengharuskan semua orang membenci keberadaan diri kita sendiri. Teman, kerabat, orang orang...