Huh
Helaan nafas keluar dari bibir ketika merasa begitu bosan dengan keadaan rumah yang tampak sangat sepi. Saat ia dengan kasar merebahkan tubuhnya diatas kasur sembari memejamkan matanya, lebih melelahkan ternyata jika tak mengerjakan apapun seperti ini
Sendirian dirumah setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya, saudara maupun ayahnya pergi untuk mengurusi masing masing hal. Ingin sekali ia keluar sekarang, tapi tak tau harus kemana
Kantor
Sontak ia mendudukkan dirinya. Benar, Kenapa tak terpikirkan olehnya? ia bisa mengunjungi kantor baru Ayahnya bukan dan mengajak sang Ayah untuk makan siang bersamanya
Ide bagus, karna Ayahnya pernah mengatakan untuk sesekali mengunjungi kantor baru yang diduduki oleh ayahnya
Saat ketika ia tersenyum kemudian melirik kearah jam yang menunjukan pukul 10 pagi, masih ada waktu untuknya masak dan bersiap pergi
Tanpa aba aba Ia berlari keluar kamar menuju dapur untuk mempersiapkan semua bahan dan mulai memasak untuk dibawa nanti
Saat terdengar suara kompor yang dimatikan, tanda bahwa kegiatan memasak sudah selesai saat ini. Setelah hampir satu jam lamanya akhirnya semuanya sudah siap
"Huh selesai juga" ucapnya pelan sembari tersenyum menatap masing masing makanan yang sudah tertata rapi dalam tupperware
Ia mengangguk singkat saat kemudian berlari menuju kamarnya untuk segera bersiap dan lekas pergi
...
Raga melepas kaca mata yang sedari tadi bertengger didepan matanya, ia menghela nafas saat tangannya terulur sedikit memijat batang hidungnya, sedikit lelah karna terus menatap lembaran berkas dihadapannya saat ini
Ia kembali mengenakan kaca matanya dan kembali fokus pada pekerjaannya yang belum selesai
Tok tok tok
Ia menoleh kala mendengar seseorang mengetuk pintu ruangan, ia menatap sekertaris ya yang berdiri didepan pintu
"Masuk"
"Permisi pak, diluar ada seorang gadis ingin bertemu dengan anda"
"Siapa? Jika tak terlalu penting kau bisa menghandlenya, Katakan saya sedang sibuk" ucap Raga tak peduli kemudian kembali menatap berkas ditangannya
"Namanya Gelana ia mengaku bahwa ia anak perempuan anda" sontak ia mendongak terkejut
"Lana? Biarkan dia masuk" ujarnya sembari duduk tegap dikursinya, sejenak lupa dengan semua tugas nua
"Baik pak, silahkan masuk nona" ia menatap kearah depan sembari menunggu sosok gadis kecil yang akhirnya berdiri didepan pintu dengan senyum manis
"Ayah" panggil Lana sembari berjalan masuk mendekat kearah sang Ayah
"Sayang, kamu dari mana hmm" tanya Raga dengan senyum cerah sebelum kemudian berjalan mendekat kearah sang anak
"Lana barusan dari rumah, penasaran sama kantor Ayah wahh kantor Ayah bagus banget ya besar lagi" ucap Lana menatap sekeliling ruangan
"Hahha kamu tuh ya, Ayah kira tadi siapa yang tiba tiba dateng, ehh ternyata tamu rahasia nya Ayah"
"Lana kesini mau ngajak--"
Tok tok tok
Mereka berdua menoleh kala melihat sekertaris Raga yang kembali masuk kedalam, Raga menatap sekertarisnya sedikit menghela nafas karna mengganggu obrolannya
KAMU SEDANG MEMBACA
enolA
Teen FictionMenjadi anak bungsu tidaklah serta merta menjadi anak yang paling disayang, anak yang paling dimanja dan anak yang paling dijaga Terkadang ada suatu hal yang mengharuskan semua orang membenci keberadaan diri kita sendiri. Teman, kerabat, orang orang...