Krankk....
Suara dentingan gelas yang bertabrakan satu sama lain membuat suasana semakin riuh dengan suara canda tawa memenuhi seisi cafe
Setelah berjalan 1 bulan selepas wisuda, dengan perjanjian singkat, mereka menggelar acara perpisahan tak formal, hanya diisi dengan para sarjana kedokteran
"Ehh ehh kalian habis ini pada mau ngelamar kerja dimana? gue bingung banget tau gak sih aunty gue nyuruh gue masuk ke klinik dia lagi" ucap salah satu dari mereka memecah keributan bertanya kepada teman temannya yang lain, pria bernama Gery
"Lo Dev mau masuk kemana?"
"Ohh gue sih udah hampir sebulan ini training disalah satu rumah sakit pusat kota dan kemungkinan gue udah bisa mulai masuk kerja lusa kata mereka. Ehh iya bukannya bagus, lo gak susah susah nyari tempat lain kalo gitu" jawab Devan menatap Gery sembari meneguk kopinya
"Gak mau lah njir gak mungkin gue nerima ajakan dia" Sangkal Gery tak terima, membuat semua orang menatapnya aneh. Justru bukannya bagus sebab Gery tak perlu susah untuk kerja dibawah orang lain saat ia memiliki keluarga yang juga memiliki sebuah klinik
"Lah emang napa?" Tanya teman yang lain menatap Gery bingung
"Ya kali woy gue dari spesialis jantung pindah jadi dukun beranak" sontak semua orang tertawa terbahak bahak mendengar penuturan Gery
"Astaga Gery lo kalo ngomong suka berlebihan banget, dia bukan dukun beranak bodoh, tapi dokter kandungan bukan dukun beranak, lo kalo dia tau mampus lo nanti" ucap teman perempuan lainnya sembari menggelengkan kepala dengan kekehan geli
Mereka terus bercanda ria bersama sama disana, menikmati waktu waktu dimana mereka masih bisa berkumpul sebelum nantinya akan jarang bertemu. Saat sedang asik asiknya tertawa dan bercanda ria seseorang berdiri membuat atensi seketika mengarah kepadanya
"Ladies and gentleman dari pada kita ngobrolin tentang kemana kita bakal kerja nanti mending kita cerita tentang hal hal menarik apa aja yang pernah kita lakuin dikampus" ucap seorang pria yang berdiri sembari tersenyum menatap teman temannya, itu Alex
"Hmm bagus jugak tuh, selama dikampus kita sibuk ngurusin hal ini hal itu, pasti ada salah satu cerita yang seru ye kan" ucap salah satu dari mereka mengiyakan ajakan Alex
"Ohh gue gue, gue mau buat sebuah pengakuan" ucap salah satu dari mereka sembari mengacungkan tangannya antusias
"Okehh ehem ehem...jadi once upon a time gue yang abis latihan voli akhirnya memutuskan untuk menyudahi kegiatan gue dan berjalan di pinggir aula lantai dua sembari memainkan bola voli yang gue bawa setelah dari aula. Karna bosan akhirnya gue iseng iseng mainin tuh bola sampe tanpa sadar gerakan gue makin lama makin kuat, buat tuh bola melambung diketinggian udara dengan tinggi. Mata gue membola dong pas saat tuh bola tiba tiba melayang jatuh kelantai satu. Jantung gue terasa berhenti berdetak saat tau sosok pak Broto ada lagi jalan di lantai satu. Pengennya gue teriak tapi itu mustahil saat tuh bola akhirnya jatuh tepat banget di atas kepala PA gue" semua orang hanya diam sembari menahan tawanya ketika melihat temannya, Gilang yang bercerita dengan penuh penghayatan
Saat Gilang menelan saliva kasar sebelum kembali melanjutkan ceritanya yang penuh petualangan
"Gue berteriak 'Tidakk' namun bola itu terus jatuh seakan mengejek, saat itu juga tubuh gue mematung antara ingin tertawa atau menangis ketika bola itu berhasil mendarat telak dikepalanya, dan tanpa sengaja membuat rambut berkilau itu terpental dari kepalanya. Sial, gue bahkan baru tau kalo dia make rambut palsu, Saat itu pikiran gue langsung kosong, suara tawa semua orang dilantai bawah memenuhi koridor, melihat betapa menyilaukanya kepala pak Broto. Karna tahu bahwa gue bakal kena amuk, seketika gue langsung sembunyi dibalik dinding saat dia mendongak ke arah gue. Dan setelah saat itu gue selalu merasa bersalah kepada pak Broto. Akhir kata, Pak Broto saya dengan sangat menyesal ingin meminta maaf kepada anda walaupun itu sudah terjadi 3 tahun yang lalu, terimakasih" ucap Galang mengakhiri ceritanya sembari membungkuk 90 derajat
KAMU SEDANG MEMBACA
enolA
Teen FictionMenjadi anak bungsu tidaklah serta merta menjadi anak yang paling disayang, anak yang paling dimanja dan anak yang paling dijaga Terkadang ada suatu hal yang mengharuskan semua orang membenci keberadaan diri kita sendiri. Teman, kerabat, orang orang...