8

149 12 0
                                    







Kriiinggg

Tangan seseorang menyembul dari balik selimut berusaha mematikan suara nyaring yang memekakkan telinga. Setelah sejenak terdiam ia kemudian menyibakkan selimut sembari mendudukkan diri diatas kasur untuk mengumpulkan nyawanya. Ia tak bisa menghabiskan waktu untuk meregangkan badan karna ia harus segera mandi dan bersiap ke sekolah serta harus membuatkan sarapan untuk kedua saudaranya pagi ini

Senyuman kecil terbit dibibirnya dengan tangan yang terus bergerak untuk menyiapkan sarapan pagi. Entah mengapa senyumnya tak pudar selama membumbui masakannya

Setelah selesai menyiapkan semuanya diatas meja makan. Ia kembali kedapur kemudian meletakkan celemeknya dibawah meja

Sebelum sarapan, Ia ingin menyapa kedua saudaranya terlebih dahulu. Ia berjalan kembali ke meja makan ketika menemukan dua kakaknya sudah duduk dengan santai sembari membalik piring mereka

Namun senyumannya seketika menghilang kala matanya menangkap wajah kakak sulungnya yang di tutupi plester

"Abang, muka abang kenapa kok banyak lukanya, abang berantem? Sama siapa" ucap Lana khawatir kemudian mendekat hendak menyentuh pipi Devan untuk mengecek seberapa parah luka diwajah Devan

"Jangan sentuh gue bangsat!! gue gak butuh lo!!" teriak Devan sembari menepis kasar tangan Lana

Seketika hati Lana yang tadinya berbunga bunga kini terasa bingung dan khawatir. Niatnya yang ingin menyapa dua kakak nya tergantikan dengan rasa khawatir yang menggebu gebu



...




"Nanti kakak jemput yah, kakak tunggu disini nanti kalo udah keluar kelas. Jangan kemana mana sebelum kakak jemput oke"

"Kakak, Lana bisa naik angkot atau nanti jalan kaki kok, kakak ga perlu jemput Lana"

"Kakak udah janji mau antar jemput kamu setiap hari kan. Kakak gamau ingkar janji"

"Kakak berlebihan. Kakak ga perlu repot repot ngelakuin itu, Lana tau kakak pasti cape kalo harus jemput Lana lagi. Dari rumah sakit nanti biar Lana aja yang nyamperin kakak, Lana bakal terbang nanti hhahah" Lana tertawa diikuti oleh Leo yang juga tersenyum hangat ketika melihat tawa Lana yang begitu ceria

"Udah pokoknya nanti kamu tunggu kakak disini sampe kakak dateng. Kakak pengen kamu nurut Lana, kamu mau kan?" Lana menghembuskan nafasnya pasrah kemudian mengangguk

"Iyaiya yaudah Lana masuk ke kelas dulu ya. Kakak hati hati dijalan" Lana keluar dari mobil kemudian melambaikan tangannya sebelum Leo pergi

Setelah melihat mobil.leo yang menjauh, Lana kemudian berjalan kearah gerbang namun seketika langkahnya terhenti kala matanya tak sengaja menangkap sosok Arga yang berada disebrang jalan

Menyipitkan matanya ketika melihat Arga yang menunduk didepan seorang pria paruh baya yang terlihat sedang marah. Lana menyipitkan matanya ketika melihat pria itu mendorong kasar kepala Arga dengan telunjuknya. Terlihat setelahnya pria itu masuk kedalam mobil sembari melemparkan sebuah kartu kewajah Arga, ketika akhirnya mobil melaju meninggalkan Arga yang membungkuk hormat

Arga terdiam sejenak sembari menghela nafas kasar, ia kemudian menunduk dan memungut kartu kredit yang dilempar oleh ayahnya

Ia berjalan menyebrang kearah gerbang sekolah, langkahnya terhenti ketika matanya tak sengaja bertemu pandang dengan Lana

Sontak ia melotot terkejut, Jadi sedari tadi Lana melihatnya dari sebrang jalan, melihat bagaimana pecundangnya ia dihadapan orang tuanya

Arga berjalan cepat kearah Lana sembari menatap sekitar, Ia kemudian menatap tajam kearah Lana yang tersenyum kearahnya

enolATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang