Ini adalah yang disebut sebagai hari H, semua orang berkumpul dilapangan yang sama
Semuanya bisa menuntun orang tua masing masing kedalam kelas untuk pembagian raport
Semua murid berhambur mencari orang tuanya masing masing dan menarik mereka menuju kelas
Saat semua murid duduk berdampingan bersama orang tuanya, berbeda dengan Lana yang duduk sendirian dibangku paling belakang sedikit gugup
Lana diam sembari menatap sekeliling bangku yang sudah dipenuhi oleh para wali dan murid
Senyumnya sedikit mengembang ketika matanya tertuju pada teman sekelasnya yang terlihat kesal kepada seorang pria jangkung disampingnya Yangs sepertinya adalah saudara laki laki temannya. Terlihat pria itu yang tertawa sembari menunjukkan jari berbentuk V kepada adiknya untuk permintaan maaf karna datang terlambat, Lana terkikik kecil ketika melihat pria itu terus membujuk adiknya sembari mengusap lembut rambut adiknya yang masih terlihat kesal.
Lana menunduk sejenak sembari tersenyum. Melihat hal seperti itu saja membuatnya begitu lucu dan senang, bagaimana jika itu benar benar terjadi padanya, pasti lebih menggembirakan lagi. Jujur, itu sedikit membuatnya...iri
"Baiklah berhubung untuk mempersingkat waktu, saya akan langsung membagikan raport para siswa, nama akan saya sebutkan satu persatu. Dimohon untuk murid maju kedepan bersama wali" ucap guru yang berdiri didepan selaku wali kelas
Satu persatu nama mulai disebutkan hingga tibalah namanya, Lana menggigit bibirnya gugup. Sepertinya raport nya akan ditahan beberapa hari saat ini, karna ia tak membawa wali
"Gelana Adetya"
Ia menghela nafas ketika mendengar namanya dipanggil. Ia berdiri dan berjalan kedepan dengan wajah gugup, Ia pasrah jika harus dapat semburan dari wali kelasnya lagi dan lagi
"Orang tua kamu mana"
"Ehh anu buk ayah saya lagi gak ada di sini trus--"
"Wali kamu yang lain masa gak ada, Abang kamu kan ada"
"Saya walinya bu huh.. Huh.. " ucap seseorang yang tiba tiba muncul dari pintu dengan ngos ngosan, ia berdiri tegak sembari merapikan jas nya kemudian berjalan menuju wali kelas
"Kak Leo" panggil Lana terkejut dengan kehadiran Leo disana
"Iya sayang" balas Leo tersenyum yang dibalas tatapan bingung dari Lana, Leo kemudian menatap kearah wali kelas kemudian tersenyum dan menerima raport Lana
Setelah mendapatkan raport nya, Lana dan Leo berjalan meninggalkan kelas menuju ke area taman sekolah. Leo menepuk kursi disebelahnya ketika akhirnya Lana duduk disebelahnya
"Kok kakak kesini?" tanya Lana menatap Leo bingung
"Kalo kakak gak kesini raport kamu bakal ditahan sama guru kamu nanti"
"Bukan gitu maksud Lana, kakak tadi bilang ditelpon bukannya ada pasien ginjal di rumah sakit, trus kenapa kesini"
"Iya kakak tinggalin pasiennya trus kesini deh" ucap Leo main-main
"Apa?! Kakak serius?! Kakak--"
"Astaga sayang kakak bercanda hahha, gak mungkin kakak ninggalin pasien. Tadi kakak udah tukar shift sama temen kakak, gak usah khawatir. Haduhh kakak kira tadi bakal telat, untung pas banget" ucap Leo memotong ucapan Lana yang terlihat kesal. Ia kemudian menenggak mineral yang ada ditanganya dengan keringat dipelipisnya
Lana terdiam sejenak sembari menatap Leo. Ia kemudian mengenal nafas pelan, sedikit merasa bersalah karna menjadi beban bagi Leo
"Seharusnya kakak jangan kesini tadi, Lana bisa ngatasi ini sendiri kok. Harusnya kakak fokus aja sama urusan rumah sakit" Leo menyipitkan matanya menatap Lana terlihat merasa bersalah, ia kemudian memegang bahu Lana
KAMU SEDANG MEMBACA
enolA
Teen FictionMenjadi anak bungsu tidaklah serta merta menjadi anak yang paling disayang, anak yang paling dimanja dan anak yang paling dijaga Terkadang ada suatu hal yang mengharuskan semua orang membenci keberadaan diri kita sendiri. Teman, kerabat, orang orang...