Huh
Ujian sekolah kali ini terasa begitu sulit dari tahun tahun sebelumnya, banyak sekali hambatan yang terus datang dari berbagai aspek lingkungan sekolah, membuat seluruh siswa dituntut untuk memeras otak
Namun mau tidak mau mereka harus melakukan tahap ini, duduk dibalik mejanya sembari mengerjakan soal soal ujian, diawasi ketat oleh pengawas menyebalkan
Gi nomor dua
Woyy
Lupa temen lu
Jawaban nomor sepuluh udah blom
Bisikan bisikan itu yang terdengar sepanjang ujian berlangsung, dengan kecerdikan masing masing mereka terus bertukar jawaban satu sama lain karna jika terdengar guru maka bisa dikenakan sanksi dan keluar dari kelas
"Waktu kalian tersisa 5 menit lagi" ucap ibu Ami sembari berjalan mengelilingi ruangan dengan tongkat kecil di tangannya, digunakan untuk memukul murid yang melanggar aturan
Bu Ami adalah salah satu guru BK killer di sekolah, yang terkenal akan kesadisannya dalam menghukum muridnya tanpa pandang bulu
"Oke kumpulkan kertas jawaban kalian keatas meja sekarang, waktu sudah habis"
Tunggu bu dikit lgi
Bentar lagi bu
Satu soal lagi bu
"Satu.... Dua... Tig--" semua murid seketika berhamburan berlari kedepan meja dan menaruh lembar jawaban diatas meja dengan wajah pasrah dan lesu
...
Lana menghela nafas setelah selesai dengan ujian tertulis pada hari ini, Untuk hari ini ujian selesai. Ia kemudian berjalan menuju gerbang sekolah dengan wajah lelah
Tintinn...
Lana menoleh terkejut, ketika mendapati sebuah motor menepi didekatnya membuatnya mengernyitkan kening bingung, namun ia tersenyum senang ketika si pemotor menaikan kaca helmnya dan melambaikan tangan kearah nya
"Udah lama nunggu ya" Lana menggeleng pelan sembari menatap pria yang masih duduk dimotornya
"Baru juga Lana keluar, Lana kira siapa tadi, makasih yah udah jemput Lana, yaudah yok jalan. Kak Leo tumben bawa motor"
"Iya cantik, Lagi pengen aja bawa motor hehe" ucap Leo terkekeh kecil ketika akhirnya Lana naik keatas motor dan memakai helmnya
Leo melajukan motornya setelah memastikan Lana naik dan sudah diposisi. Setelah menempuh jalan 10 menit Leo menghentikan laju kendaraannya dan mengajak Lana untuk masuk kedalam kedai makan dipinggir jalan
"Kak Leo maaf kayanya Lana harus cepet cepet pulang gak bisa makan dulu, nanti abang marah gimana"
"Udah turun aja kita makan dulu, kamu blom makan kan, udah gak usah banyak bohong" ucap Leo tak menerima penolakan, menarik tangan Lana untuk ikut masuk kedalam
"Tapi kak--"
"Udah shhtt ngikut aja kenapa sih Lana, kalo kamu kena marah sama mereka biar kakak yang kasih pelajaran ke mereka, gak usah takut. Backingan kamu ada disini" Lana menatap Leo pasrah dan tersenyum kecil, mau tak mau ia harus menuruti kemauan Leo dan berjalan masuk sembari menghela nafas pasrah ketika Leo tak menurunkan otoritas nya sedikitpun
Setelah memesan Leo membimbing Lana untuk duduk disalah satu sudut ruangan
"Gimana ujian kamu hari ini? Lancar?" Tanya Leo sembari menghidangkan makanan didepan Lana
"Hmm kaya biasanya, gak ada perubahan malah. Soal soalnya nambah sulit berasa mau ujian skripsi aja padahal baru hari pertama hueehh" ucap Lana sembari menghembuskan nafas kasar
"Hahah kakak kasih tau yah, kamu bakal cepet tua kalo mikirin tugas mulu, liat kakak awet muda kan karna kakak gak pernah mikirin tugas waktu kuliah" Lana hanya menggembungkan pipinya ketika mendengar ejekan Leo
Leo tersenyum ketika melihat reaksi Lana yang menggemaskan. Setelah itu mereka memilih untuk diam dan menikmati makanan dengan khidmat
"Kapan acara wisuda abang kamu?" Tanya Leo menatap Lana
"Hmm sekitar satu mingguan lagi kayanya sih" ucap Lana dengan mulut yang penuh dengan makanan
"Kamu...dateng?" Lana lengsung mengangguk berkali kali
"Hmm...Jelas dong Lana harus dateng, itu kan acara besar abang Lana sendiri, Lana pengen ngasih mereka hadiah wisuda trus Lana udah nyiapin present buat mereka. Bang Devan tuh sukak banget sama jaket jersey, trus bang Vandra suka banget buku sejarah waaahh Lana udah gak sabar buat kasih semua itu ke mereka haha" ujar Lana setelah berfikir keras di sela makannya yang belum siap
"Kamu gak perlu ngelakuin itu sayang, Devan sama Vandra pasti gak..." Leo menghentikan perkataanya ketika melihat mata Lana yang terlihat begitu yakin dan bertekad. Seketika ia kembali mengatupkan mulutnya, tak mungkin ia mematahkan semangat Lana dengan ucapannya seperti ini
"Lana tau kemungkinan pemberian Lana bakal ditolak mentah mentah, tapi Lana bakal terus berjuang buat ngasih barangnya sampe diterima, apapun caranya hehe" ucap Lana tertawa sembari kembali melahap ayam goreng didepannya
Leo hanya menghela nafas mendengar jawaban Lana yang terlihat sangat kuat, tak ada yang bisa menghentikan Lana jika sudah berkata seperti ini
Setelah menyelesaikan makan siangnya, Leo menyandarkan punggungnya dikursi sembari menatap Lana yang masih terlihat menikmati makanannya. Sedikit senyuman terpatri dibibir Leo, ketika melihat Ary yang begitu berani mengambil resiko dan tak pernah mundur, membuat Leo setidaknya merasa bangga akan adik kecilnya ini
Ketika ia mencondongkan tubuhnya, tangannya terulur untuk mengusak rambut Lana lembut sembari tersenyum hangat
"Sehat sehat yah cantik" ujar Lana yang membuat Lana mendongak dan tersenyum mengangguk kearah Leo dengan mulut yang terus mengunyah membuat Leo terkekeh
KAMU SEDANG MEMBACA
enolA
Teen FictionMenjadi anak bungsu tidaklah serta merta menjadi anak yang paling disayang, anak yang paling dimanja dan anak yang paling dijaga Terkadang ada suatu hal yang mengharuskan semua orang membenci keberadaan diri kita sendiri. Teman, kerabat, orang orang...