Dengan konsentrasi tinggi dan melihat setiap perhitungan, Leo menganalisis setiap perubahan yang terjadi pada tubuh Lana melalui monitor disebelahnya. Terus mengatur infus sembari mencatat apa apa saja yang harus dipastikan
Saat ia kemudian sedikit menyingkap baju Lana untuk memeriksa perban yang melilit perut gadis itu, ia mengangguk kecil sebelum kemudian kembali memeriksa perban yang ada dikepala dan wajah gadis yang masih terbaring saat ini
Sedangkan Lana hanya bisa diam sembari menatap wajah Leo yang tampak begitu serius dalam memastikan seluruh luka di tubuhnya. Ia sedikit menghela nafas, sepertinya setelah ini hanya teriakan yang akan ia dengar
Leo kemudian meletakkan suntikan itu kembali ke wadah stainless dimeja nakas tanpa berniat untuk bicara sedikitpun, hanya diam saat tangannya terus bergerak membereskan semua peralatan
Merasa diacuhkan membuat Lana tak tahan. Tangannya terulur mencoba meraih tangan Leo namun ia terkejut kala Leo menepis kasar tangannya dengan tatapan tajam
"Kakak" panggil Lana sembari menatap Leo lekat, mengharapkan pengampunan dari pria itu atas kesalahannya
Tak ada ucapan maupun jawaban atas panggilannya, saat yang ia lihat hanya Leo yang terlihat begitu marah dan dingin
Dengan gerakan pelan ia mencoba untuk mendudukkan diri sebelum kemudian kembali mencoba meraih tangan Leo seolah meminta maaf
"Maaf" hanya satu kata itu yang bisa ia ucapkan saat ini
Ia hanya bisa menunduk dalam sembari mencoba untuk meminta maaf atas semua perbuatannya yang telah membuat semua orang kerepotan
Ia menunduk dalam begitu menyesal ketika merasakan bahwa pria didepannya yang terlihat begitu marah padanya saat ini, rasanya seperti dipukul oleh palu besar ketika melihat tatapan tajam seperti itu dari mata pria yang begitu berharga dalam hidupnya
Tes
Ia terdiam sejenak sembari menatap punggung tangannya yang sedikit basah karna tetesan air, saat ia mendongak menatap Leo yang masih terus menatapnya nyalang diselingi dengan bulir air mata yang terus mengalir di wajahnya
Sedangkan Leo hanya menatap tajam kearah Lana sembari menggeram tak dapat menahan tangisnya. Lututnya terasa begitu lemas saat ini hingga membuatnya terduduk diatas ranjang dengan isakan kecil
"K-kakak--" Lana sontak menghentikan ucapannya kala tiba tiba tubuhnya ditarik kedalam pelukan pria yang saat ini duduk didepannya hingga membuatnya sedikit tersentak
Ia terdiam sejenak sembari mendengarkan isakan itu, sebelum kemudian ikut membalas pelukan bisu itu. Saat senyum kecil terbit di bibirnya ketika kembali mendapat pelukan ini
Hiks
Hanya isakan itu yang bisa menggambarkan sosok setegar Leo saat ini. Betapa lelah dan letihnya ia saat ini, namun ia begitu bersyukur atas semuanya ketika akhirnya ia bisa melihat senyuman dan kehangatan tubuh ini lagi dalam pelukannya. Lelahnya terasa menghilang entah kemana ketika ia semakin mengeratkan pelukan rindu ini
"Maafin Lana karna buat kakak khawatir, lana--"
"Kamu blom dapat izin ngomong sekarang, diem" Lana sejenak terdiam sebelum kemudian tersenyum sembari menepuk nepuk pelan punggung pria ini
"Tapi kakak kan tau Lana gak bisa diem"
"Iya kamu gak bisa diem sampe buat kakak se-khawatir ini sama kamu, diem sekarang karna kakak lagi nenangin diri disini" ucap Leo sedikit tegas tanpa melepaskan pelukannya, mencoba untuk menenangkan segala pikiran buruk di kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
enolA
Teen FictionMenjadi anak bungsu tidaklah serta merta menjadi anak yang paling disayang, anak yang paling dimanja dan anak yang paling dijaga Terkadang ada suatu hal yang mengharuskan semua orang membenci keberadaan diri kita sendiri. Teman, kerabat, orang orang...