25

121 11 0
                                    






Setelah insiden haru beberapa hari yang lalu di rumah sakit, Vandra menjadi lebih sering mengunjungi Lana dan memghabiskan waktu bersama adik perempuanya

Setelah diperbolehkan Leo untuk pulang dari rumah sakit, Lana menyegerakan dirinya untuk lekas kembali ke rumah Leo sesuai perintah sang kapten

Belum bisa untuknya kembali ke rumahnya karna masalah kemarin. Ia tidak ingin menjadi perusak suasana nantinya jika ia hadir di depan Devan sekali lagi. Walaupun seperti itu, akan ia pastikan ia akan kembali kerumah tersebut namun bukan sekarang

Walaupun Devan saat ini masih membencinya, setidaknya ada satu orang yang sekarang melihat kearahnya "Vandra" Rasanya sungguh seperti mimpi bahkan hingga kini, Vandra yang saat ini tengah duduk diteras rumah bersamanya dengan lahap menyantap masakan yang ia buat

"Tadi abang ketemu kucing dijalan dia ngeong ngeong ngikutin abang, jadi abang beliin dia makanan sayang banget Abang gak bisa nemenin dia disana" Lana hanya diam tersenyum menatap Vandra yang terus bicara dengan makanan yang memenuhi mulutnya, Lucu

Sedikit terkekeh pelan melihat perilaku Vandra yang berubah drastis, Vandra yang selama ini selalu terlihat dingin nan cuek bahkan ketus padanya, kini berubah menjadi lebih hangat dan terus berbicara seperti burung beo

Senang rasanya melihat apa yang selama ini ia inginkan akhirnya nyata didepannya. Walaupun Devan tak ada disini, tapi ia mencoba melihat bahwa sosok Devan juga hadir disini melalui wajah Vandra yang persis sama seperti kembaranya

Ia terus tersenyum saat kemudian menoleh kearah sosok Leo yang berjalan kearah mereka berdua, tersenyum hangat pada Leo yang juga ikut tersenyum menatapnya

Leo mendekat kemudian mengelus kepala Lana sayang sebelum sesaat kemudian wajahnya berubah datar saat menatap sosok tamu tak diundang ini

"Kalo bisa jangan kesini terus tiap hari lo pikir rumah gue arena taman bermain apa? main seenaknya aja dateng tanpa ngetuk pintu dulu. Inget, yang punya rumah tuh gue, gue gak mau rumah gue kotor gara gara sepatu murah lo itu" ucap Leo sarkas berdiri disamping Lana sembari menatap tajam kearah Vandra yang juga mendongak menatap tajam kearahnya

"Lah terserah gue lah, toh juga adek gue disini. Selagi adek gue disini gue bebas mau keluar masuk, tenang aja secepatnya gue bakal bawa adek gue pergi dari rumah lo, gak usah khawatir dia juga gak mau tinggal lama lama bareng oncom kaya lo" balas Vandra tak kalah sinis kemudian kembali melanjutkan makanannya

"Apa?! lo bilang gue apa?! Oncom?! Beraninya lo ngatain gue kek gitu, lo tuh lebih muda dari--"

"Lo pikir gue peduli sekalipun umur lo lebih tua, seharusnya lo yang--"

"Abang, Kak Leo udah jngan berantem gitu nanti kena marah ibuk karna berisik" potong Lana mencoba menengahi kedua kakaknya yang terus mengintimidasi satu sama lain

Mereka menghentikan ucapannya saat mendengar suara Lana, namun tatapan tajam nan sinis masih terus dipantulkan dari kedua mata mereka yang tak ingin mengalah pada otoritasnya masing-masing. Lana sedikit menghela nafas kecil sembari menatap Leo dan Vandra bergantian, mencoba menenangkan mereka

"Asal lo tau ya benalu, Lana itu apa apa selalu ke gue, dia itu cuman bisa nurut ke gue. Dia cuman sayang sesayang sayang banget itu ke gue, lo tuh ibarat barang yang udah lama Lana pengen tapi karna sok jual mahal jadi gak laku trus berdebu and akhirnya didiskon dan dibeli karna murah"

"Lo kayanya benci banget ya ama gue hah?! lo kalo--"

"Iya gue benci banget sama lo asal lo tau, karna gengsi tai kucing lo itu lo tau apa yang selama ini dia rasain hah. Kalo lo seandainya gak tau tentang penyakit itu lo juga pasti gak akan sadar kan karna lo terlalu takut sama Devan dan sama diri lo sendiri, pengecut kaya lo itu gak pantes ada disamping dia, diperlakukan khusus sama adik gue gak pantes bange--" ucapan Leo seketika terhenti ketika tiba tiba sebuah tangan menutup mulutnya, ia menoleh kearah Lana yang menatapnya sembari menggeleng

enolATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang