"Ah, akhirnya gue bisa nikah juga sama Elvan. Meskipun gue baru pacaran sama dia satu tahun." Gumam seorang gadis yang tengah duduk didepan meja rias yang berada didalam kamarnya.
"Besok gue mau ketemu sama Alana deh, mau ngasih undangan buat dia sama Arga. Sekalian juga buat Farel sama Toni." Sambungnya kembali dengan senyum mengembang dibibirnya.
"Eh tapi Toni kan pergi, gak di kota ini lagi." Kata Olive kembali sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Tapi nggak apa-apa deh, biar aku anter aja undangan nya." Karena lelah bermonolog sendirian Olive memilih untuk memejamkan matanya untuk menjelajahi alam mimpi.
Di pagi hari yang cerah ini Olive sudah siap dengan pakaiannya yang sangat rapi sambil menggendong tas punggung kecil di pundaknya.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya Olive segera pergi menuju mobilnya yang sudah terparkir rapi di halaman rumahnya, kali ini Olive melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah sang sahabat yaitu Alana dan Arga.
Setelah berkendara kurang lebih 20 menit akhirnya mobil Olive sudah berhenti tepat di sebuah rumah yang lumayan besar dengan halaman yang luas.
"Assalamualaikum!!" Kata Olive sedikit berteriak saat sudah sampai di depan pintu rumah sang sahabat.
"Waalaikumsalam." Terdengar seseorang yang menjawab salam dari Olive membuat gadis itu tersenyum saat pintu di hadapannya yang sudah terbuka.
"Ayok masuk Liv." Kata seorang wanita yang berjalan terlebih dahulu dihadapan Olive.
"Mau ngapain lo kesini?" Tanya wanita itu kembali yang tak lain adalah Alana sahabat satu-satunya yang Olive punya di kota ini.
"Santai aja kenapa sih, gue ke sini cuma mau ngasih undangan pernikahan gue sama Elvan." Jawaban yang terlontar dari mulut Olive membuat Alana melongo tidak percaya kepada sahabatnya ini.
"Jadi lo beneran mau nikah sama Elvan?" Tanya Alana yang memastikan apakah yang diucapkan oleh sang sahabat benar atau tidak.
"Gue nggak akan bercanda kalau ini masalah pernikahan." Jawab Olive dengan senyum tipis di bibirnya dengan tangan yang memberikan sebuah undangan kepada Alana.
Beberapa kali Alana ibu muda itu mengerjapkan kedua bola matanya saat melihat sebuah undangan yang saat ini sudah berada di tangannya, sebuah undangan pernikahan antara sahabatnya dan seorang laki-laki yang baru beberapa kali bertemu dengannya.
"Oh ya mana anak lo?" Tanya Olive setelah beberapa saat tidak mendapati buah hati Alana dan juga Arga.
"Diambil sama mama." Jawab Alana sambil meletakkan undangan yang ia pegang di atas meja.
"Perasaan enak banget jadi lo, lo yang hamil yang lahirin tapi yang jaga mami sama mertua lo." Alana yang mendengar itu hanya terkekeh pelan sambil melayangkan sebuah pukulan tepat di lengan sang sahabat membuat Olive hanya meringis pelan.
Kebiasaan itu tidak akan pernah hilang sampai kapanpun, dan menurut Alana itulah kebiasaannya untuk memukul sang sahabat sedangkan Olive gadis itu seperti sudah biasa mendapatkan banyak sekali pukulan dari sang sahabat.
"Terus itu undangan mau buat siapa?" Tanya Alana setelah melihat beberapa lembar undangan yang berada di dalam tas milik Olive.
"Gue mau kasih ini buat Farel sama Toni, tapi kayaknya Toni nggak ada di rumah deh kan dia pergi keluar kota." Jawab Olive membuat Alana hanya menganggukkan kepalanya pelan.
Setelah berbincang-bincang cukup lama akhirnya Olive memutuskan untuk pamit kepada sang sahabat karena dirinya harus kembali menyebarkan undangan kepada kedua sahabatnya yang lain yaitu kepada Farel dan Toni.
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan akhirnya mobil Olive berhenti di sebuah rumah berlantai 2 dengan pagar hitam yang tidak terlalu tinggi.
Senyum Olive mengembang saat melihat seorang wanita yang tengah duduk di teras rumah itu, "Hay!!" Sapa Olive sambil melambaikan tangannya di balik pagar.
Sedangkan wanita itu mendongakkan kepalanya menatap kearah sumber suara, setelah mengetahui siapa yang menyapanya wanita itu segera berdiri dari duduknya untuk membukakan pintu gerbang untuk sahabat suaminya.
"Ayo masuk Liv, lo cari Farel?" Tanya wanita itu sambil menarik pergelangan tangan Olive dengan pelan.
Kedua wanita itu memilih duduk di teras rumah dibandingkan masuk ke dalam rumah, "Gue kesini nggak cari suami lo kok gue kesini cuman mau ngasih undangan pernikahan gue." Jawab Olive membuat wanita yang berstatus sebagai istri dari Farel menatap Olive tanpa berkedip.
"Wah selamat ya!!" Kata Greta istri dari Farel dengan sangat gembira mengetahui jika sahabat dari suaminya ini akan segera menikah.
Iya Farel dan Greta memang sudah menikah dari 3 bulan yang lalu, pasangan suami istri itu bertemu di saat masing-masing dari mereka melakukan pekerjaan di sebuah perusahaan yang menimbulkan benih-benih cinta muncul di antara mereka berdua dan akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius yaitu ke jenjang pernikahan.
"Kalau gitu gue pamit dulu ya Gret." Kata Olive yang sudah berdiri dari duduknya.
"Soalnya gue mau ngasih undangan satu lagi ke rumahnya Toni." Greta hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum menatap kearah sahabat sang suami yang sudah pergi menjauh dari hadapannya.
Olive memang tidak mengundang banyak teman-teman kampusnya, Ia hanya mengundang sahabat serta teman-teman yang terlihat akrab dengannya sedangkan 75% tamu yang diundang oleh keluarganya adalah rekan rekan kerja dari ayahnya.
Olive sudah sampai di kediaman sang sahabat yaitu Antoni Syahreza. Beberapa kali Olive menghembuskan nafasnya kasar saat turun dari mobil yang tadi ia kendarai.
Olive dapat melihat ada dua orang satpam yang menjaga kediaman dari sang sahabat, "Pak!" Panggil Olive dengan suaranya yang sedikit keras saat memanggil satpam yang berjaga di rumah Toni.
"Iya mbak?" Tanya seorang satpam yang berjalan menghampiri Olive yang sedang berdiri di balik pagar.
"Saya Olive pak sahabatnya Toni saya kesini mau ngasih undangan buat Toni." Jawab Olive sambil menunjukkan 1 buah undangan yang sudah ia pegang di tangan kirinya.
"Iya silahkan masuk." Kata satpam itu setelah membukakan gerbang untuk Olive. Dengan senang hati Olive melangkahkan kakinya masuk ke dalam area rumah dari Antoni Syahreza.
"Permisi!" Kata Olive setelah berdiri di depan pintu rumah Toni yang tertutup dengan rapat.
Olive lebih memilih mendudukan tubuhnya di kursi yang berada di teras rumah itu sambil menunggu seseorang untuk membukakan pintu untuknya.
Tidak lama terdengar suara pintu yang terbuka menampilkan wanita paruh baya dengan daster yang melekat di tubuhnya dan juga gelungan di kepalanya.
"Mbak, cari siapa?" Tanya wanita itu sambil menatap kearah Olive masih setia duduk di kursi.
"Saya kesini mau ketemu Toni Bu, mau ngasih undangan buat dia." Jawab Olive setelah berdiri dari duduknya.
"Oh mbaknya temennya mas Toni ya. Tapi mas Toni nya belum pulang mbak dari luar kota mungkin 2 hari lagi dia bakalan pulang." Kata wanita itu dengan sangat sopan.
"Ya sudah kalau begitu saya titip undangan ini saja kalau Toni udah pulang tolong kasihin ya Bu." Kata Olive sambil memberikan undangan yang berada di tangannya kepada seorang wanita paruh baya yang berdiri di hadapannya.
"Kalau begitu saya permisi dulu." Sambung Olive kepada seorang wanita yang berdiri tepat dihadapannya.
Olive segera melangkahkan kakinya meninggalkan kediaman Antoni Syahreza yang berstatus sebagai teman kuliahnya dulu.
Hayyy bestiee 👋
Aku udah kembali bersama dengan Toni dan juga Olive, kedua sahabat Arga dan Alana yang pada akhirnya menikah tanpa disengaja.
Jangan lupa vote dan komen ya bestiee, tetep dukung aku sampai cerita ini selesai. Sampai kapan pun deh tetep dukung aku ya🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
Lãng mạnSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...