Malang.
Pukul 20.40
Pasangan suami istri itu tengah duduk di atas ranjang dengan pikiran masing-masing. Toni yang sedang bermain dengan ponselnya dan Olive yang tengah fokus kepada fikirannya.
"Gue boleh tanya sesuatu nggak sama lo?" Tanya Toni setelah beberapa saat terdiam. Kini tatapan Toni menatap ke arah sang istri yang berada tepat di sampingnya.
"Iya lo mau tanya apa? Tanya aja selagi gue bisa jawab." Jawab Olive yang kini menolehkan pandangannya menatap kearah Toni.
Toni menghembuskan nafasnya pelan sebelum ia membuka suaranya dan bertanya kepada sang istri, "Sebenarnya anak yang ada di kandungan lo itu anak siapa?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Toni menghasilkan senyum tipis di bibir Olive sangat tipis bahkan Toni tidak dapat melihat senyum itu.
"Lo beneran mau tahu siapa ayah kandung dari anak gue?" Tanya Olive yang menegakkan tubuhnya sambil menatap serius ke arah Toni yang juga sedang menatapnya. Toni hanya bisa menganggukan kepalanya pelan karena ia juga sangat penasaran siapa seseorang yang sudah menghamili sang istri.
"Jangan bilang kak Elvan yang udah ngehamilin lo." Kata Toni yang mendapat hadiah berupa pukulan tepat di pundaknya oleh Olive.
"Dengerin gue dulu katanya lo mau tahu siapa ayah dari anak gue." Toni hanya menganggukkan kepalanya pelan kini wajah Toni terlihat sangat cemas karena menunggu jawaban dari istrinya itu tentang siapa ayah dari bayi yang dikandung oleh sang istri.
"Lo ingat enggak waktu kita berdua pergi ke klub malam buat ngehadirin acaranya Pak Surya?" Toni menganggukkan kepalanya pelan karena ia mengingat betul pada saat malam itu dirinya pergi bersama dengan Olive untuk menghadiri acara pertemuan bersama dengan Pak Surya dan rekan rekan kerja lainnya.
"Di malam itu lo minum 2 gelas alkohol yang mempunyai kadar alkohol yang cukup tinggi, dan akibat itu lo jadi mabuk dan gue harus nyetir mobil lo buat pulang ke apartemen. Dan lo ingat apa yang terjadi setelah gue nidurin lo di ranjang?" Tanya Olive dengan suaranya yang begitu lirih menundukkan kepalanya.
Toni menggelengkan kepalanya pelan karena dia tidak ingat apapun yang terjadi pada malam itu yang ia ingat dirinya hanya mabuk di klub malam dan paginya ia sudah berada di atas ranjang miliknya.
"Lo nahan tangan gue, dan setelah itu lo ngambil hak dengan paksa malam itu. Gue juga nggak bisa nolak itu semua karena pada dasarnya lo berhak atas gue, meskipun ada rasa sakit hati gue karena lo ngelakuin itu dalam kondisi enggak sadar. Tapi gue seneng lo ngelakuin itu dengan nyebut nama gue." Tubuh Toni menegang saat mendengar kata demi kata yang terucap dari bibir istrinya itu.
"Jadi bener dugaan gue, gue udah curiga dari awal saat gue bangun pagi hari. Gue udah ada di tempat tidur dengan pakaian yang udah ganti juga sprei, sprei yang awalnya berwarna putih menjadi berwarna hitam." Olive hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan karena itu semua ulah darinya.
Flashback.
Pagi ini Olive bangun dengan wajah yang terlihat kacau dan juga tubuh yang seperti tertimpa oleh batu, Olive menatap Toni yang tengah berbaring disampingnya dengan keadaan terlentang tanpa apa kaos yang menutup tubuh bagian atasnya.
Olive menghembuskan nafasnya pelan sebelum dirinya turun dari ranjang. Olive mengambil kemeja suaminya yang berada di atas ranjang kemudian memakai kemeja itu dengan cepat dan berlalu kekamar mandi.
Di dalam kamar mandi Olive segera membersihkan tubuhnya, setelah itu ia mengganti pakaiannya menjadi pakaian kerja tapi sebelum itu wanita itu mengganti sprei tempatnya tidur terlebih dahulu dan memakaikan kaos kepada sang suami sebelum dirinya pergi.
Dengan susah payah Olive melepas sprei putih yang terdapat noda merah di atas ranjang, Toni laki-laki itu yang sedang tertidur di atas ranjang sama sekali tidak terusik dengan apa yang dilakukan oleh Olive saat ini.
Olive tidak memasang sprei itu sepenuhnya dia hanya memasang di beberapa sudut karena dia tidak kuat untuk menggeser tubuh besar suaminya itu. Setelah selesai dengan urusan kamarnya Olive segera turun untuk membuatkan sarapan untuk sang suami setelah sarapannya selesai Olive langsung bergegas pergi ke kantor tanpa membangunkan sang suami.
Flashback off.
"Jadi ini anak gue?" Tanya Toni dengan suaranya yang bergetar menatap kearah Olive.
"Jadi lo ngakuin kalau anak yang gue kandung saat ini anak lo?"tanya Olive yang mengelus perut ratanya itu dengan lembut. Melihat anggukan dari Toni membuat senyum Olive terbit di bibirnya setelah 2 minggu ini tidak pernah ada lagi senyum di wajah gadis itu.
"Dia anak gue." Gumam Toni sambil mengelus perut rata milikku Olive yang tertutup dengan piyama. "Jadi beneran disini ada anak gue?" Sungguh rasanya Toni tidak percaya bahwa anak yang dikandung oleh Olive adalah anaknya, darah dagingnya.
"Gue masih gak nyangka kalau gue bakalan jadi Papa, rasanya gue seneng banget." Kata Toni yang terus mengelus lembut perut istrinya itu. Bahkan kini Toni menarik Olive untuk berada didalam pelukannya.
Tetes air mata jatuh dari kedua bola mata milik Olive karena ia sendiri sangat terharu saat memberitahukan bahwa anak yang berada di dalam kandungan nya itu adalah anak dari sang suami yaitu Toni.
"Kenapa lo nggak bilang dari awal tentang kejadian malam itu, dan kenapa lo sembunyiin kejadian itu dari gue?" Tanya Toni yang menatap ke bawah tepat di mana sang istri yang berada di pelukannya.
"Nggak ada alasan apapun buat kamu nyembunyiin itu, dulu lo nggak pernah mau ngambil hak lo sebagai suami. Tapi pada malam itu lo ngambil hak lo sebagai suami meskipun lo lagi nggak sadar. Dengan alasan itulah yang buat gue enggak bilang sama lo, karena gue yakin lo nggak akan terima karena udah ngelakuin itu sama gue." Jawab Olive yang semakin mengeratkan pelukannya kepada sang suami.
"Dan kenapa lo nggak bilang kalau anak yang berada di dalam kandungan lo itu anak gue?" Olive yang mendengar itu hanya tersenyum sambil mengeratkan pelukannya kepada sang suami.
"Gimana gue bilang sama lo kalau seandainya aja lo nggak pernah ngasih gue kesempatan buat ngomong, saat di rumah sakit pun lo nggak nengok gue ataupun jemput gue saat gue pulang. Gue harus pulang sendirian naik taksi dari rumah sakit sampai ke apartemen, dan setelah itu lo cuekin dan acuhin gue gitu aja. Lo juga nggak mau mau makan makanan yang udah gue buat." Toni memejamkan kedua bola matanya karena memang yang diucapkan oleh Olive benar adanya.
Kalau orang yang pantas disalahkan saat ini adalah dirinya, karena dirinya yang tidak mau meminta penjelasan kepada sang istri atas masalah yang menimpa mereka berdua. Sebenarnya bukan masalah yang menimpa mereka berdua hanya saja kesalahpahaman yang belum terluruskan.
"Gue beneran minta maaf sama lo, karena gue terlalu marah sama lo sama kakak sepupu gue. Lo nggak tahu kan gimana perasaan gue saat itu, saat gue mau pulang nemuin lo tiba-tiba dia nelpon ke nomor gue dan bilang kalau lo masuk rumah sakit. Disitu hati gue sakit banget saat tahu kalau dia datang ke apartemen untuk nemuin lo dan lebih parahnya lagi dia yang udah bawa lo ke rumah sakit." Kalau tentang itu Olive sangat tahu bagaimana perasaan Toni. Jadi Olive tidak terlalu memikirkan perkataan Toni pada saat itu.
"Sekali lagi gue minta maaf, gue enggak ada maksud kayak gitu sama lo." Olive hanya menganggukkan kepalanya pelan pertanda ia sudah memaafkan sang suami.
---------
Guys aku udah update ya, jangan lupa vote dan komen.
Bantuin 1k followers yuk guys, dikit lagi kok udah mau 1k. Biar aku tambah semangat lagi buat update dan kalian juga nggak akan ketinggalan berita kalau aku udah update dan sewaktu-waktu buat cerita baru.
Kalau belum follow cepetan deh ya follow, aku maksa banget hehehe😌
Babay, sampai jumpa dilain hari, dilain waktu dan di part baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
RomanceSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...