Part 11

1.5K 86 5
                                    

Kota lama Semarang

Terlihat seorang laki laki tengah duduk disebuah kursi yang berada diatas balkon kamar. Dengan seorang wanita disampingnya.

"Tan mau sampai kapan kamu kayak gini?" Tanya laki-laki itu menatap wanita disampingnya yang tengah memejamkan mata.

Pagi yang indah ini menghiasi keduanya yang tengah duduk bersantai di balkon apartemen mereka. "Aku nggak mau ditinggalin sendiri Van, udah cukup aku kehilangan kedua orang tuaku kehilangan adik sepupu kamu dan aku nggak mau lagi kehilangan kamu. Elvan yang aku punya di dunia ini cuma kamu, dan lihatlah hampir saja kamu menjadi milik orang lain."jawab seorang wanita yang bernama Tania itu dengan suaranya yang begitu lirih.

"Maafin aku Van, gara-gara aku kamu jadi terpisah sama calon istri kamu. Aku memang egois hampir mati karena nggak rela kamu mau menikah dengan wanita lain." Sambung Tania kembali dengan tangan yang menggenggam tangan sebelah kanan milik Elvan.

"Van kamu tahu nggak, aku itu masih sayang sama Toni. Tapi rasa cinta aku cuma buat kamu dan aku nggak bisa bohong, kita udah sama-sama hampir 4 tahun. Akhirnya kamu menemukan sosok wanita yang kamu cintai bernama Olive." Elvan hanya mendengarkan semua apa yang dikatakan oleh mantan kekasihnya itu.

"Asal kamu tahu, aku sama sekali nggak berharap kamu datang kesini ini saat aku masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri yang aku lakukan. Aku cuma nggak kuat hidup di dunia ini sendirian tanpa seorangpun yang ada nemenin aku, dulu aku emang salah sama kamu karena udah selingkuh dibelakang kamu. Tapi sumpah demi apapun cinta aku buat kamu lebih besar dari cinta aku buat Toni. Aku emang salah karena dulu aku udah ngehianatin kamu sama adik sepupu kamu sendiri, aku nggak tahu kalau ternyata Toni itu adik sepupu kamu." Elvan hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan karena memang benar adanya bahwa kekasihnya dulu sempat berpacaran dengan adik sepupunya yaitu Toni.

Meskipun Toni maupun Tania tidak tahu tentang hubungan mereka bertiga, "Aku udah maafin kamu sama Toni waktu itu. Karena aku juga tahu pasti berat buat kamu menjalani hubungan jarak jauh sama aku." Jawab Elvan dengan menundukkan kepala.

"Oh ya sekarang gimana kabarnya Toni, aku nggak pernah lagi dengar kabar dia setelah hubungan kita bertiga berakhir."Elvan mendongakkan kepalanya menatap kearah sang mantan kekasih.

"Dia baik dia udah lama nggak pulang ke Jakarta karena lagi ngurusin pekerjaannya yang ada di Malang, Tapi kemarin dia pulang karena acara pernikahan aku yang pada akhirnya gagal karena aku lebih memilih datang ke sini nemuin kamu yang lagi sakit. Ralat karena kamu masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri." Tania hanya tersenyum tipis mendengarkan jawaban dari Elvan sang mantan kekasih.

Toni dan juga Tania memang pernah berpacaran tapi tidak berlangsung lama setelah kepulangan Elvan dari luar negeri, mereka berdua putus setelah 2 bulan menjalin kasih lebih tepatnya Tania berselingkuh dengan Toni adik sepupu Elvan sendiri.

Elvan sendiri tidak tahu bagaimana awal pertemuan adik sepupunya dan juga kekasihnya itu sampai mereka menjalin sebuah hubungan terlarang yang pada akhirnya diketahui olehnya, Elvan sama sekali tidak marah kepada adik sepupunya itu. Karena pada dasarnya Toni tidak mengetahui siapa Tania sebenarnya dalam hidupnya.

Elvan hanya tau sampai sekarang pun Toni tidak mengetahui siapa Tania sebenarnya, yang ia tahu adalah Tania berselingkuh di belakangnya bersama dengan kakak sepupunya.

Dan pada saat itu hubungan ketiganya berakhir, Tania yang diputuskan oleh Toni. Juga hubungan Tania dengan Elvan yang berakhir saat itu juga.

"Mungkin juga sekarang dia udah balik ke Malang, sekarang dia yang pegang perusahaan Om di Malang. Karena Toni kan anak satu-satunya di keluarga Kusuma." Tania hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan sambil tersenyum menatap lurus kedepan.

"Jangan tinggalin aku lagi ya Van, aku takut banget sendirian di dunia ini. Anggaplah memang aku ini egois mengambil kembali simpati mantan pacar dengan cara percobaan bunuh diri." Kata Tania tiba-tiba.

"Jujur aku masih sayang banget sama kamu sampai detik ini." Sambung Tania dengan cepat.

"Dan aku juga masih sayang sama kamu Tan." Jawab Elvan didalam hatinya. Disini Elvan terlihat seperti laki-laki yang sangat egois mencintai dan menyayangi dua wanita sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Dirinya masih menyayangi dan juga mencintai mantan kekasihnya dan juga mencintai calon istrinya yang ia tinggalkan di malam sebelum mereka melaksanakan pernikahan yang suci.

"Aku nggak bakal biarin kamu pergi dari hidup aku lagi. Dan aku pengen kita nikah." Perkataan Tania sungguh membuat Elvan terdiam kaku. Bagaimana bisa ia menikahi Tania mantan kekasihnya dan meninggalkan Olive calon istrinya.

"Aku nggak bisa jawab sekarang Tan, karena jujur aku ngerasa bersalah banget sama Olive calon istri aku. Pasti disana dia sedang menahan malu karena pernikahannya yang berakhir sebelum acara pernikahan itu digelar." Jawaban yang terlontar dari mulut Elvan membuat Tania tertampar dengan kenyataan.

"Oke nggak masalah kalau kamu nggak mau nikahin aku, Tapi aku minta jangan pernah tinggalin aku di sini sendirian. Aku mau kamu tetap ada di sini sama aku." Elvan tidak menjawab laki-laki itu memilih mengambil kopi susunya yang berada di atas meja yang tadi pagi dibuatkan oleh Tania.

"Tapi nggak mungkin Tan, kita nggak mungkin tinggal di satu apartemen ini selama-lamanya." Memang beberapa hari ini mereka berdua tinggal dalam satu apartemen namun tentunya mereka berbeda kamar.

"Nggak papa apa aku bisa pindah ke apartemen sebelah yang kosong." Jawab Tania dengan senyum mengembang di bibirnya. Apartemen yang mereka berdua tinggal di beberapa hari ini adalah apartemen milik Tania.

Tania lahir di kota Semarang dan besar di kota Semarang, namun ia pindah saat dirinya mulai kuliah dan bekerja. "Di apartemen sebelah ada yang kosong biar aku aja yang pindah." Elvan hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan menyetujui Apa yang diucapkan oleh Tania sang mantan kekasih.

"Terus gimana aku hidup disini, sedangkan semua kartu yang ku punya tidak bisa digunakan." Kata Elvan yang baru ingat bahwa semua kartu yang ia miliki tidak bisa digunakan alias terblokir.

Dan dia tahu siapa yang melakukan itu semua, Evan tidak marah memang dirinya pantas mendapatkan itu semua. "Nggak apa-apa, kita bisa hidup dengan uang yang aku punya sampai kamu dapat pekerjaan di sini." Jawab Tania yang dibenarkan oleh Elvan.

Sejujurnya Elvan sangatlah malu juga harus kembali kepada kedua orangtuanya di Jakarta, dirinya sangat malu karena mengakibatkan kekecewaan dari 2 buah keluarga besar.

"Ya udah kalau gitu kita tinggal di sini ini juga kita cari kerja di sini."Tania hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan bahwa ia menyetujui Apa yang diucapkan oleh Elvan.

"Aku mandi dulu ya gerah banget." Kata Elvan yang beranjak dari duduknya meninggalkan Tania yang masih duduk di kursi balkon apartemen.

"Maafin aku Live, sejujurnya aku mengakui kalau aku salah sama kamu. Tapi bagaimana lagi Aku nggak rela kalau seandainya Eva nikah sama kamu. Hanya Elvan laki-laki yang sangat aku cintai di dunia ini, meskipun ada sosok laki-laki lain yang aku cintai itu adik sepupu Elvan."

-----------

Part 11 udah update bestiee, jangan lupa vote dan komen. Maaf kalau ada typo ya bestiee.

Doa in ya bestiee biar bisa update tiap hari, soalnya ini bulan ramadhan ditambah aku lagi US disekolah.

see you another day bestiee❤️

Cold Wedding (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang