Part 18

1.3K 81 0
                                    

Toni sangat-sangat tahu siapa yang melakukan pekerjaan rumah ini, bahkan sudah ada beberapa makanan yang tersaji di atas meja makan dan makanan itu terlihat baru saja dimasak.

"Pasti dia lelah, baru aja pulang kerja udah ngerjain semua pekerjaan rumah sendirian." Gumam Toni yang mendudukan tubuhnya di kursi meja makan tidak lupa ia juga sudah mengambil air dingin di dalam kulkas dan menuangkannya kedalam gelas.

Toni melepaskan sepatunya kemudian meletakkannya di rak sepatu yang berada di dekat meja TV, di dalam rak sepatu itu terdapat beberapa pasang sepatu dan sandal milik Toni, tidak lupa juga beberapa sepatu dan juga sandal milik Olive.

Laki-laki itu memilih masuk ke dalam kamarnya saat membuka pintu kamar Toni dapat melihat Olive yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk yang berada di atas kepalanya.

Tanpa banyak bicara Toni meletakkan tasnya di atas sofa yang berada di dekat jendela, setelah itu Toni lebih memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya karena sejak tadi tubuh itu sudah terasa gerah.

Sedangkan Olive gadis itu menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup, yang bisa ia lakukan hanya menghembuskan nafasnya kasar menyalurkan kekesalannya kepada sang suami.

"Ih nyebelin." Gumam Olive sambil menendang dinding yang berada di hadapannya. Dan hal itu membuat Olive meringis pelan karena kakinya yang terasa sakit akibat menendang dinding yang tidak bersalah di hadapannya.

"Auhh sakit banget." Gumam Olive sambil memegang kakinya yang terlihat memerah sehabis ia menendang dinding yang tidak berdosa.

Setelah selesai mengeringkan rambutnya Olive segera menyisir rambut sepinggang miliknya, gadis itu memilih mengambil ponsel yang berada di atas tas meja riasnya dan membawanya ke arah ranjang.

Tatapannya kini beralih ke arah pintu kamar mandi yang terlihat terbuka menampilkan sosok laki-laki yang baru saja selesai mandi dengan handuk putih di pinggangnya dan rambut basah dikepalanya.

Dan jangan lupakan juga air yang terus menetes melintas di dada milik laki-laki itu, "Toni emang gila, bisa-bisanya dia pamer aurat ke gue." Kata Olive yang mengalihkan pandangannya yang semula menatap Toni kini beralih menatap kearah ponsel miliknya.

"Kenapa lo?" Tanya Toni yang menangkap keanehan yang terlihat jelas di wajah Olive.

"Nggak ada." Jawab Olive gugup. Pasalnya dia sama sekali tidak pernah melihat seorang laki-laki bertelanjang dada di hadapannya.

Bahkan Elvan calon suaminya saja dia belum pernah melihatnya, "Kalau nggak apa-apa kok muka lo merah?" Tanya Toni yang berjalan mendekat kearah ranjang di mana Olive yang tengah duduk.

"Eh, mau ngapain lo?" Teriak Olive sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada, sedangkan Toni laki-laki itu hanya terkekeh pelan melihat kelakuan menakjubkan yang ditunjukkan oleh Olive kepadanya.

"Emang lo mikir gue mau ngapain lo?" Tanya Toni yang kini sudah berdiri tepat di hadapan Olive yang tengah terduduk di atas ranjang, kedua bola mata milik mereka bertemu di satu titik dan saling mengunci.

Hingga akhirnya suara deheman dari Toni memutuskan tautan pandangan mereka, tanpa terduga tangan Toni terulur untuk memegang dahi Olive membuat gadis itu merasakan tubuhnya yang menegang saat itu juga.

"Nggak panas kok." Kata Toni yang tidak merasakan apapun di dahi milik Olive, yang ia rasakan suhu di dahi Olive berada disuhu normal.

"Lo nggak sakit kok muka lo merah?". Tanya Toni yang kini memilih mendudukkan tubuhnya disamping sang istri dan hal itu membuat tubuh Olive sedikit mundur ke belakang.

"Kan tadi udah gue bilang, kalau gue tuh nggak apa-apa." Jawab Olive dengan suaranya yang sedikit gugup saat ditatap Toni dengan begitu dalam.

"Ya terus kenapa muka lo jadi merah gini?" Tanya Toni kembali yang mendapat gelengan cepat dari Olive.

***

Sudah 1 bulan usia pernikahan mereka berdua, namun di usia pernikahannya yang sudah 1 bulan ini tidak ada perubahan di antara keduanya.

Mereka memang menghargai adanya satu sama lain di hidup mereka, namun sampai saat inipun hubungan mereka masih sama dengan sikap cuek dan juga acuh Toni dan sekarang ditambah sikap Olive yang terlihat lebih cuek kepada Toni.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Olive merubah sikapnya menjadi lebih cuek kepada sang suami dari yang sebelumnya terlihat biasa saja, seperti saatnya hal ini mereka berdua tengah berada di satu ruangan yang lebih tepatnya berada di ruangan milik Antoni Syahreza. Dua pasangan suami istri itu tengah fokus pada pekerjaan masing-masing Toni yang sedang memeriksa laporan yang berada di laptopnya dan Olive yang sedang memeriksa jadwal apa yang ada di hari ini untuk sang bos.

"Pak ini jadwalnya hari ini." Kata Olive yang memberikan sebuah buku catatan miliknya yang terdapat jadwal-jadwal yang harus dikerjakan oleh Toni dan juga dirinya.

"Iya bacakan saja." Jawab Toni tanpa mengalihkan atensinya dari laptop miliknya.

Olive hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan menatap ke arah Toni dengan kesal, setelah itu Olive membacakan jadwal apa saja yang harus dilakukan oleh sang bos hari ini.

Sedangkan Toni laki-laki itu hanya mendengarkan sambil tangannya bergerak-gerak di atas keyboard laptop miliknya.

"Baiklah, kau boleh pergi setelah makan siang kembali lagi ke sini dan jangan lupa juga bawa kan aku secangkir kopi susu." Olive hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil berdiri dari duduknya.

Karena sedikit jengkel kepada bosnya itu Olive berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya diatas lantai dan hal itu membuat Toni langsung saja menatap kearah sekretarisnya itu yang juga berstatus sebagai istrinya.

Di rumah Olive memang berstatus sebagai istri Toni, dan juga begitu sebaliknya saat di rumah Toni berstatus sebagai suami dari Olive. Tetapi saat di kantor Olive hanyalah bawahan Toni dan Toni adalah atasan Olive.

Dan mereka tahu batasan masing-masing sehingga kini Olive terus memanggil dengan sebutan Pak saat berada di kantor, tidak ada kata lo gue di antara Toni dan juga Olive saat berada di area perusahaan maupun di jam kerja.

"Sebel banget sama Toni." Gumam Olive dengan kesal. Saking kesalnya gadis itu sampai menendang pintu ruangannya dan hal itu membuat Maria yang yang baru saja keluar dari lift menatap Olive dengan Tatapan yang aneh.

"Eh, kesandung mbak." Kata Olive sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ah iya." Jawab Maria dengan gugup sambil menatap kearah Olive. Bahkan di satu perusahaan ini belum ada yang mengetahuinya bahwa Olive dan Toni adalah pasangan suami istri,. Mereka hanya tahu Olive dan Toni hanya sebatas bawahan dan juga atasan.

Tapi berbeda dengan Maria karena sejak awal wanita yang dulunya menjadi sekretaris Toni itu mengetahui bahwa Toni memiliki istri, dan ia semakin yakin jika istri Toni adalah Olive yang kini bekerja menggantikan dirinya sebagai sekretaris.

Dan itu berdampak baik bagi Maria, awalnya Maria tidak suka menjadi kepala HRD. Namun setelah dipikir-pikir ada baiknya juga Maria berpindah tugas yang awalnya menjadi sekretaris kini menjadi kepala HRD.

Dengan ia berpindah ke kepala HRD ia tidak akan lagi berurusan dengan Toni, meskipun seringkali ia berurusan dengan Toni tapi tidak sesering ia berurusan dengan Toni saat ia menjadi sekretaris dulu.

Bahkan setiap hari saat dirinya menjadi sekretaris harus berurusan dengan Toni dan semua pekerjaannya tergantung dengan Toni.

---------------

Hay Hay gimana puasa kalian hari ini, lancar?

Aku usahain update tiap hari selama bulan puasa ya bestiee, jadi kalian jangan lupa vote dan komen disetiap part cerita ini.

Cold Wedding (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang