Part 48

1.7K 124 6
                                    

"Aku pergi dulu, baik-baik dirumah. Jangan kemana-mana." Kata Toni yang memberikan peringatan kepada sang istri. Olive banyak menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum kearah seorang laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya.

"Kalau mau pergi bilang sama mama." Lagi-lagi Olive hanya menganggukkan kepalanya pelan karena sudah terbiasa dengan keposesifan dari Toni.

"Iya iya, udah sekarang kamu pergi gih." Kata Olive yang mendorong pelan tubuh Toni membuat langkah Toni mundur ke belakang.

"Babay." Kata Olive sambil melambaikan tangannya ke arah mobil Toni yang sudah melaju meninggalkan rumah. Saat akan masuk ke dalam rumah langkah Olive terhenti karena ada seseorang yang memanggilnya dari belakang.

"Olive." Mendengar namanya dipanggil Olive menoleh ke belakang dan mendapati seorang laki-laki yang tengah tersenyum ke arahnya sambil membawa sebuah bunga di kedua tangannya.

"Ini." Kata laki-laki itu sambil menyerahkan bunga yang ia bawa kepada Olive namun sayang Olive hanya menatap bunga itu bergantian menatap kearah orang yang membawakannya bunga.

"Ngapain kesini, suami saya lagi kerja." Kata Olive dengan wajah yang sangat datar dan tetapan yang mengintimidasi ke arah lawan bicaranya.

"Aku ke sini nggak mau cari Toni tapi aku mau ketemu sama kamu." Jawab laki-laki itu sambil tersenyum, senyumannya terlihat begitu tulus menatap ke arah Olive yang tengah berdiri sambil menatap lurus ke depan bahkan Olive sama sekali tidak menatap wajah seseorang yang berdiri di hadapannya.

"Ada perlu apa anda mencari saya?" Tanya Olive yang melirik sekilas wajah seseorang itu. "Olive." Terdengar suara seorang wanita dari dalam rumah yang Olive yakini itu adalah suara mama mertuanya.

"Toni udah berangkat?" Terdengar kembali suara itu dengan dibarengi pintu utama yang terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang tengah berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan keduanya.

"Elvan, ngapain kamu kesini lagi?" Tanya Utari sambil menatap kearah sang ponakan yang berdiri tepat di samping Olive.

"Tente." Kata Elvan yang dengan cepat menyalami tangan Utari. Utari tidak menolak meski bagaimanapun Elvan tetaplah keponakannya anak dari kakaknya.

"Mah, Olive masuk dulu ya." Kata Olive yang melangkahkan kakinya mendekat ke arah Utari. Sedangkan Utari wanita paruh baya itu hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum kearah Olive.

Akhirnya Olive bisa bernafas lega saat dirinya sudah berhasil masuk ke dalam rumah tanpa rasa cemas karena kehadiran Elvan pagi hari ini.

"Ngapain kamu kesini, ada perlu apa?" Tanya Utari yang mendudukan tubuhnya di sebuah kursi yang berada di teras rumahnya. Elvan juga ikut duduk di kursi yang berada tidak jauh dari Utari kemudian meletakkan bunga yang ia bawa di atas meja.

"Pasti tante udah tahu maksud kedatangan Elvan kesini, dan Elvan nggak akan pernah berhenti buat dapetin Olive lagi." Utari terkekeh pelan mendengar jawaban dari Elvan yang menurutnya sangat lucu.

"Coba saja kalau kamu bisa mendapatkan hati Olive kembali, tante yakin kamu enggak akan pernah bisa dapetin hati Olive kembali. Sebuah gelas yang pecah tidak akan kembali bisa utuh, meskipun bisa kembali namun bentuknya tidak akan sama lagi." Ucapan Utari mampu menusuk hati Elvan yang menjadikan laki-laki itu merasa bahwa dirinya tidak akan mungkin lagi berada di hati Olive.

Ada luka yang ia timbulkan di hati wanita itu yang mungkin tidak akan sembuh. "Lebih baik tata masa depanmu dengan baik kembali kepada kedua orang tua kamu dan jangan menyusahkan mereka." Setelah mengatakan itu Utari memilih beranjak dari duduknya kemudian masuk ke dalam rumah meninggalkan Elvan.

Cold Wedding (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang