Elvan laki-laki itu tengah duduk di kursi kayu yang berada di dalam kontrakannya dengan wajah yang lesu dan tidak baik-baik saja.
Mengetahui tentang calon keponakannya yang sedang dikandung oleh Olive membuat Elvan menyalahkan dirinya sendiri atas semua kesalahan yang terjadi di dalam hidupnya.
Namun Elvan tidak menyalahkan dirinya sendiri karena laki-laki itu juga menyalahkan Tania seseorang yang yang telah membuat api di antara dirinya dan Olive beserta dengan keluarganya.
"Ini semua gara gara Tania wanita licik itu." Gumam Elvan yang mengingat betapa Tania sangatlah tidak baik untuk dirinya maupun untuk Toni adik sepupunya.
Flashback.
"Kok nggak ada gula sih, apa aku minta aja sama Tania." Kata Elvan yang masih berdiri didepan pantry sambil memegang satu buah cangkir berwarna putih yang tadinya ingin ia jadikan untuk tempat membuat kopi.
Akhirnya Elvan memutuskan untuk pergi ke apartemen yang berada di sebelah apartemennya untuk menemui Tania dan meminta sedikit gula untuk dirinya membuat kopi.
Elvan masuk ke dalam apartemen milik mantan kekasihnya itu begitu saja karena dia sudah tahu nomor PIN apartemen milik sang mantan kekasih. Saat melewati kamar yang ditempati oleh Tania Elvan memberhentikan langkahnya saat mendengar suara Tania yang sedang menelpon dengan seseorang.
"Sebentar lagi aku pasti bisa dapetin Elvan." Kata Tania dengan senyumnya yang mengembang dengan ponsel yang berada di telinganya.
"Gimana caranya?" Tanya seorang wanita yang berada di seberang sana tengah berbicara dengan Tania yang berstatus sebagai sahabatnya.
"Aku udah berhasil buat Elvan balik lagi sama aku, aku udah minta dia buat nikahin aku secepatnya tapi dia nolak dengan beberapa alasan. Tapi aku bakal buat rencana buat dia biar aku bisa secepatnya nikah sama dia." Jawab Tania sambil berjalan ke arah jendela yang berada di dalam kamar apartemennya.
"Kamu emang licik Tan, bisa-bisanya kamu pake Elvan buat tanggung jawab sama anak yang kamu kandung sama om-om hidung belang yang selama ini sama kamu." Tania yang mendengar itu hanya terkekeh pelan karena tujuannya dari awal hanya ingin menikah dengan Elvan supaya anak yang berada di dalam kandungannya mempunyai sosok ayah.
"Sebenarnya aku nggak mau Elvan yang tanggung jawab sama anak yang aku kandung saat ini, tapi mau gimana lagi Ayah anak ini nggak mau tanggung jawab. Dia malah bilang buat nyuruh aku buat gugurin anak yang aku kandung saat ini, meskipun aku wanita nggak bener tapi aku nggak mau bunuh anak aku sendiri." Sungguh perkataan Tania yang bisa didengar oleh Elvan membuat jantung Elvan berdetak sangat cepat bahkan sangat cepat dari sebelum-sebelumnya.
"Satu hal yang kamu harus tahu. Sebenarnya dulu aku tahu kalau Elvan sama Toni itu adik sepupu. Tapi sayang aku udah pacaran lebih dulu sama Elvan ketimbang sama Toni, dan saat itu aku berusaha mendekati Toni karena Toni anak tunggal kaya raya yang pastinya bisa kasih aku semua yang aku minta." Kini Elvan mengetahui satu hal tentang Tania. Bukan, bukan satu hal melainkan dua hal yaitu tentang Tania yang menjadi wanita malam dan juga motivasi Tania untuk berselingkuh dengan Toni adik sepupunya.
"Kamu emang gila Tan." Kata seorang wanita yang berstatus sebagai sahabat dari Tania.
"Ya aku emang gila, tapi nggak papa semua itu aku lakukan demi uang dan hidup mewah. Bahkan aku menukar hal berharga aku untuk suamiku kelak dengan uang." Kata Tania kembali.
"Terus rencana kamu apa buat jebak Elvan." Tania yang mendapat pertanyaan dari sahabatnya itu hanya tersenyum kemudian menutup telepon bersama dengan sahabatnya itu.
Elvan, laki-laki itu memilih segera pergi dari apartemen milik mantan kekasihnya itu dan pergi ke apartemennya sendiri yang berada tepat di samping apartemen milik Tania.
Elvan merasakan jantungnya yang berdetak sangat kencang dan juga kedua bola mata yang memerah karena dirinya sangat marah, tapi Elvan masih bersyukur karena dirinya mengetahui hal ini sebelum rencana Tania berhasil untuk dirinya.
"Ternyata dia wanita ular." Kata Elvan yang mengunci pintu apartemennya dari dalam. Meskipun Tania mengetahui pin apartemennya namun wanita itu tidak akan bisa membuka apartemen Elvan.
Elvan berjalan sedikit lebar ke arah kamarnya kemudian mengambil barang-barang yang berada di dalam lemarinya dan memasukkannya ke dalam sebuah koper miliknya.
"Aku harus minta maaf sama Olive, dan keluarganya." Kata Elvan yang memasukkan semua barang-barangnya ke dalam koper setelah semuanya masuk Elvan nampak keluar kembali dari dalam kamarnya menuju ke ruang tengah apartemennya yang merangkap sebagai ruang tamu.
Elvan tidak akan pergi begitu saja karena ia akan menunggu waktu yang tepat untuk meninggalkan Tania, karena Elvan takut wanita itu akan melakukan banyak cara untuk dirinya dan juga keluarganya.
Elvan nampak menatap pintu apartemennya yang nampak diketuk beberapa kali oleh seseorang namun Elvan tidak ada niatan sama sekali untuk membukakan pintu itu karena dirinya sangat yakin siapa yang mengetuk pintu apartemen miliknya di pagi hari.
Elvan sangat yakin jika itu adalah Tania karena setiap pagi Tania akan datang ke apartemennya sambil membawakan sarapan untuk Elvan. Sedangkan di luar apartemen Elvan Tania nampak mengelus perutnya rata, karena usia kandungan Tania baru memasuki 2 bulan.
"Sabar sayang sebentar lagi kamu pasti akan mendapatkan status dari ayah sambung mu ini." Gumam Tania dengan suaranya yang sangat pelan karena ia takut akan terdengar oleh orang-orang yang berlalu-lalang dibelakangnya.
Setelah cukup lama tidak mendapati pintu terbuka akhirnya Tania kembali lagi ke apartemennya sambil membawa makanan yang sudah ia siapkan untuk Elvan dengan rasa kesal di dadanya.
Sedangkan Elvan laki-laki itu mencoba mendekati pintu karena tidak mendengar suara ketukan lagi dari luar. Saat memastikan tidak ada lagi orang di luar Elvan segera masuk ke dalam kamarnya sambil membawa koper miliknya.
Elvan sedikit berlari menuju ke arah lift untuk sampai di lantai dasar. Karena dirinya ingin segera cepat-cepat bebas dari wanita yang berstatus sebagai mantan kekasihnya itu.
Kali ini Elvan memilih untuk menaiki sebuah bus terlebih dahulu untuk sampai di Surabaya, karena Elvan sama sekali sudah tidak memiliki uang, mungkin uang yang berada di dompetnya hanya sekitar 2 juta saja.
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan akhirnya Elvan sampai di kota Surabaya dan rencananya Elvan akan naik bus kembali dari Surabaya menuju ke Semarang. Beruntung saat itu Elvan langsung mendapatkan sebuah bus yang langsung menuju ke Semarang sehingga dirinya tidak perlu lagi menunggu.
Setelah dari Semarang Elvan melanjutkannya kembali menuju ke kota Jakarta sehingga Elvan harus memerlukan 3 kali naik bis untuk sampai di kota kelahirannya.
Dan saat kepulangannya dari Jakarta itu Elvan mendapatkan kabar bahwa sang Mama Inggit masuk ke dalam rumah sakit dan juga mendapatkan kabar bahwa Olive calon istrinya sudah menikah dengan adik sepupunya sendiri.
Flashback off.
Elvan mengacak rambutnya frustasi saat mengingat semua kelicikan kelicikan yang ditimbulkan oleh Tania untuk bisa mendapatkan dirinya sebagai alat penanggung jawab atas bayi yang dikandung oleh Tania saat itu.
"Kenapa aku harus tahu semua kelicikan Tania saat Olive dan Toni udah nikah." Kata Elvan yang kembali mengacak rambutnya dengan frustasi.
Bagaimana tidak frustasi dirinya tidak bisa mendapatkan Olive kembali dan juga dirinya diusir dari rumahnya oleh kedua orang tuanya yang sangat ia cintai.
----------
Udah pada vote belum nih, kalau belum buruan vote deh kalau mau komen juga nggak apa-apa kok.
Gimana menurut kalian dengan part 41 ini, ada yang ingin disampaikan sama Toni dan Olive atau Tania dan Elvan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
RomansaSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...