"Ton kita jalan-jalan yuk, gue bosen disini." Kata Olive yang kini melipat baju bajunya di atas ranjang yang ditemani oleh Toni di sampingnya. Meskipun Toni berada disampingnya namun laki-laki itu sama sekali tidak mengajaknya berbicara sepatah katapun dan lebih memilih bermain ponsel.
"Besok kerja." Jawab Toni tanpa mengalihkan atensinya dari ponsel miring di tangannya. Ya laki-laki itu memang sedang bermain game online di dalam ponsel miliknya.
"Kalaupun itu nggak kerja gue juga sibuk banyak banget pekerjaan yang harus dikerjain." Sambung Toni kembali, Olive hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan saat mendapat tolakan dari Toni.
"Yaudah deh, lain kali aja biar gue pergi sendiri. Pasti di sini gue jadi beban hidup lo kan." Kata Olive yang kini menampilkan senyum tipis di bibirnya.
"Gue tahu kehadiran gue di kehidupan lo itu cuma buat nambahin beban hidup lo, nambahin beban pikiran lo, dan seharusnya gue sadar gue nggak boleh minta lebih dari lo." Sambung Olive yang kini sudah berdiri dari duduknya sambil membawa tumpukan pakaian yang baru saja ia lipat.
Toni hanya menatap punggung sang istri yang pergi menjauh darinya menuju ke arah lemari besar yang berada di sudut kamar. "Bukannya gue nggak mau nemenin lo jalan, tapi emang kerjaan gue lagi banyak banget." Jawab Toni yang kini sudah mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas nakas yang berada di sampingnya.
"Iya gue tau kok, tapi setidaknya bisa nggak luangkan sedikit waktu aja buat istri lo ini. Ya kalau lo nggak mau anggap gue istri setidaknya anggap gue jadi mantan kakak ipar lo, kalau lo masih nggak terima juga lo bisa anggep gue sebagai sahabat yang menumpang hidup sama lo." Sungguh ucapan Olive mampu menusuk hati Toni begitu dalam.
"Gue nggak ada maksud buat itu semua Liv, emang bener gue lagi banyak kerjaan. Tahu kan kalau perusahaan cabang ini baru aja di buka 1 tahun yang lalu, dan bulan ini perusahaan cabang itu lagi maju pesat." Olive mengakui jika perusahaan milik suaminya yang berada di Malang ini semakin hari semakin maju. Dan hal itu membuat Toni dan juga dirinya sangat sibuk sebagai sekretaris dari sang bos.
"Lo mau makan apa? Biar gue buatin dulu, tadi sore belum sempat masak." Kata Olive yang sudah menyelesaikan urusan pakaian yang baru saja ia lipat tadi.
Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Toni Olive lebih memilih melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan menutup pintu kamarnya sedikit keras membuat Toni terlonjak kaget.
"Salah lagi." Gumam Toni dengan pelan. Sungguh ia tidak punya maksud apa-apa terhadap Olive, jika seandainya pekerjaannya tidak terlalu padat dan juga banyak dirinya akan menemani Olive untuk sekedar berjalan-jalan di kota Malang ini.
Sudah 1 bulan Olive tinggal di Malang namun baru dua kali wanita itu keluar dari apartemen selain bekerja, dia hanya dua kali keluar bersama dengan Toni untuk berbelanja bahan makanan di supermarket yang berjarak 6 km dari apartemen yang ia tempati saat ini.
Dan setelah itu dirinya hanya keluar untuk bekerja, bahkan untuk perawatan dan ke salon dirinya juga belum melakukan hal itu. Sesampainya di dapur Olive segera membuka kulkas dan benar saja apa yang dikhawatirkan tadi, bahwa didalam kulkas nya tidak terdapat satu pun bahan makanan yang bisa ya masak.
Olive menghembuskan nafasnya pelan saat membuka lemari penyimpanan, bahkan mie instan pun di dalam lemari itu tidak ada. Yang ada hanya kopi dan juga gula yang berada di toples di samping dispenser.
"Kenapa?" Mendengar itu sontak saja Olive menoleh kebelakang dan mendapati sang suami yang tengah berdiri tepat di belakangnya dengan kedua tangan membentuk silang di depan dada.
"Nggak ada bahan makanan, mie instan aja nggak ada." Jawab Olive sambil menghembuskan nafasnya pelan.
Toni juga nampak melihat lemari penyimpanan di dapur miliknya dan ternyata benar bahwa di sana tidak ada sama sekali bahan makanan instan, karena banyak sekali pekerjaan yang harus Olive urus bersama Toni jadilah ia jarang untuk memasak bahkan ia berbelanja ke supermarket dua minggu yang lalu.
Toni maupun Olive lebih sering memesan makanan di saat mereka sedang sibuk-sibuknya mengurus pekerjaan mereka, "Yaudah ayok belanja." Kata Toni yang sudah melangkahkan kakinya keluar dari dapur meninggalkan Olive yang masih berdiri di depan lemari penyimpanan makanan.
"Enak banget kalau ngomong." Gumam Olive yang menatap kesal kearah Toni yang sudah menjauh darinya. Meskipun kesal Olive tetap mengikuti langkah kaki Toni yang masuk ke dalam kamar.
Setelah berada di dalam kamar Toni mengambil sebuah hoodie dari dalam lemari yang baru saja Olive lipat tadi, setelah itu dirinya mengambil kunci mobil yang berada di atas nakas dan juga ponselnya.
Karena tidak mau membuat Toni menunggu Olive juga segera mengambil sebuah jaket crop yang berada di gantungan lemari, karena ia sudah memakai celana jeans panjang dan juga kaos polos berwarna hitam.
Kali ini Olive hanya membawa ponselnya saja tidak dengan dompet ataupun tasnya, karena urusan bayar membayar adalah urusan Toni jika Olive sedang pergi bersamanya.
"Ayo." Kata Olive yang menggandeng tangan Toni dengan cepat. Sedangkan Toni laki-laki itu hanya diam saat tangannya digandeng oleh istrinya yang tengah tersenyum.
"Toni ayo, tapi nanti makan diluar aja ya. Soalnya udah laper." Toni hanya menganggukkan kepalanya pelan, karena sejujurnya Toni juga kasihan saat melihat Olive yang harus mengerjakan pekerjaan rumah setelah pulang bekerja dan juga harus memasak setiap harinya untuk mereka.
Namun apalah daya Toni saat ini, dia hanya bisa membiarkan Olive melakukan hal itu itu karena Toni gengsi juga harus menegur dan memperhatikan Olive. Pasangan suami istri itu terus bergandengan tangan berjalan dari apartemen sampai dengan lobby apartemen, lebih tepatnya lah Olive yang menggandeng tangan Toni.
Setelah keluar dari gedung apartemen Olive menyadari jika sedari tadi dia terus saja menggandeng Toni, "eh maaf." Kata Olive yang menyadari kebodohannya saat ini.
Toni hanya berdeham kecil kemudian berjalan terlebih dahulu di depan Olive, setelah masuk ke dalam mobil Toni segera melajukan mobilnya menuju ke supermarket yang berada 6 km dari apartemennya. Tidak ada yang berbicara di antara mereka berdua hanya mesin mobil lah yang terdengar di antara mereka berdua.
Sampai akhirnya mobil Toni berhenti di parkiran supermarket yang biasa ia datangi sebelum ia menikah, dan saat ini dirinya kembali datang ke supermarket ini bersama dengan istrinya.
Tanpa menunggu waktu lama Olive segera mengambil keranjang yang terdapat di depan supermarket dan membawanya kedalam yang diikuti oleh Toni dengan 1 troli yang didorong oleh Toni.
Kali ini bukan belanja bahan makanan saja melainkan belanja kebutuhan kebutuhan pokok seperti sabun cuci, pengharum ruangan, sabun lantai dan lain sebagainya yang berurusan dengan rumah tangga, sebelum masuk ke dalam supermarket tadi Olive memang memberitahukan kepada Toni untuk membawa satu troli lagi.
Karena Olive takut jika nanti barang belanjaan nya terlalu banyak sehingga tidak muat di satu troli, Toni hanya mengikuti kemana langkah kaki Olive yang berjalan dengan perlahan dengan pandangan yang tertuju ke arah rak rak yang berada di sampingnya.
-----------
Hello bestiee apa kabar, gimana puasanya hari ini lancar nggak?
Mau bilang apa sama Toni atau Olive nih bestiee? Kalau ada yang mau dibilangin ke mereka bilang aja ya jangan sungkan😂
Atau mau nyampein sesuatu sama aku? Kalau ada sampein aja nggak apa-apa kok bestiee.
Setelah baca jangan lupa komen dan vote ya bestiee, biar akunya tambah semangat buat cepet selesain cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
RomanceSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...