"Ini." Kata Toni memberi kartu akses apartemen mereka berdua.
"Iya, makasih." Jawab Olive menerima kartu itu. Namun tatapannya kini terhenti pada sebuah kartu yang dipegangnya, Olive merasakan jika kartu yang diberikan oleh Toni yang berada di tangannya terasa sedikit tebal.
"Kok ini?" Tanya Olive setelah mengetahui jika kartu yang diberikan oleh Toni tadi terdapat dua buah kartu yang Olive tahu 1 kartu itu adalah akses untuk apartemen.
"Kartu ATM buat lo." Jawab Toni setelah Olive memperhatikan kan ke 2 kartu itu secara bergantian.
"Gue nggak butuh Ton, lagian gue masih punya uang. Dan bentar lagi juga gue mau cari kerjaan." Olive sangat tidak enak kepada Toni jika menerima uang pemberian Toni jadilah ia menolak pemberian dari suaminya itu.
"Sekarang lo itu tanggung jawab gue dan semua kebutuhan lo gue yang bakalan tanggung." Kata Toni dengan sangat datar penuh penekanan.
"Ya udah makasih ya." Toni hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil mengusap rambut milik seorang wanita yang berada di hadapannya.
"Ih Toni lo apaan sih, rambut gue jadi berantakan." Kata Olive yang tengah kesal kepada sang suami dan memberikan sebuah pukulan kecil tepat di lengan kanan milik suaminya itu.
"Dari dulu lo nggak berubah, selalu aja mukul, dipukulkan juga sakit." Kata Toni yang mendapat kekehan kecil dari Olive. Inilah yang sangat Olive rindukan dari sosok sahabatnya, sosok yang selalu mengajaknya bertengkar dan ribut dalam hal apapun.
"Ya udah gue ke kantor dulu baik-baik di rumah jangan sampai hilang itu barang-barang gue." Kata Toni yang sudah melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Olive yang tengah mengerucutkan bibirnya.
"Dasar Toni." Gumam Olive yang sudah membuka pintu apartemennya. Gadis itu nampak tersenyum saat berjalan memasuki kamar yang tadi malam ia tempati bersama dengan sang suami.
"Gue kangen banget bisa kayak tadi sama Toni." Gumam Olive yang sangat merindukan kebiasaannya dulu bersama dengan Toni, Farel, Arga dan juga Alana.
Gadis itu memilih melepaskan tas yang melekat di pundaknya dan meletakkannya di atas meja rias. "Capek banget." Gumam Olive dengan pelan.
Mungkin kegiatannya hari ini hanya berjalan-jalan saja namun hal itu cukup melelahkan bagi Olive, gadis itu melepaskan jaket crop yang tadi melekat di tubuhnya dan melempar nya asal ke atas ranjang.
Dan diikuti dengan tubuhnya yang berbaring terlentang di tengah-tengah ranjang, sampai akhirnya perlahan kedua bola mata itu terpejam dengan sendirinya dengan nafas yang sudah teratur menandakan bahwa seseorang itu tertidur.
***
Diruangannya Toni tampak mengerjakan pekerjaannya dengan sangat serius. Sekali-kali laki-laki itu mengusap tengkuknya secara perlahan dan kembali fokus pada laptop yang berada di hadapannya.
"Dia lagi apa ya disana?" Tanya Toni yang menatap ke sebuah foto seseorang yang tampil di layar ponselnya.
Terlihat seorang gadis tengah tersenyum menatap pemandangan yang begitu indah dengan rambut yang tergerai, "Lucu juga nih hasil jepretan gue dulu." Kata Toni yang bangga pada dirinya sendiri saat melihat hasil jepretannya yang cukup bagus.
"Enggak cuma hasil jepretan gue aja yang bagus, orang objek nya aja secantik ini." Gumam Toni yang terus mengagumi kecantikan seseorang yang berada di dalam ponselnya.
"Lain kali gue harus minta maaf nih, karena udah diem-diem ngambil foto dia." Toni terus bermonolog pada dirinya sendiri sampai suara ketukan pintu terdengar di kedua telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
RomanceSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...