"Tidur Liv." Kata Toni yang melirik sang istri yang tengah berbaring disampingnya. Namun sejak tadi Olive terus bergerak kekanan dan kekiri mencari posisi yang nyaman.
Tidak ada jawaban dari Olive yang ada tubuh Olive semakin bergerak gerak mencoba mencari posisi nyaman. Toni kembali melirik sang istri kemudian menarik nafasnya pelan.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Toni yang memegang lengan Olive supaya wanita hamil itu berhenti bergerak. "Aku nggak bisa tidur, posisinya nggak nyaman." Jawab Olive cepat.
"Maaf ya udah ganggu kamu." Sambung Olive yang merasa bersalah kepada Toni, karena dirinya Toni harus terganggu.
Toni menghembuskan nafasnya pelan sebelum akhirnya bangkit dari tidurnya, kini posisinya sudah duduk sambil bersandar disandaran ranjang.
"Kenapa kamu pengen sesuatu? Atau mual?" Tanya Toni sambil menarik Olive kedalam pelukannya. Olive tidak menjawab wanita hamil itu semakin mengeratkan pelukannya ketubuh Toni.
Toni tidak lagi bertanya kepada Olive saat wanita itu tidak menjawab, Toni memilih untuk memeluk tubuh seorang wanita yang berada di pelukannya. Sambil memberikan usapan usapan lembut dikepala Olive.
Cukup lama Toni mengusap lembut kepala milik Olive sampai tanpa sadar Olive tertidur di dalam pelukan Toni sambil terus memeluk tubuh suaminya itu, "Bilang aja tidurnya pengen dipeluk." Gumam Toni saat menyadari jika Olive sudah tertidur di dalam pelukannya tanpa terusik apapun.
"Dasar bumil, bilang gitu aja susah banget. Kalau bilang pengen dipeluk kan udah dari tadi aku peluk." Toni hanya tersenyum sambil membenarkan rambut milik Olive yang menutupi sebagian wajahnya.
Setelah merasa Olive yang tertidur nyenyak Toni memilih untuk membenarkan posisi tidur Olive dengan membaringkan tubuh wanita hamil itu di atas ranjang sambil menarik selimut untuk Olive.
Kini sekarang giliran Toni yang tidak bisa tidur, ntah karena apa. Setelah memastikan bahwa posisi tidur Olive nyaman Toni memilih beranjak dari ranjang menuju keluar kamar. Rasanya Toni membutuhkan udara segar untuk menenangkan pikirannya yang lelah akibat pekerjaan pekerjaan nya di kantor yang cukup banyak.
"Ngapain dateng kesini?" Tanya Toni saat melihat seorang laki-laki yang tengah berdiri di hadapan kedua orang tuanya yaitu Kusuma dan Utari.
"Gue mau ngomong sesuatu yang penting sama Lo." Jawab laki-laki itu dengan suara yang sangat tegas yang tak lain adalah Elvan. Sosok laki-laki yang menjadi kakak sepupunya dan juga mantan dari istrinya.
"Elvan lebih baik kamu pulang sekarang juga, Tante gak mau kamu bikin ribut di rumah tante." Kata Utari yang mencoba mengusir keberadaan keponakannya ini. Bukan tanpa alasan Utari melakukan itu karena Utari yakin akan ada pertengkaran diantara keponakan dan juga anaknya maupun itu pertengkaran kecil ataupun pertengkaran besar.
"Oke kita keluar." Kata Toni yang berjalan terlebih dahulu meninggalkan Elvan yang masih berdiri tepat di hadapan Utari dan juga Kusuma.
"Elvan keluar dulu om Tan." Kata Elvan dengan suaranya yang sopan kepada Om dan juga tandanya kemudian melangkahkan kakinya keluar mengikuti langkah kaki Toni.
"Pah ini gimana, gimana kalau mereka berantem?" Tanya Utari dengan wajah paniknya kepada sang suami yang masih berdiri di sampingnya.
"Udah mah, biarin mereka berdua nyelesain masalah nya sendiri. Papa yakin Toni bisa selesaiin semua masalahnya ini sendiri tanpa bantuan kita. Kita tinggal lihat aja apa yang akan dilakukan Elvan terhadap Toni." Jawab Kusuma yang mencoba menenangkan istrinya.
"Tapi pah, mama kasian sama Olive. Dia lagi hamil, kalau sampai terjadi sesuatu gimana sama kandungnya?" Kata Utari yang mulai mengkhawatirkan kondisi menantunya itu apalagi kehamilan Olive yang terbilang masih sangat muda.
"Tidak akan terjadi apa-apa sama Olive juga bayinya, sekarang coba kamu lihat di kamarnya udah tidur apa belum." Tanpa menjawab Utari berlalu meninggalkan sang suami untuk melihat keadaan dari menantunya.
Utari beberapakali mengetuk pintu kamar Toni namun tidak ada jawaban dari dalam yang membuat Utari langsung membuka pintu kamar dengan pelan. Saat pintu terbuka Utari dapat melihat ada seseorang yang tengah terbaring di atas ranjang dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya.
Utari bisa bernafas lega saat melihat Olive yang sudah tertidur yang artinya Olive tidak akan mengetahui jika suaminya tengah bertemu dengan Elvan.
***
Sedangkan di taman depan rumah milik Kusuma dan juga Utari tengah terdiri dua sosok laki-laki yang satu bertubuh tinggi tegap dengan tatapan yang tegas dan juga sangat kejam, dan juga seorang laki-laki dengan tubuh yang tingginya hampir sama dengan laki-laki di sampingnya sambil menatap lurus kedepan.
"Dari awal Olive itu milik gue, dan mungkin sampai kapanpun dia akan jadi milik gue. Lo itu cuma suami pengganti Olive saat gue pergi, sekarang gue udah balik lagi ke sini dan gue bakal ambil apa yang seharusnya Jadi milik gue." Kata Elvan sambil menatap lurus ke depan dengan kedua tangan yang berada di saku celananya.
Toni yang mendengarnya hanya terkekeh pelan sambil melirik ke arah Kakak sepupunya yang tengah berdiri disampingnya, "asal lo tau dari awal Olive itu milik gue. Gue yang lebih dulu kenal sama Olive sebelum Olive kenal sama lo, dan gue adalah laki-laki yang dicintai sama Olive sebelum Olive ketemu sama lo. Dan sekarang Olive udah jadi milik gue, dia udah jadi istrinya Antoni Syahreza. Sebentar lagi dia bakal jadi Mama dari anak-anak gue, dan sebentar lagi juga lo bakal dipanggil om sama anak gue." Jawab Toni dengan suaranya yang datar, tidak ada ekspresi apapun di wajah Toni yang ada hanya tatapan tidak suka kepada Elvan.
"Gue udah minta baik-baik sama lo, Lo kalau khawatir tentang anak yang saat ini di kandung Olive lo jangan khawatir karena gue akan tetap menerima anak lo itu." Toni hanya menoleh kearah Elvan sambil menepuk bahu milik kakak sepupunya itu sambil tersenyum ke arahnya.
"Dia anak gue sama Olive, dan selamanya akan tetap gitu nggak ada yang bisa gantiin posisi gue ataupun Olive. Ingat satu hal dari gue, gue nggak akan biarin Olive balik lagi sama cowok brengsek dan nggak bertanggung jawab kayak lo." Setelah mengatakan itu Toni memilih melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah meninggalkan Elvan yang masih berdiri sambil menatap kearah Toni.
Setelah berhasil masuk kedalam rumah Toni segera mengunci pintu dari dalam kemudian menghampiri kedua orang tuanya yang tengah duduk di ruang tamu, "Gimana?" Tanya Utari dengan cepat saat melihat Toni yang sudah duduk di sofa yang berada di sampingnya.
"Nggak apa-apa kok mah." Jawab Toni dengan tersenyum sambil menatap ke arah sang mama. Namun Utari tahu ada kebohongan dalam diri Toni yang bisa dilihat dengan jelas.
"Sudah sekarang lebih baik kamu masuk ke dalam dan istirahat." Kata Kusuma yang mengerti kondisi yang dialami oleh putranya saat ini. Akhirnya Toni memutuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamarnya berada.
Saat masuk ke dalam kamar yang pertama ia lihat adalah seorang wanita yang tengah berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya, senyum tulus terukir jelas di bibir Toni saat berjalan mendekat kearah ranjang di mana sang istri yang tengah berbaring dengan sangat pulas.
"Aku nggak akan biarin siapapun ngambil kamu dari aku." Kata Toni sampai memberikan ucapan lembut di pipi milik Olive saat dirinya sudah berhasil duduk di atas ranjang. Setelah memposisikan tubuhnya Toni segera menyusul sang istri ke alam mimpi dengan dirinya yang memeluk sang istri.
Hello - hello guys, gimana kabarnya. Udah lama banget deh nggak up Cold wedding terakhir dua bulan yang lalu deh kayaknya hehehe.
Jangan lupa vote dan komen ya guys, aku tunggu. Babay guys, love u buat kalian semuanya hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
RomansaSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...