Sudah tiga hari Olive terbaring sakit di atas ranjang kamarnya, selama 3 hari itu juga Olive tidak pergi ke dokter karena wanita itu yang selalu menolak saat Toni ingin mengajaknya ke dokter.
Olive juga tidak mengerti ada apa dengan tubuhnya saat ini pasalnya Olive hanya merasa pusing dan mual secara bersamaan, apalagi saat wanita itu akan memasukkan kan makanan kedalam mulutnya selalu saja muntah dan berakhir tidak jadi makan dan itulah yang membuat Olive semakin bingung dengan tubuhnya.
"Kita kedokter buat periksa keadaan lo." Kata Toni yang kini sedang duduk di samping sang istri yang tengah berbaring. Namun lagi-lagi hanya gelengan kecil yang didapatkan oleh Toni saat ini.
"Kalau lo nggak pergi ke rumah sakit dan periksa nggak akan sembuh." Kata Toni kembali. Olive hanya terdiam di tempatnya sambil memejamkan kedua bola matanya, sungguh rasanya tubuhnya sangat lelah dari sebelum-sebelumnya.
"Yaudah gue berangkat kerja dulu, Lo istirahat aja disini kalau ada apa-apa langsung telepon gue." Olive hanya menganggukan kepalanya mengiyakan apa yang diucapkan oleh suaminya itu.
Sebelum berangkat Toni terlebih dahulu memberikan usapan lembut di kening dan juga kepala sang istri dan juga memberikan sebuah kecupan di kening istrinya itu yang tengah berbaring.
Setelah kepergian Toni Olive menatap sekeliling kamarnya yang terlihat sepi, bahkan gorden di kamarnya tidak fi buka. Sudah hampir 3 hari gorden itu masih tertutup dengan rapat.
Tidak lama kedua bola mata indah itu mulai terpejam dengan nafas yang teratur menandakan bahwa Olive sudah tertidur dengan pulas. Akhir-akhir ini juga Olive seringkali tertidur di pagi hari dan di siang hari.
Pukul 10 siang Olive terbangun dari tidurnya saat mendengar pintu apartemennya yang diketuk oleh seseorang dari luar, Olive nampak menautkan kedua alisnya saat mendengar pintu itu terus saja diketuk dari luar.
Dengan sedikit rasa pusing di kepalanya Olive beranjak dari ranjang untuk melihat siapa yang bertamu ke apartemennya saat ini, namun saat melewati ruang tengah Olive kembali merasakan kepalanya yang sangat pusing.
Karena pintu apartemennya yang terus diketuk oleh seseorang membuat Olive langsung berjalan menuju kearah pintu apartemennya untuk membukakan tamu yang terus saja mengetuk pintunya dengan rasa pusing di kepalanya.
Saat Olive berhasil membuka pintu apartemennya ada sosok laki-laki dengan tumbuh tinggi tegap berdiri di depan pintu menatap kearah Olive dengan seksama.
"Elvan." Gumam Olive dengan suaranya yang sangat pelan saat melihat sosok laki-laki yang berada di hadapannya ini.
"Olive." Panggil Elvan dengan suaranya yang lirih sambil menatap wajah Olive yang terlihat sedikit lesu dan juga pucat.
Olive merasakan tubuhnya yang terhuyung ke depan dan setelah itu dirinya tidak ingat apa-apa lagi.***
Toni laki-laki itu yang sedang mengerjakan pekerjaan kantor nya seketika memikirkan bagaimana kondisi sang istri yang tengah terbaring sakit di atas ranjang kamarnya.
Memikirkan Olive membuat hati Toni tidak tenang meninggalkan wanita itu sendirian di apartemen dalam kondisi sakit beberapa hari ini, "Apa gue pulang aja." Toni akhirnya memutuskan untuk pulang ke apartemennya untuk melihat keadaan sang istri.
Namun langkah kakinya terhenti karena sebuah deringan ponsel dari saku celananya. "Siapa sih?" Tanya Toni dengan suara pelan. Pasalnya ia tidak mengenali siapa yang tengah menelponnya saat ini.
"Ya hallo." Kata Toni setelah mengangkat telepon dari seseorang yang sama sekali Ia tidak kenal.
".........."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
RomanceSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...