Kedua pasang bola mata milik seseorang yang sedang tertidur diatas sofa kini mulai terbuka dengan pelan. Sesekali tangan kekar itu mengusap sebelah matanya yang diikuti dengan mulut yang sedikit terbuka karena menguap.
"Jam berapa nih?" Gumam Toni sambil melirik ke arah jam dinding yang berada di dekat lemari di dalam kamar hotel yang semalam ia tempati bersama dengan sang istri.
Setelah melihat jam di dinding itu Toni mengalihkan pandangannya ke arah ranjang dimana disana terbaring seorang gadis dengan selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya bahkan hanya wajahnya saja yang terlihat oleh Toni saat ini.
Semalam pasangan suami-istri itu tidak tidur satu ranjang melainkan tidur terpisah dengan Olive yang tidur di atas ranjang sendirian dan Toni yang tertidur di atas sofa yang berada di dekat jendela kamar hotel mereka.
Toni memilih beranjak dari duduknya menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan juga mengambil wudhu untuk sholat subuh karena jam sudah menunjukkan pukul 5 kurang 5 menit.
Setelah selesai mengambil wudhu Toni segera keluar dari kamar mandi dan mengambil sajadah serta sarung yang tadi malam ia letakkan di atas meja rias.
Tidak lama terlihat pergerakan pergerakan kecil dari seorang gadis yang tengah tertidur di atas ranjang dengan nyenyaknya.
"Emhhh!" Gumam Olive sambil meregangkan otot-otot di kaki dan juga tangannya yang terasa pegal akibat terlalu lama tidur.
Kini kedua bola mata yang tadi terpejam langsung terbuka sempurna saat mendapati lampu yang berada di kamar hotel yang tadi malam ia tempati menyala dengan terang menampilkan sosok laki-laki yang tengah berdiri menghadap ke arah kiblat dengan kedua tangan yang berada di depan dadanya.
Hal itu membuat Olive terpaku di tempatnya beberapa saat sambil memperhatikan sosok laki-laki yang berdiri di samping ranjangnya, "Toni kenapa dia disini?" Tanya Olive yang yang sudah sadar akan keadaan yang terjadi pada pagi hari ini kepada dirinya.
"Kok bisa dia disini, terus Elvan mana?" Tanya gadis itu kembali saat benar-benar melihat wajah Toni yang sedang menengok ke samping kanan dan dilanjutkan ke samping kiri.
"Toni, ngapain lo disini? Elvan mana?" Tanya Olive dengan cepat membuat Toni segera menoleh ke arah ranjang di mana istrinya masih terduduk dengan rambut yang acak-acakan karena sehabis tidur.
Toni yang mendapat pertanyaan dari istrinya itu hanya terkekeh geli karena ia tahu bawa Olive lupa kalau suaminya saat ini adalah dirinya bukan lagi kakak sepupunya Elvan.
"Lo lupa atau pura-pura lupa?" Tanya Toni dengan sangat tenang sambil berdiri dari duduknya dengan kedua tangan yang melipat rapi sajadah yang tadi ia kenakan untuk sholat subuh.
Lagi-lagi Olive hanya mengerjapkan kedua bola matanya beberapa kali mendapat pertanyaan dari Toni sosok sahabatnya sewaktu kuliah dulu.
"Kalau belum inget gue ingetin deh." Sambung Toni yang sudah meletakkan sajadah yang ia lipat kembali ke atas meja rias.
Mendengar itu membuat Olive menghembuskan nafasnya kasar karena ia sudah sadar bahwa seseorang yang menikahinya kemarin bukanlah Elvan kekasihnya tapi Toni sahabatnya sekaligus adik sepupu dari calon suaminya.
"Udah inget?" Tanya Toni kembali saat melihat perubahan mimik wajah yang ditunjukkan oleh Olive saat ini, Toni tahu bahwa sekarang Olive baru saja sadar akan keterkejutannya pagi ini.
"Cepet bangun siap-siap pagi ini kita pulang ke rumah gue, semua keluarga lo sama keluarga gue udah ada di bawah buat sarapan bareng." Kata Toni yang sama sekali tidak mendapatkan respon sedikitpun dari Olive.
Karena tidak mendapatkan respon apapun dari Olive Toni memilih mendudukkan tubuhnya di atas sofa yang tadi malam menjadi tempatnya untuk tidur, tangannya bergerak mengambil sebuah benda pipih panjang yang berada di atas meja menampilkan nama sekretaris nya yaitu Maria.
Maria adalah sekretarisnya yang sudah ia kerjakan selama 1 tahun ini semenjak dirinya mengurus perusahaan cabang sang papa yang tengah ia kelola.
Maria memiliki usia yang terpaut 3 tahun dari Toni, Toni yang sekarang sudah berusia 23 tahun dan Maria yang sudah berusia 26 tahun.
Tangannya nampak bergerak bergerak men scroll layar ponselnya menampilkan beberapa pesan yang dikirimkan Maria kepadanya tentang pekerjaan yang sedang ia kerjakan saat ini.
Sedangkan Olive yang sudah sadar dari keterkejutannya milih bangkit dari atas ranjang menuju ke kamar mandi. Namun sebelum itu gadis itu terlebih dahulu mengambil sebuah handuk baru yang berada di lemari berpintu empat berwarna putih yang terletak di sudut ruangan kamar.
Di dalam kamar mandi Olive segera membersihkan tubuhnya nya dan juga mengganti pakaiannya yang tadi dia bawa ke dalam kamar mandi.
Sekitar 30 menit berada di dalam kamar mandi akhirnya Olive keluar dengan balutan dress selutut berwarna putih dengan motif bunga kecil yang berada di lengan dan juga bagian dada.
Tatapannya jatuh kepada sang suami yang tengah fokus kepada ponselnya dengan jempol tangan yang bergerak ke bawah terus menerus membuat kedua alis Olive tertaut ke atas menatap bingung ke arah sang suami. Karena sejak ia masuk kedalam kamar mandi sang suami sudah melakukan itu dan sampai sekarang dia keluar dari kamar mandi suaminya pun masih melakukan itu.
"Udah mandinya?" Tanya Toni tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia pegang kearah sang istri yang berdiri tidak jauh darinya karena Olive yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Ud-dah." Jawab Olive dengan sedikit gugup karena tadinya ia tidak mengira bahwa Toni menyadari bahwa dirinya sudah keluar dari kamar mandi namun semuanya salah karena Toni menyadari semua itu.
Laki-laki yang berstatus sebagai suami Olive itu beranjak dari duduknya menuju ke kamar mandi, tidak lupa ia menyambar handuk yang berada di kursi yang berada di depan meja rias.
Semalam Toni memang meletakkan handuk yang ia pakai di atas kursi itu karena dirinya lupa karena harus mengerjakan pekerjaan pekerjaannya yang tertunda akibat kegiatannya akhir-akhir ini.
Kegiatan yang awalnya menjadi saudara dari mempelai laki-laki dan menjadi tamu undangan kini berubah menjadi mempelai laki-laki dan juga menjadi suami dari sahabatnya sendiri.
Olive hanya menatap kearah sang suami yang sudah masuk ke dalam kamar mandi dengan handuk putih yang bertengger indah di atas pundaknya.
Olive memilih segera menyisir rambutnya kemudian mengoleskan sedikit make up tipis di wajahnya supaya tidak terlihat pucat.
15 menit berlalu Olive yang masih setia duduk dikursi meja rias sambil merapikan rambutnya kembali yang terlihat berantakan karena tertiup angin dari jendela yang terbuka.
Tidak lama terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka menampilkan sosok Toni yang berdiri di ambang pintu dengan handuk putih yang melekat di pinggangnya. Melihat itu membuat pandangan Olive langsung terarah ke bawah karena dirinya sudah melihat bagian atas tubuh sang suami yang bertelanjang dada.
"Kenapa sih nggak pakai bajunya di kamar mandi aja." Gumam Olive sambil menundukkan kepalanya dengan tangan yang kembali merapikan rambut bawahnya yang tergerai ke samping.
Toni laki-laki itu memilih segera berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaian gantinya. Setelah mendapatkan apa yang ia cari Toni segera masuk kembali ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Maaf ya bestiee kalau seandainya banyak typo dalam penulisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
RomanceSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...