Part 9

1.5K 91 4
                                    

Malang.

Pukul 19.00 pasangan suami istri itu baru saja sampai diapartemen setelah melewati beberapa menit perjalanan udara menggunakan pesawat dan dilanjut dengan menggunakan kendaraan roda empat.

Toni membuka pintu apartemen yang 1 tahun ini menjadi tempat tinggalnya saat di kota Malang yang diikuti oleh Olive dibelakangnya.

Tidak banyak drama yang terjadi di saat mereka berdua akan pergi ke Malang, yang ada hanya Olive yang tidak rela jika harus meninggalkan kedua orang tuanya serta adiknya Fahri.

Pasangan suami istri itu menarik koper untuk memasuki sebuah kamar yang terlihat cukup besar Jika dilihat dari luar, saat pintu berhasil dibuka terpampanglah keindahan kamar tersebut. Kamar bernuansa abu-abu itu sangatlah indah dengan peletakan barang-barang yang sangat pas, sebuah ranjang besar di tengah-tengah kamar dengan sebuah lemari yang besar dan juga panjang serta meja rias dan 1 buah pintu yang Olive yakini adalah pintu kamar mandi.

"Baju lo taruh lemari aja, gue mau mandi dulu." Kata Toni yang meletakkan dua buah koper yang tadi ia bawa di depan lemari besar miliknya.

Sebelum laki-laki itu melangkah masuk kedalam kamar mandi terlebih dahulu ia mengambil handuk putih bersih yang berada di dalam lemari nya.

Setelah kepergian Toni Olive memilih melepaskan sepatu sneaker berwarna putih yang melekat di kakinya serta tas selempang yang sejak berangkat dari rumah mertuanya terus bertengger di pundaknya.

Olive menatap sekeliling kamar yang sebentar lagi akan menjadi tempat tinggalnya bersama dengan sang suami. "Sabar Olive." Olive pada dirinya sendiri mencoba memberi semangat untuk dirinya menghadapi ujian pernikahannya yang baru saja dimulai dengan perubahan sikap Toni yang sangat sangat mengejutkan baginya.

Olive segera membuka koper kopernya dan mengeluarkan semua barang-barangnya seperti baju-baju gantinya, barang-barang lainnya seperti tas sepatu make up dan juga buku-buku novel kesukaannya.

Di tengah-tengah pekerjaannya Olive mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka menampilkan sosok sang suami yang tengah berdiri di ambang pintu dengan handuk putih sepinggang.

"Tolong ambilin gue baju dong." Kata Toni dengan tiba-tiba tanpa menyadari perubahan wajah Olive yang sangat merah karena malu melihat tubuh bagian atas Toni yang telanjang.

Dengan sedikit gugup Olive membuka pintu lemari yang didalamnya terdapat semua baju-baju milik sang suami mulai dari kaos, celana pendek serta kemeja kerja.

"Nggak usah pake kaos." Kata Toni tiba-tiba saat tangan Olivia ingin mengambil sebuah kaos polos yang yang tertata rapi di dalam lemari.

"Ini." Kata Oliv setelah mengambilkan celana pendek dan juga celana dalam untuk suaminya.

"Lo nggak mandi?" Tanya Toni setelah keluar kembali dari kamar mandi setelah mengganti pakaiannya.

"Kayaknya nggak deh, soalnya di sini hawanya dingin banget." Toni hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Memang cuaca di Malang terasa cukup dingin di malam hari dan juga di pagi hari.

"Lo mau makan malam apa?" Tanya Toni kepada sang istri yang tengah sibuk menata semua barang barangnya di meja rias yang sudah tersedia di dalam kamar tersebut.

"Terserah deh Ton, yang penting enak ya." Jawab Olive dengan diakhiri kekehan kecil, Olive segera mengakhiri tawanya saat tidak mendapatkan respon apapun dari Toni.

Toni keluar dari kamarnya sambil membawa ponsel miliknya, sedangkan Olive gadis itu tengah merapikan koper koper nya dan meletakkannya di atas lemari.

Setelah mengganti pakaiannya menjadi piyama Olive memilih menghampiri sang suami yang tengah duduk di ruang tengah dengan ponsel yang menyala di tangannya.

Beberapa kali Toni mengerjapkan kedua bola matanya saat melihat Olive yang duduk disampingnya dengan pakaian piyama bergambar Doraemon.

"Ternyata gadis barbar ini juga punya piyama Doraemon." Kata Toni dalam hatinya. Toni juga tidak menyangka jika gadis barbar yang berada di sampingnya ini mempunyai piyama yang biasanya dipunyai oleh perempuan-perempuan pada umumnya.

Hanya keheningan yang menghiasi malam mereka berdua, sampai akhirnya terdengar suara ketukan dari pintu utama yang terdengar beberapa kali. Setelah meletakkan ponselnya di atas meja Toni segera menghampiri pintu dan membuka pintu apartemennya menampilkan sosok laki-laki pengantar makanan yang mengantarkan makanan pesanannya untuk dirinya dan juga sang istri.

Setelah membayar Toni kembali masuk kedalam apartemen dan mengunci pintu apartemennya terlebih dahulu, "Ini." Kata Toni sambil memperlihatkan kantung plastik yang berisi makanan yang sudah ia pesan beberapa menit yang lalu.

"Ayo kita makan." Kata Oliv dengan antusias yang merebut makanan yang dipegang oleh Toni dan berjalan cepat kearah dapur.

Kedua bola mata Olive nampak mengerjap beberapa kali saat melihat dapur yang begitu indah dengan banyak sekali perabotan perabotan rumah tangga yang biasa ada di dalam rumahnya.

"Lo suka masak sendiri Ton?" Tanya Olive menatap ke arah Toni yang sudah menarik kursi meja makan tepat di sebelahnya.

"Gue nggak pernah masak makanan, kalau masak cuma mie instan sama yang gue bisa aja selebihnya mah gue beli."jawab Toni apa adanya karena memang adanya dirinya tidak pernah memasak apa pun di dapurnya.

Di dapur nya sendiri hanya ada rice cooker, panci, oven, microwave dan juga beberapa gelas dan juga piring.

"Tapi kok ini ada banyak perabot-perabot an sih, nih lo liat aja ada blender, mixer, terus alat-alat lainnya yang biasanya ada di rumah gue. Ternyata di apartemen lo lengkap banget ya." Kata Olive kembali sambil memperhatikan satu persatu perabotan yang tertata rapi di dapur milik sang suami.

Toni nampak memperhatikan arah pandang Olive dan benar adanya bahwa banyak sekali perabotan-perabotan baru yang berada di dapur apartemen miliknya. "Eh ini juga kok udah ada bahan makanan aja sih?" Tanya Olive kembali saat membuka lemari pendingin menampilkan banyak sekali bahan-bahan makanan seperti sayur, buah-buahan, susu, daging dan lain sebagainya.

Toni juga ikut memperhatikan kulkas yang tengah dibuka oleh sang istri. "Perasaan pas gue tinggal nggak ada apa apa." Gumam Toni yang merasa heran kenapa banyak sekali makanan yang sudah tersimpan rapi di dalam kulkas nya.

"Ini makanannya." Kata Olive yang sudah menyiapkan makanan yang tadi dipesan oleh Toni ke dalam piring. Karena sudah sangat lapar akhirnya dengan cepat Toni menerima piring tersebut yang berisi nasi serta ayam goreng tepung.

Toni memang sengaja memesan itu karena menurutnya lebih cepat dan juga simpel, "Sebentar, gue mau ambil minum." Kata Olive yang kembali beranjak dari duduknya menghampiri lemari pendingin yang berada di sudut dapur.

Olive nampak membuka botol air putih kemudian menuangkan air itu ke dalam 2 gelas, satu gelas untuknya dan satu gelas untuk Toni.

"Ini minuman lo." Kata Olive yang meletakkan 1 gelas air putih di samping tangan Toni.

"Makasih." Olive hanya menganggukkan kepalanya pelan mendapat ucapan terima kasih dari sang suami.

Keheningan kembali terjadi saat keduanya sudah menyantap makan malam mereka, namun sesekali Olive nampak memperhatikan Toni yang tengah mengunyah makanannya.

"Gue udah selesai." Kata Toni yang sudah meneguk habis air putih yang tadi diambilkan oleh Olive.

Olive menatap kearah makanan yang berada di hadapan Toni, bahkan makanan tersebut sudah tidak tersisa hanya meninggalkan bungkusnya serta sendoknya saja sedangkan makanan di hadapannya masih sisa setengah.


----------------

Selamat pagi bestiee, gimana kabar kalian?

Aku udah update nih part 9, jangan lupa vote dan komen ya bestiee. Akan aku usahakan update tiap hari❤️

Cold Wedding (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang