Part 29

1.5K 101 1
                                    

"Jadi kak Elvan udah balik?" Tanya Toni menatap wajah menunduk Olive. Mendapat anggukan lemah dari Olive membuat senyum Toni terukir jelas di bibirnya.

"Terus kenapa lo nangis? Seharusnya lo seneng kan bisa ketemu sama kak Elvan lagi." Sambung Toni yang kini ingin beranjak dari duduknya di sebelah sang istri.

Toni sudah berhasil berdiri tepat disamping ranjang miliknya, "Apa sebelumnya lo udah tau kalau kak Elvan pulang makanya lo mau pulang ke Jakarta?" Olive yang mendengar itu segera menggelengkan kepalanya kuat karena dia benar-benar tidak tahu jika Elvan sudah kembali.

"Gue beneran gak tahu kalau Elvan udah pulang, gue ketemu sama dia saat gue sama mama lo jenguk tante Inggit." Toni hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan pertanda ia mengerti namun dalam lubuk hati yang paling dalam ia sangat meragukan istrinya itu apakah benar yang diucapkan oleh istrinya itu ataukah sebuah kebohongan untuk menutupi kesalahannya.

"Mendingan sekarang lo istirahat aja, pasti capek kan perjalanan dari Jakarta ke Malang itu jauh." Kata Toni yang melangkahkan kakinya pergi menjauh dari sama istri.

Olive hanya bisa menatap nanar kearah sang suami yang pergi menjauh darinya, ada rasa bersalah di dalam hatinya saat melihat raut wajah kecewa sang suami yang terlihat sangat jelas di hadapannya.

Setelah keluar dari kamarnya Toni lebih memilih pergi ke dapur untuk kembali mengambil minuman bersoda yang sudah tersedia di dalam kulkas miliknya. Toni mengambil 2 kaleng minuman bersoda dari dalam kulkas.

"Gue minta maaf sama lo." Ucapan seseorang membuat fokus Toni yang tadinya pada minuman yang berada di tangannya kini beralih kepada seorang gadis yang berdiri di sampingnya sambil menundukkan kepalanya menahan tangis.

"Minta maaf buat apa? Kalau nggak salah kenapa harus minta maaf?" Tanya Toni yang mendongakkan kepalanya menatap ke arah sang istri yang masih berdiri disampingnya sejak tadi.

"Sekarang lo istirahat aja." Kata Toni kembali. Namun dengan cepat Olive menggelengkan kepalanya bahwa ia tidak mau diminta Toni untuk segera ber istirahat.

"Ayo gue anter." Sambung Toni yang ini berjalan bergandengan dengan tangan Olive untuk sampai di kamar mereka. Olive berbaring di atas ranjang dengan Toni yang masih berdiri di sampingnya terus menatap kearah Olive yang juga menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Toni yang kini mendudukkan tubuhnya disamping sang istri dan mengusap lembut rambut istrinya itu.

"Gue, gue mau ngasih hak lo sebagai suami." Perkataan yang keluar dari mulut Olive membuat Toni hanya terkekeh pelan dengan tangan yang sudah terlepas dari rambut sang istri.

"Udah sekarang lo istirahat aja, gue juga mau istirahat." Olive segera menahan Toni yang ingin beranjak menjauh darinya.

"Kita bisa lakuin itu sewaktu waktu kalau lo udah siap." Perkataan yang keluar dari bibir Toni membuat Olive hanya terdiam di tempatnya. Karena jujur saja dirinya belum siap untuk memberikan hak sang suami.

"Udah sekarang lo tidur, jangan dipikirin lagi. Kita bisa lakuin itu saat lo uda siap dan nerima gue." Setelah mengatakan itu Toni segera pergi menuju ke kamar mandi yang berada di dekat lemari.

Sedangkan Olive gadis itu sudah meneteskan air matanya, bukan apa-apa ia hanya sedih karena tidak memberikan hak suaminya itu. Ditambah lagi dirinya yang belum siap memberikannya, entah ia mendapat ide dari mana untuk mengatakan itu tadi.

Tidak lama kini Toni sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan bertelanjang dada dan juga celana pendek, "Udah sekarang lo tidur gih." Kata Toni kembali yang kini mengelus lembut rambut sang istri.

Toni juga sudah membaringkan tubuhnya disamping sang istri sama seperti biasanya, namun tanpa terduga Olive mendekati Toni dan memeluk erat tubuh laki-laki itu membuat Toni hanya tersenyum kecil.

Cold Wedding (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang