Part 49

1.4K 92 16
                                    

"Elvan kamu kenapa sih tiba-tiba ninggalin aku?" Tanya seorang wanita yang saat ini tengah berdiri dihadapan Elvan sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tania aku mohon sama kamu jangan pernah ganggu aku lagi jangan pernah ganggu kehidupan aku lagi." Jawab Elvan dengan nada pelan namun penuh dengan penekanan.

"Kenapa kamu jadi berubah kayak gini sih sama aku?" Tanya Tania yang memegang lengan milik Elvan namun segera ditepis oleh laki-laki itu.

"SEMUA INI GARA-GARA KAMU. AKU HARUS TERUSIR DARI RUMAH AKU SENDIRI TERUSIR DARI PERUSAHAAN PAPA AKU, KEHILANGAN CALON ISTRI SEMUA ITU KARENA KAMU TANIA." Bahkan saat ini air mata Tania sudah jatuh ke pipinya karena mendengar ucapan yang keluar dari Elvan dengan nada yang sangat kasar.

"Asal kamu tahu kalau seandainya malam itu kamu nggak bunuh diri semua ini nggak akan terjadi mungkin sekarang Olive lagi ngandung anak aku bukan anak Toni." Sambung Elvan namun kini suaranya terdengar sangat lirih di telinga Tania.

"Jadi sekarang aku minta sama kamu jangan pernah temuin aku lagi jangan pernah hubungin aku lagi dan jangan pernah ganggu hidup aku lagi." Setelah mengatakan itu Elvan segera masuk ke dalam apartemennya yang saat ini ia tinggal sendiri sejak ia kembali dari Malang.

Tania gadis itu nampak kembali menahan air matanya sejak tadi sudah turun membasahi wajahnya, terlihat sangat jelas kedua tangannya mengepal di samping badannya dengan kedua mata yang saling tertutup.

"Ini semua gara-gara Toni." Gumam Tania sambil menghapus air matanya dengan sangat kasar setelah itu pergi meninggalkan apartemen milik Elvan.

"Kenapa juga Toni itu harus sepupunya Elvan kenapa enggak orang lain." Gumam Tania dalam hati sambil terus berjalan meninggalkan area apartemen.


***

Olive wanita hamil itu baru saja turun dari mobil yang mengantarkannya sampai rumah, supir itu adalah orang suruhan Toni karena Toni tidak bisa mengantarkan Olive pulang.

Olive segera masuk ke dalam rumah dan tidak mendapati siapapun berada di dalam rumah, karena tidak mendapati siapapun di rumah Olive memilih untuk masuk ke dalam kamarnya untuk segera beristirahat.

"Mama sama Anggun kemana ya?" Tanya Olive di dalam hatinya yang tidak mendapati Mama mertua dan juga adik iparnya.

Olive melepas tas nya sejak tadi ia bawa dan meletakkannya di atas ranjang kemudian mendudukkan tubuhnya di atas ranjangnya. Sampai akhirnya wanita hamil itu tertidur dengan sendirinya di atas ranjang.

Sedangkan di tempat lain seorang wanita paruh baya dan juga seorang gadis tengah berjalan mengelilingi toko baju, "Mah sebenernya mama ngajak Anggun ke sini mau cari apa sih masa dari tadi nggak nemu-nemu?" Tanya Anggun yang menatap sedikit kesal ke arah sama mama.

"Aduh Anggun bisa diem nggak sih Mama lagi nyari baju yang cocok buat papa kamu." Anggun hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan saat melihat mamanya yang sudah kembali berjalan menelusuri deretan-deretan baju yang sangat banyak.

Sampai akhirnya Utari berhenti di depan deretan-deretan kemeja untuk laki-laki, Utari memilih beberapa kemeja untuk sang suami kenakan saat bekerja. Sedangkan Anggun gadis itu memilih melihat-lihat baju yang berada di sekitarnya.

"Anggun ayo pulang mama udah selesai." Senyum tipis terukir jelas di wajah Anggun saat mendengar ajakan sang Mama untuk pulang.

Setelah membayar beberapa belanjaannya Utari dan juga Anggun segera pergi meninggalkan pusat perbelanjaan itu dan segera kembali ke rumah bersama dengan mang Jamal, seseorang yang menjadi sopir di rumah Utari.

Sesampainya di rumah Utari dan juga Anggun langsung masuk begitu saja ke dalam rumah setelah mengucapkan salam namun tidak ada satupun yang menjawab salam mereka. Anggun gadis itu segera pergi menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua sedangkan Utari memilih untuk duduk di sofa ruang tamu rumahnya.

Sore harinya pukul 16.00 sore Olive baru saja terbangun dari tidur siangnya dengan wajah yang masih mengantuk wanita hamil itu bangkit dari atas ranjang menuju ke kamar mandi.

Setelah membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi Olive segera keluar dengan pakaian yang sudah melekat di seluruh tubuhnya. Karena belum mendapati sang suami yang berada di kamar Olive memilih turun untuk memeriksa apakah suaminya itu sudah pulang dari bekerja atau belum.

Saat berada di lantai satupun Olive tidak mendapati sang suami di sana yang akhirnya Olive memilih untuk keluar dari rumah dan menunggu sang suami pulang dari bekerja hari ini. Wanita itu duduk di kursi yang berada di teras rumah mertuanya dengan ponsel yang berada di tangannya.

Wanita hamil itu lebih memilih untuk mengecek satu persatu media sosialnya sampai akhirnya ada seorang laki-laki yang datang menemui dirinya membuat Olive sedikit mendongokkan kepalanya menatap ke arah laki-laki yang kini berdiri tepat di hadapannya.

"Ngapain lagi sih kamu kesini?" Tanya Olive yang terlihat sangat kesal dengan kedatangan seorang laki-laki yang tidak diharapkan kedatangannya bukannya menjawab laki-laki itu malah menarik pergelangan tangan Olive membuat Olive langsung berdiri dari duduknya.

"ELVAN APA-APAAN SIH KAMU?" Tanya Olive dengan suaranya yang sangat keras sambil menatap wajah seorang laki-laki yang berada di hadapannya seorang laki-laki yang sudah berani menyentuh pergelangan tangannya.

"Aku cuma mau kamu, cuma mau kamu kembali lagi sama aku bukan sama Toni." Rasanya Olive tidak percaya jika yang berada di hadapannya ini adalah Elvan mantan calon suaminya yang juga berstatus sebagai kakak sepupu dari suaminya.

"Lepas." Kata Olive yang melepaskan paksa tangan Toni yang terus memegang pergelangan tangannya hingga akhirnya tangan Olive sudah terlepas dari tangan Elvan. "Aku udah pernah bilang berapa kali sama kamu kalau aku enggak akan lagi kembali sama kamu karena sekarang suami aku itu Toni bukan kamu. Kamu itu cuma masa lalu yang seharusnya nggak pernah datang lagi di kehidupan baru aku, kedatangan kamu di kehidupan aku itu buat semuanya berantakan." Kata Olive sambil menatap tajam ke arah Elvan yang masih berdiri di hadapannya.

"Meskipun kamu nolak aku akan tetap berusaha buat dapetin kamu kembali bagaimanapun caranya, kalaupun aku nggak bisa hidup bersama sama kamu begitupun Toni dia juga nggak akan bisa hidup bersama sama kamu." Kata Elvan dengan senyum tipisnya yang membuat Olive menatap curiga ke arah laki-laki itu.

"Elvan aku peringatin kamu ya jangan pernah berpikir untuk mencelakai Toni karena aku nggak akan biarin itu terjadi." Kata Olive dengan penuh penekanan.

"Kita lihat aja nanti siapa apa yang bisa dapetin kamu dan yang bisa hidup bersama sama kamu selamanya Toni atau aku?" Kata Elvan dengan senyum menyaringi di wajahnya.

"Ayo sekarang kamu ikut aku kita pergi dari sini kita akan hidup bahagia bersama, termasuk juga sama anak kamu." Kata Elvan sambil menarik kembali pergelangan tangan Olive dengan sangat kuat membuat Olive hanya bisa mengikuti langkah kaki Elvan sambil memukul-mukul tangan Elvan dengan tangannya yang lain berusaha melepaskan pegangan Elvan dari tangannya.

"Elvan lepas!!!" Kata Olive sambil berusaha untuk melepaskan tangan Elvan dari tangannya. Namun Elvan tidak sama sekali mendengarkan ucapan dari Olive.

Sampai akhirnya mereka berdua sampai di depan mobil milik Elvan, sampai akhirnya Olive dipaksa masuk ke dalam mobil oleh Elvan dengan cara mendorong dorong tubuh Olive untuk masuk ke dalam mobil.

Namun tiba-tiba ada seseorang yang menarik paksa Elvan yang membuat Elvan langsung tersungkur ke belakang karena tarikan itu.

-----

Jangan lupa vote dan komen ya guys, huhu

Cold Wedding (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang