Hampir setengah hari mereka berdua mengelilingi eco green Park bersama-sama, setelah berkeliling dari eco green Park mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju pulang karena Olive yang sudah lelah.
"Makasih ya Ton untuk hari ini, gue seneng banget." Kata Olive dengan tiba-tiba saat mereka berhenti tepat dihadapan lampu merah.
"Nggak usah makasih." Jawab Toni yang kini sudah menginjak gasnya karena lampu di depan sudah berubah menjadi warna hijau.
Olive hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya pelan sambil tersenyum tipis menatap ke arah Toni yang sedang fokus mengemudi. "Oh ya gimana kalau hari ini kita kekantor aja, buat ngerjain pekerjaan yang ketunda." Kata Olive setelah beberapa saat mempertimbangkan keputusannya itu.
"Nggak, kita pulang aja." Tolak Toni dengan suaranya yang datar dan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Olive.
"Yaudah deh." Olive hanya bisa pasrah mengikuti kemauan dari sang suami setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit mereka berdua sudah memasuki area gedung apartemen milik mereka berdua.
"Ayo masuk." Kata Toni yang sudah membuka pintu apartemennya namun saat menoleh kebelakang Toni dapat melihat Olive yang tengah bersandar di dinding sambil memegang kepalanya.
"Lo kenapa?" Tanya Toni sedikit panik kepada Olive. Olive gadis itu hanya menggelengkan kepalanya dengan mata yang terpejam.
Namun saat akan melangkahkan kakinya Olive terhuyung kedepan, beruntung ada Toni yang segera menangkap tubuh kecil itu dan membawanya ke dalam pelukannya.
"Lo kenapa? Lo sakit?" Tanya Toni yang melihat ke bawah tepat di mana wajah sang istri yang tengah berhadapan dengan dadanya. Namun tidak ada jawaban dari Olive membuat Toni bergegas untuk menggendong tubuh kecil itu dan membawanya masuk ke dalam apartemen.
Toni segera masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuh sang istri di atas ranjang, setelah berhasil merebahkan tubuh Olive di atas ranjang Toni segera melepas sandal yang sejak tadi masih melekat di kaki Olive dan juga tas yang berada di pundak Olive.
Tangan laki-laki itu bergerak perlahan menuju ke arah dahi seorang gadis yang tengah berbaring disampingnya, "Lo demam." Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Olive gadis itu hanya bergumam kecil sambil menggenggam tangan Toni yang berada di dekatnya.
"Elvan."
Deg
Toni merasa pasokan oksigen di sekitarnya mulai habis mendengar gumaman yang keluar dari mulut sang istri, laki-laki itu hanya bisa menampilkan senyum tipis di bibirnya sambil mengusap kepala Olive dengan lembut.
"Oke nggak apa-apa lo manggil gue Elvan. Karena mungkin lo lagi nggak sadar." Toni berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak terbawa emosi karena sang istri yang mengucapkan nama pria lain dihadapannya.
Setelah berhasil melepaskan tangannya dari genggaman sang istri Toni segera pergi menuju kearah dapur untuk mengambil kompresan, namun saat akan masuk kembali ke dalam kamar tiba-tiba Toni mengingat bahwa tadi sang istri memanggil nama kakak sepupunya.
"Lo bisa Ton." Gumam Toni yang berusaha menenangkan pikiran dan hatinya yang sedang tidak baik-baik saja saat ini. Setelah berusaha akhirnya Toni berhasil masuk ke dalam kamarnya bersama dengan kompresan ditangannya.
Toni segera duduk di samping Olive kemudian segera mengompres dahi Olive berharap demam dari gadis itu segera turun, "Pasti lo capek kan hidup sama gue. Makanya lo jadi sakit kayak gini." Gumam Toni dengan senyum di bibirnya.
"Kalau lo mau lepas dari gue silakan, gue nggak maksa lo buat tetep ada disini di samping gue, lo punya hak buat bahagia dan lo punya hak buat ngejar lagi calon suami lo itu." Kata Toni yang terus memandangi wajah Olive yang sedang terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
Roman d'amourSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...