Part 35

2.1K 128 7
                                    

Setelah menghabiskan teh hangatnya itu Olive langsung tertidur di balik selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Sedangkan Toni laki-laki itu memilih untuk mengganti pakaiannya di dalam kamar mandi karena sejak tadi Toni belum sama sekali mengganti pakaiannya yang basah karena air hujan.

Saat keluar dari kamar mandi Toni kembali teringat akan ucapan sang istri tentang dirinya yang menghindari istrinya itu dengan cara tidur terpisah dan juga tidak pernah pulang bersama lagi saat ke kantor.

"Apa gue keterlaluan sama dia?". Tanya Toni dengan suaranya yang lirih saat menatap kearah Olive yang sedang berbaring memunggunginya.

"Maafin gue." Toni berjalan perlahan menuju kearah sang istri yang tengah berbaring. Setelah berhasil mendekati istrinya itu Toni segera memeluk tubuh sang istri yang berada di balik selimut.

"Lo pasti terluka banget sama sikap gue." Lirih Toni kembali sambil mengusap pipi istrinya yang terlihat sembab karena Olive yang sejak tadi menangis di dalam mobil.

***

Di pagi hari yang cerah Olive sudah terbangun dari tidurnya kali ini ia merasakan ada sesuatu yang menimpa pinggang dan juga kakinya. Dan benar saja saat membuka kedua bola matanya Olive dapat melihat ada sebuah tangan kekar yang melingkar di pinggang miliknya dan juga ada sebuah kaki yang menimpa kedua kakinya.

"Toni." Gumam Olive pelan. Senyum tipis terukir jelas di wajah Olive saat mengetahui bahwa Toni semalam tidur bersamanya dan memeluk tubuhnya.

"Lihat deh, papa kamu ganteng banget ya. Semoga kamu mirip ya sama papa kamu." Gumam Olive yang berbicara kepada kandungannya yang baru 1 bulan itu.

"Tapi kamu jangan niru kayak papa kamu yang cuek dan dingin itu, kamu tahu enggak kalau papa kamu itu kejam. Mama sering dengar dari karyawan karyawan di kantor papa kamu kalau Papa kamu itu kejam." Olive kembali terkekeh pelan saat dirinya terlihat sangat bodoh karena berbicara dengan kandungannya yang baru 1 bulan.

Olive kembali memejamkan matanya saat melihat pergerakan dari Toni yang melepaskan tangannya dari pinggang Olive, setelah kedua bola mata Toni terbuka laki-laki itu memilih menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan juga tubuh sang istri.

Toni memilih beranjak dari ranjang namun sebelum itu laki-laki itu membenarkan selimut yang dipakai oleh sang istri kembali sebelum meninggalkan istrinya itu untuk masuk ke dalam kamar mandi.

Saat tidak merasakan ada pergerakan lagi di atas ranjang Olive segera membuka kedua bola matanya dan yang ia dapati kosong tidak ada suaminya di sampingnya, Olive segera turun dari ranjang untuk membuka gorden kamarnya setelah itu menyiapkan pakaian berhenti untuk suaminya.

Berhubung hari ini adalah hari Minggu Olive mengambil pakaian rumah biasa untuk sang suami kenakan hari ini, saat keluar dari kamar mandi Toni terlihat sudah segar dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

Kedua bola mata itu menangkap sosok wanita yang tengah berdiri di samping nakas dengan ponsel di tangannya, tatapannya beralih pada baju yang sudah disiapkan oleh Olive di atas ranjang.

"Ton, tungguin gue ya. Gue mau sholat bareng lo." Kata Olive yang berlari dengan cepat ke arah kamar mandi. Sedangkan Toni yang melihat sang istri berlari hanya tersenyum ngeri bagaimana nasib kandungan yang berada di dalam kandungan istrinya itu jika tingkah Olive yang tidak berubah sejak dulu.

Toni menepati janjinya laki-laki itu menunggu Olive sampai wanita itu keluar dari kamar mandi setelah mengambil wudhu untuk sholat subuh bersama, 05.05 Olive sudah selesai melipat mukena dan juga sajadah yang tadi ia kenakan untuk sholat subuh bersama dengan suaminya.

Wanita itu segera keluar dari kamar untuk memasak sarapan hari ini, sebenarnya Olive sangat ragu untuk memasak sarapan karena sudah dua minggu ini ia memasak sarapan tapi Toni sama sekali tidak menyentuh makanan buatannya.

Dan Toni lebih memilih untuk memesan makanan saat dirinya berada di kantor, dan hal itu membuat Oliv sangat sedih dan juga kecewa kepada dirinya sendiri.

"Nggak papa deh kalau dia nggak mau makan, nanti kita habisin makanannya sama-sama ya." Kata Olive sambil mengelus perutnya dengan lembut setelah itu membuka kulkas dan mengambil bahan-bahan makanan yang berada di dalam kulkas miliknya.

Tidak jauh dari dapur ada seorang laki-laki yang tengah mengintip apa yang dilakukan oleh Olive saat ini, ada rasa sesal di dalam hati laki-laki itu saat mendengar kata demi kata yang keluar dari bibir Olive.

Laki-laki itu sangat mengetahui jika kata demi kata yang keluar dari mulut Olive menyiratkan kesedihan dari wanita itu. "Lo masak apa?" Tanya Toni setelah beberapa saat berdiri di belakang Olive yang sedang memotong sayuran.

"Eh lo ngagetin gue aja." Kata Olive sambil menoleh ke belakang setelah itu kembali lagi fokus kepada sayur yang tengah ia potong. Kali ini Olive memang duduk di kursi yang berada di meja makan sedangkan Toni berdiri di belakang wanita itu.

"Hari ini gue cuma mau masak tumis brokoli sama telur ceplok, kalau lo mau makan apa biar nanti gue pesenin." Kata Olive dengan senyum di bibirnya. Namun sayang Toni tidak dapat melihat senyum itu karena posisinya yang berada di belakang Olive.

Toni memilih untuk menarik kursi yang berada di samping istrinya kemudian menduduki kursi itu dan menuangkan air kedalam gelas, "Gue mau sarapan sama yang lo masak hari ini." Sontak saja membuat Olive langsung menoleh ke samping tempat dimana sang suami yang tengah duduk.

"Lo beneran mau makan masakan gue kali ini." Mendapat anggukan dari Toni membuat senyum mengembang di bibirnya. Bahkan saking senangnya Olive tidak sadar bahwa jarinya terkena pisau dan berdarah.

"Jari lo." Kata Toni saat melihat darah yang terus keluar dari jari telunjuk sang istri. Olive yang mendengar itu segera menundukkan kepalanya dan benar apa yang dikatakan oleh Toni bahwa jarinya sekarang tengah mengeluarkan darah.

"Nggak papa kok cuman sedikit." Jawab Olive dengan santai, wanita itu hanya mengusap darah yang berada di jarinya menggunakan tisu dan membungkus jarinya sendiri menggunakan tisu yang tadi ia ambil.

Setelah itu ia kembali memotong brokoli dan juga wortel di hadapannya, "Olive ini berdarah." Kata Toni yang menarik tangan sang istri dengan cepat.

"Nggak papa kok ini juga nggak sakit, minggir ah gue mau masak lo kan mau sarapan sama masakan gue." Jawab Olive yang kembali menarik tangannya dari genggaman Toni.

Toni memilih beranjak dari duduknya untuk mengambil obat yang berada di laci meja yang berada di ruang tengah. Dengan sedikit berlari Toni membawa kotak obat itu ke dapur.

"Sini biar gue obatin." Kata Toni yang kini menarik kembali tangan istrinya itu. Kali ini Olive juga hanya bisa pasrah karena sebenarnya tangannya juga sakit terkena pisau dan mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Olive kembali membulatkan kedua bola matanya saat melihat Toni yang menghisap jari telunjuknya yang terdapat darah, setelah itu Toni membersihkan darah yang masih membekas di jari telunjuk sang istri menggunakan kapas.

Toni memberikan obat dan juga plester kepada jari telunjuk Olive, "Nggak usah diterusin lagi masaknya kita pesen aja." Olive segera menggelengkan kepalanya kuat pertanda ia tidak mau.

"Nggak, gue nggak mau gue mau masak aja, kan lo mau sarapan masakan gue." Tolak Olive dengan cepat dan hal itu membuat Toni hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan.

-----------

Guys malem ini aku sengaja banget update lebih awal, karena aku nggak tau kapan lagi bisa update. Semoga aja bisa update lagi secepatnya ya guys.

Bantuin 1k followers yuk guys, yang belum follow cepetan follow deh ya. Biar aku juga tambah semangat update dan kalian nggak akan ketinggalan berita dari aku.


Cold Wedding (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang