"Pagi mah." Kata Olive yang baru saja memasuki area dapur. Disana sudah ada sang mama dan asisten rumah tangga nya yaitu mbok Nur.
"Pagi sayang." Jawab Wardah cepat. Saat menoleh kebelakang Wardah dapat melihat wajah lesuh putrinya.
"Kamu kenapa? Kamu sakit?" Tanya Wardah cepat. Olive menautkan kedua alisnya saat mendapat pertanyaan dari sang Mama namun gadis itu segera menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Wardah tadi.
"Nggak kok mah, kurang tidur aja." Jawab Olive jujur apa adanya. Memang tadi malam dirinya susah sekali untuk tidur entah mungkin karena tidak terbiasa kembali tidur sendiri karena satu bulan ini ia tidur bersama dengan Toni.
"Mama kira kamu sakit." Kata Wardah yang kembali melanjutkan acara memasak sarapannya bersama dengan Mbok Nur.
"Kamu bangunin adik kamu gih." Kata Wardah yang langsung mendapat anggukan cepat dari Olive. Gadis itu kembali naik ke lantai 2 di mana kamar sang adik Fahri berada.
"Dek bangun." Kata Olive yang sudah membuka pintu kamar sang adik. Olive dapat melihat sang adik yang masih berada di dalam selimut dengan keadaan rambut yang berantakan dan wajah yang imut.
"Perasaan dia udah SMA, kok masih imut gini." Gumam Olive saat melihat wajah lucu adiknya. Namun seper sekian detik kemudian Olive ingat bahwa hari ini sang adik harus bersekolah.
"Fahri bangun, sekolah." Kata Olive yang mengguncang tubuh sang adik yang masih terlelap dalam tidurnya. Namun Fahri cowok yang yang duduk di bangku kelas 2 SMA itu masih memejamkan matanya bahkan tidak terganggu sama sekali.
"Fahri!!" Teriak Olive tepat di telinga sang adik membuat cowok itu langsung terduduk sambil mengerjapkan kedua bola matanya berulang kali dengan detak jantung yang berdebar-debar.
"Gila lo kak." Kata Fahri yang sudah sadar dari keterkejutannya yang disebabkan oleh sang kakak. Sedangkan Olive gadis itu hanya tersenyum setelah itu meninggalkan sang adik yang masih duduk di atas ranjang dengan selimut yang menutupi kedua kakinya.
***
Setelah semuanya berkumpul di meja makan keluarga dari Andra itu segera melakukan sarapan pagi bersama kali ini keluarga mereka sudah lengkap karena kedatangan Olive kemarin kembali ke rumah.
"Makan yang banyak." Kata Wardah kepada Olive saat gadis itu hanya memakan beberapa sendok sarapan di hadapannya.
"Iya mah." Jawab Olive dengan lesuh karena nafsu makannya sudah hilang saat melihat berbagai macam makanan kesukaannya di hadapannya. Bukan apa-apa dirinya hanya mengingat bagaimana suaminya itu makan, saat dirinya tidak ada di samping sang suami.
"Kamu kenapa nak?" Tanya Andra yang sedikit khawatir kepada putrinya itu. Pasalnya Andra sama sekali tidak pernah melihat wajah Olive yang lesuh saat ini.
"Mungkin dia kangen sama suaminya." Jawab Fahri yang kini sudah menyelesaikan sarapannya. Sedangkan Olive yang mendengarnya hanya diam karena ia mengakui jika dirinya rindu terhadap sang suami.
Setelah acara sarapan itu selesai Olive dan juga Wardah segera membereskan meja makan dan juga piring piring yang kotor, setelah selesai semua itu tidak ada lagi pekerjaan yang dikerjakan oleh Olive, gadis itu hanya diam di ruang tengah sambil memakan cemilan yang tadi ia bawa dari dapur.
Namun pandangannya kini terarah ke arah pintu utama dimana terdengar suara ketukan dari pintu rumahnya berulang kali, dengan ogah-ogahan Olive berjalan menghampiri pintu utama dan membuka pintu tersebut menampilkan sosok wanita paruh baya yang tengah tersenyum ke arahnya sambil membawa sebuah paper bag di tangan kirinya.
"Mama." Kata Olive setelah mengetahui siapa yang mendatangi rumah kedua orang tuanya yang tak lain adalah mama mertuanya ibunda dari sang suami.
"Masuk mah." Kata Olive Setelah menyalami Mama mertuanya itu. Sedangkan Wardah yang berada di dapur segera keluar saat mengetahui bahwa besannya datang berkunjung ke rumahnya.
"Wah kok nggak bilang-bilang mbak?" Tanya Wardah menatap ke arah Utari yang sudah duduk berdampingan bersama dengan Olive.
"Iya, ini tadi beli kue buat Mbak Inggit terus tadi ingat kalau Olive pulang ke sini." Kata Utari sambil memberikan paper bag yang berisi kue yang baru saja ia beli tadi sebelum berangkat ke kediaman sang besan.
"Maaf ya mbak enggak bisa lama soalnya harus pergi ke rumah sakit buat tengok Mbak Inggit sama ngasih sarapan buat Mas Hamdan." Kata Utari setelah beberapa saat berbincang bersama dengan besannya dan juga sang menantu.
"Mah Olive boleh ikut nggak?" Tanya Olive yang ikut berdiri bersama dengan Utari. Setelah mendapatkan izin dari Utari Olive bergegas kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel dan juga tas miliknya.
Setelah berpamitan kepada sang Mama Olive segera pergi bersama dengan sama mertuanya untuk menemui tante dari suaminya itu, di dalam perjalanan Olive dan juga Utari terus saja bercerita entah itu bercerita tentang kue, pakaian bahkan tas-tas bermerek lainnya.
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan akhirnya Utari dan Olive sampai juga di rumah sakit tempat di mana Inggit dirawat, Inggit memang sudah satu minggu berada di rumah sakit hal itu dikarenakan Inggit yang banyak pikiran dan juga tekanan karena masalah yang akhir-akhir ini datang di keluarganya.
Yang pertama adalah kabur nya Elvan dari acara pernikahannya, dilanjut dengan kaburnya Elvan bersama dengan seorang wanita ke luar kota, dan tidak adanya kabar dari Elvan sama sekali sejak kaburnya Elvan dari rumah.
"Assalamualaikum mbak." Kata Utari dengan pelan sambil mendorong pintu ruang rawat inap sang kakak ipar.
"Waalaikumsalam." Jawab seseorang dari dalam yang tak lain adalah Hamdan sang kakak dan juga Inggit yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit.
"Ini sarapan buat mas." Kata Utara yang memberikan sebuah rantang makanan kepada sang kakak. Hamdan hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kearah sang adik.
"Loh Olive kamu kesini?" Tanya Hamdan yang menyadari keberadaan Olive di belakang Utari, "Iya mas kemarin Olive pulang ke sini dianterin sama Toni tapi sorenya Toni kembali lagi ke Malang." Jawab Utari cepat.
"Bagaimana kabar kamu nak?" Tanya Hamdan setelah Olive menyalami tangan laki-laki paruh baya itu. "Baik kok om." Jawab Olive sambil tersenyum, ada rasa canggung di dirinya saat bertemu dengan Hamdan dan Inggit.
"Kamu semakin cantik saja Liv." Kata Inggit yang mengagumi kecantikan dari istri dari keponakannya itu. Olive hanya tersenyum canggung kearah Inggit yang sedang berbaring.
"Yaudah kalau gitu mas pergi dulu." Kata Hamdan yang berpamitan kepada sang istri dan juga adiknya. Hamdan memang harus pergi ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya karena kaburnya Elvan yang membuat semuanya menjadi berantakan.
Olive hanya diam duduk di sofa sambil sesekali melirik sang mama mertua dan juga tante dari suaminya itu berbincang, "Mah Olive ketoilet dulu." Kata Olive yang kini sudah berdiri dari duduknya sambil meletakkan ponselnya yang sejak tadi ia pegang di atas meja.
"Iya sayang." Jawab Utari sambil tersenyum kearah sang menantu. Setelah mendapatkan izin Olive segera masuk ke dalam kamar mandi yang berada di ruang rawat inap Inggit.
Sedangkan diluar Utari dan juga Inggit tengah berbincang-bincang bagaimana selayaknya mereka seperti adik dan kakak, mereka berdua adalah adik dan juga kakak ipar yang sangat kompak dalam segala hal bahkan mereka tidak pernah satu kalipun terlibat dalam masalah apapun bahkan sekecil apapun.
Itu semua karena Utari dan Inggit adalah sepasang sahabat sewaktu mereka ada kuliah dulu.
----------
Part 26 udah aku update ya, jangan lupa vote dan komen secepatnya aku tunggu sekarang juga.
Jangan jadi pembaca yang tidak terlihat ya bestiee, cuma mau baca tapi nggak pernah ninggalin jejak meskipun itu hanya vote. Setidaknya hargai hasil karya orang lain🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Wedding (ON GOING)
Roman d'amourSQUEL dari Sahabatku suamiku, kisah tentang kedua sahabat Alana dan juga Arga. Satu tahun menjalin hubungan bersama dengan Elvan akhirnya Olive dan Elvan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka, yaitu dengan ikatan pernikahan. Namun siapa sangka...